CHAPTER 41🦋

10.3K 679 3
                                    

Happy reading 🥳
Jangan lupa follow Instagram
@wp_xyrinyy72
Jangan lupa juga tinggalkan vote komennya🌤️
.
.
.

Raisa memasuki rumah ia dan juga arsaka, tepat malam ini ia pulang kembali kerumah tersebut, tak ada lagi amarah yang ada didalam dirinya cuma masih ada sedikit rasa kecewa.

Digendongnya ada Vero yang ikut kesini, Reyna dan bram katanya sedikit terlambat untuk menjemput Vero karna jalanan yang padat membuat mereka terjebak macet.

Arsaka senantiasa mengikuti istrinya, bibirnya bahkan tak sanggup untuk normal dari tadi melengkung terus sangking bahagianya dirinya malam ini tidak tidur sendiri lagi.

Bidadarinya kembali kedekapannya malam ini juga.

Mereka tak langsung ke kamar, Raisa memilih mendudukkan dirinya di sofa terlebih dahulu.

"Jagain vero bentar ya kita sholatnya gantian aja, udah adzan aku mau sholat dulu sekalian ganti baju" arsaka membalasnya dengan menganggukkan kepalanya, menurut.

Sebelum kekamar, Raisa sekilas mencium kedua pipi Vero, gemas.

"Mau juga dicium" ujar arsaka dengan nada merengek. Tapi bukan Raisa yang menyium, malah ia mendapat ciuman dari Vero dengan tampang polosnya.

Melihat wajah melas suaminya membuat Raisa tertawa, "gemes banget sih anak bunda" ujarnya lalu mencium lagi tapi kali ini dihidung Vero.

"Sayang cium ih" tak sengaja arsaka melirik ke Vero yang bersiap menciumnya "heh bocil diem!" gertaknya kesal.

"Nggak boleh gitu sama Vero" peringat Raisa.

"Salah siapa, aku kan minta cium dari kamu malah nih bocil main nyosor-nyosor aja kalau mau nyosor nanti habis bunda kamu yang cium"

Raisa menggeleng-gelengkan kepalanya, ada-ada saja suaminya ini, tapi karna tidak ingin membantah, wajah Raisa mendekat ke wajah arsaka, lalu mencium sekilas pipi kanan suaminya.

"Yang sini enggak" tunjuk arsaka kebibirnya, tapi dibalas pelototan tajam dari Raisa.

"Canda sayang nanti biar bocil ni aja yang cium"

"Nggak boleh! Itu kan cuma punya aku" canda Raisa, tapi mampu membuat wajah suaminya memerah sampai telinga.

"Lemah banget sih digituin aja salting" sindir Raisa.

"Lemahnya kalau diginiin sama kamu doang" sial, sekarang bibir Raisa yang ingin sekali tersenyum, wajahnya langsung ia alihkan agar suaminya tidak melihat kesaltingannya.

"Padahal lemahnya sama sok ngejek lemah" ujar arsaka yang melihat Raisa wajahnya memerah. Padahal wajahnya ditutupi cadar, kok suaminya bisa tau?!.

Dengan masih salting sekaligus malu, Raisa ngibrit berlari menuju lantai dua yang membuat arsaka tertawa kencang.

"Hati-hati larinya zaujati" teriak arsaka dengan masih ada sisa-sisa tawa nya.

Setelah tidak melihat Raisa lagi, tatapan arsaka beralih ke Vero yang ternyata sudah tertidur di samping dirinya.

"Si bocil udah tidur aja cepet banget sih tidurnya cil" nggak tau kenapa arsaka tiba-tiba nyaman dengan panggilan bocil untuk Vero, mungkin ia akan memanggil dengan sebutan bocil selalu.

"Kok kamu kalau tidur makin gemes si cil" bahkan arsaka sudah ikut berbaring, bibirnya sudah menciumi seluruh wajah Vero yang tertidur nyenyak.

"Cil, minta doa ke Allah ya, biar bunda bisa cepet punya baby, ayah janji deh kalau perempuan nanti ayah bakal jodohin sama kamu, pasti nanti dia cantik banget cil, produk dari ayah mah nggak bakal gagal! Tapi kalau laki-laki jadi partner berantem kamu aja deh jangan sampai homo ya cil nggak boleh!" Ujar arsaka sedikit ngawur.

SIBUCIN YANG BERKEDOK GUS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang