CHAPTER 62🦋 END

21.1K 1K 200
                                    

Happy reading 💘🔥
Jangan lupa vote, share, and komen ya bestiee😻

Follow Ig :
@xyrin.yy
@arsaka_fareza
@raisaa_ais
@wp_xyrinyy72

*****

Arsaka langsung dimakamkan dihari itu juga, tepat setelah sholat ashar, dan sampai sekarang juga Raisa benar-benar belum ada pergerakan.

Bahkan dokter menyatakan Raisa koma.

Sebenarnya tadi dokter sudah menyarankan untuk dimakamkan setelah sholat dhuhur, tetapi keluarga mereka menolak, mereka masih menunggu Raisa bangun mungkin bisa untuk melihat yang terakhir kalinya, tetapi nihil Raisa benar-benar tidak memberi simbol apapun.

Sedangkan afzal tadi sempat pingsan, ia tak menyangka aba nya meninggalkannya secepat itu.

Untuk saat ini, Raisa diserahkan sebentar oleh suster disana karena mereka semua ingin ikut memakamkan arsaka.

Digendongan bunda Raisa ada afzal yang masih terus menangis, walau umurnya masih kecil dia sudah paham tentang ini karena arsaka pernah mengajarkannya.

"JAUHIN PAPANNYA, JANGAN DITUTUP! ABA AFZAL PASTI NANTI BANGUN!" Tiba-tiba teriakan tersebut berasal dari afzal membuat mereka langsung menatap anak kecil itu dengan perasaan yang berbeda-beda.

"Afzal nggak boleh gitu ya, biarin aba terlebih dahulu bertemu Allah, pasti aba bahagia disana" ujar Safira mengambil alih afzal.

"Nggak! Umma belum ketemu aba! Biarin gini aja sampai umma datang" ucap afzal, kepalanya menggeleng kuat, tapi tetap saja dilanjutkan sampai akhirnya masih ada dua papan yang belum ditutupkan, penduduk makam tersebut mendongak.

"Tolong diadzankan dulu untuk yang terakhir kalinya" ujar penduduk tersebut.

"Afzal, turun ya sama opa, adzanin dulu aba nya" ucapan tersebut terucap oleh umi arsaka dan lagi-lagi membuat afzal menggeleng.

"Afzal sayang, adzanin dulu aba nya biar aba nya bahagia karena dengar afzal yang adzanin untuk yang terakhir kalinya" ucapan bunda Raisa membuat afzal terdiam.

Safira dengan perlahan menurunkan afzal yang langsung ditangkap oleh kyai Abdurahman, wajah anak kecil tersebut mendekati wajah aba nya, sampai akhirnya bibirnya berhenti tepat ditelinga orang yang sudah berkujur kaku dengan bibir yang membentuk senyuman, memang arsaka meninggal dengan keadaan bibirnya tersenyum seperti yang dikatakan afzal saat anak kecil itu melihat aba nya waktu kecelakaan berlangsung.

"Allahuakbar Allahuakbar" ujarnya mengawali mengadzani arsaka.

"..... La ilaaha illallaah"

Dengan cepat afzal menghapus air matanya yang terus saja keluar, ia tak ingin air matanya terkena jenazah ayahnya, karena ia paham tentang air mata yang tidak boleh terkena jenazah.

Abi arsaka yang sudah ingin menggendong cucunya kembali untuk ia bawa keatas lagi terhenti karena mendapat gelengan dari cucunya.

"Bentar ya opa, izinin afzal ngomong sebentar sama aba" ucapnya.

"Assalamu'alaikum aba, aba masih dengar afzal ngomong kan? Ba, hari ini hari terburuk menurut afzal, aba kenapa ninggalin afzal secepat itu? Aba nggak pengen nunggu umma sadar dulu? Nanti kalau umma bangun terus nanyain aba, afzal bilang apa ba?. Ba, dedek bayi udah lahir, dia cantik lucu banget, aba nggak pengen lihat dedek bayi?, Aba juga tau nggak kalau tadi yang adzanin dedek bayi afzal" anak laki-laki itu berucap sembari terus mengusap air matanya karena ia takut kalau air matanya jatuh dan sampai terkena jenazah ayahnya.

SIBUCIN YANG BERKEDOK GUS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang