CHAPTER 40🦋

11.2K 682 7
                                    

Happy reading 💗
Jangan lupa vote⭐ komennya 💬
Follow juga Instagram aku ya! @xyrin.yy thanks you yang udah follow🌤️🤍
.
.
.

Raisa menatap suaminya ragu, sekilas ia melihat mata suaminya tersirat kerinduan, mata suaminya berkaca-kaca, tak sedetikpun tatapan suaminya beralih menatap dirinya dari awal bertemu.

Merasa canggung memang, Raisa kira tadi Reyna dan bram yang ingin menjemput Vero, makannya ia membukakan pintu, tapi ternyata malah suaminya.

Orang tua Raisa juga sedang tidak dirumah, mereka sedang ke teman ayahnya katanya mau bersilaturahmi.

Tidak ada yang memulai percakapan, Raisa yang canggung sekaligus tak enak, juga arsaka yang masih ingin menikmati wajah istrinya.

Sampai akhirnya suara tangis Vero yang berada dikamar Raisa terdengar, karna tadi Raisa lupa untuk menutup pintu jadi bisa terdengar sampai bawah.

"Bentar ya, aku izin nenangin Vero dulu" izin Raisa berpamit, bahkan sebelum arsaka mengizinkannya.

Arsaka masih terdiam, ia ingin sekali bertemu dengan Vero, tapi ingin mengikuti Raisa ke kamar wanitanya juga ia belum meminta izin.

Tapi selang beberapa menit, suara langkah kaki dari tangga mengalihkan pandangannya, istrinya sedang menuruni tangga dengan Vero digendongannya.

Setelah Raisa duduk, baru arsaka pindah yang tadinya duduk didepan Raisa beralih di samping perempuan tersebut.

"Aku merindukanmu zaujati sangat rindu" ujarnya lirih tapi mampu didengar Raisa, karna suaminya berbicara tepat ditelingannya.

Suara serak arsaka saat berbicara membuat Raisa ingin meneteskan air matanya, ia merindukan suara berat itu, sebenarnya mereka sama-sama rindu bedanya jika arsaka bisa menunjukkan kerinduan itu, sedangkan Raisa tidak.

Dengan perlahan tangan arsaka terangkat, ia memegang tali cadar Raisa lalu melepaskan tali tersebut sampai wajah Raisa terlihat semuanya.

"Ayah" secara kompak mereka menoleh ke Vero, bahkan mereka lupa jika ada Vero disini, karna pikiran masing-masing yang memenuhi otak mereka.

Bibir arsaka terangkat, tangannya beralih mengambil Vero yang masih dalam pangkuan Raisa.

"Anak ayah ganteng banget sih, belum mandi ya belum wangi ih" ujarnya sembari mencium seluruh wajah Vero.

Melihat Vero yang menggeleng membuat arsaka terkekeh, anak kecil itu menggeleng dengan wajah cengo yang membuat wajah gemas yang ada diwajahnya bertambah gemas.

"Bunda nakal ya enggak mandiin kamu, padahal kamu mau ayah ajak jalan-jalan, tapi karna belum mandi enggak jadi aja"

Mata Vero menatap kaca-kaca ke arsaka, sepertinya memang Vero sudah bisa memahami ucapan manusia.

"Orang Vero baru aja bangun" balas Raisa tak terima dibilang nakal.

Tawa renyah terdengar candu ditelinga Raisa. Entahlah tawa, senyum, suara itu menjadi bagian candu Raisa.

Tanpa membalas ucapan istrinya, mata arsaka kembali menatap Vero "mau jalan-jalan sama ayah nggak?" Tanyanya.

"Alan-alan" ujar Vero menjawab antusias.

SIBUCIN YANG BERKEDOK GUS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang