CHAPTER 43🦋

8.8K 616 2
                                    

Happy reading
Jangan lupa vote komennya

Follow Instagram
[ @wp_xyrinyy72 & @xyrin.yy ]

****

Keluarga Raisa dan juga keluarga arsaka sudah berkumpul dirumah Raisa dan juga arsaka.

Mereka hari ini berencana untuk mengecek kandungan Raisa, atas bujukan suaminya dan kak Safira baru Raisa mau, walau sebenarnya ia takut.

Kenapa sampai keluarga? Karena tadi arsaka cuma bilang ke bunda Raisa mereka malah ingin ikut, alhasil sang umi pun mau ikut juga dan jadilah mereka ikut semua.

"Bismillah semoga baik-baik aja ya sayang" bisik sang bunda mencoba menenangkan anaknya.

"Mendingan aku enggak tau aja nggak sih Bun? Kalau tau tapi akan menyakiti ku buat apa?" Balasnya.

"Sayang kita harus tau, kamu juga harus tau, kalau emang ada halangan kan bisa minta resep dokter, dokter tau yang terbaik buat kamu, bunda yakin kamu baik-baik aja"

"Aku takut bunda" ujar Raisa pelan.

"Bismillahirrahmanirrahim sebelum berangkat alangkah baiknya kita berdoa terlebih dahulu" ucapan sang kyai membuat mereka sama-sama menangkupkan tangannya, walau doa-doa nya hanya kyai yang membacakan.

****

Tangan Raisa bergetar, ia takut. Disampingnya ada suaminya yang dari tadi tidak menjauh dari dirinya.

"Udah nggak usah takut, bismillah ada Allah sama kita" ujar arsaka menenangkan.

"Aku takut sama hasilnya" sahut Raisa.

"Apapun hasilnya jangan dibuat kepikiran, dokter pasti nyaranin yang terbaik buat kamu"

Mereka sedang menunggu giliran Raisa, sepertinya hanya mereka yang sampai membawa keluarga yang lain hanya berdua dengan suaminya.

Tapi karna dokter nya adalah sepupu Abi, jadi mereka santai saja memenuhi depan ruangan ini.

"Atas nama ibu Raisa Ayudia naysa silahkan masuk"

Ucapan dari suster, membuat Raisa dengan cemas berdiri, lalu memasuki ruangan tersebut bersama arsaka.

"Assalamu'alaikum Tante" sapa arsaka.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh, aduh ponakan Tante nih ganteng banget" jawab dokter tersebut.

"Kesini sama siapa Ar?"

"Ada umi Abi sama orang tua Raisa"

"Loh Safira nggak ikut?"

"Kak Safira nunggu rumah, sambil mau ngajar pesantren" balas arsaka membuat dokter tersebut mengangguk.

Raisa disana diintrogasi seperti keluhannya apa, dan banyak lainnya. Dia juga hanya membalas dengan jujur, sampai akhirnya ia di periksa.

****

Dokter tersebut memberikan amplop berisi hasil pemeriksaan Raisa dan juga arsaka. "Buka yang punya Raisa saja" ujar dokter tersebut membuat arsaka dengan perlahan membuka amplop milik istrinya, dan mengambil surat didalamnya.

SIBUCIN YANG BERKEDOK GUS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang