CHAPTER 28🦋

11K 772 5
                                    

HAPPY READING BESTIE
JANGAN LUPA VOTE KOMENNYA
.
.
.

Arsaka menoleh kesamping, memandangi wajah istrinya yang memejamkan mata, mungkin karena kelelahan.

Tangannya bergerak membuka tali niqab yang menutupi wajah cantik wanitanya. Bibirnya melengkung tetapi air mata arsaka turun.

"Maaf ya, atas kesalahanku hari ini. Maaf atas semuanya" ujar arsaka pelan, ia tau istrinya pasti tidak akan mendengarnya tapi ia tau Allah bisa mendengarnya.

"Ya Allah maafkan hamba, maaf telah membuat wanita hamba menangis sampai ngadu kepadamu ya Allah"

Dengan perlahan juga arsaka menutup matanya, ia ikut larut kedunia mimpi, dengan mereka berdua yang belum keluar dari mobil. Tidur di mobil dengan wajah berhadapan tanpa sepengetahuan siapapun selain arsaka dan Allah.

Tapi beberapa menit arsaka sudah bangun kembali, mendengar lenguhan dari istrinya. Raisa juga membuka matanya dengan perlahan, tubuhnya terasa remuk.

Melihat wajah suaminya. Raisa terdiam sejenak, bibirnya tersenyum tipis, kemudian ia menyambar niqab yang masih berada ditangan suaminya dan langsung memasangkan diwajahnya.

Setelah niqab tersebut terpasang, tanpa sepatah katapun Raisa langsung membuka pintu mobil, ia berjalan memasuki rumahnya dengan arsaka yang juga mengikutinya dari belakang.

Dicuekin itu sakit, tapi alasan cuek itu lebih sakit. Dan arsaka tau itu.

Kaki arsaka senantiasa mengikuti istrinya berjalan menuju kamar, tapi bukan kamar mereka melainkan kamar kucing wanitanya.

Tangan Raisa membuka pelan knop pintu kamar tersebut, ia berjalan memasukinya. Raisa juga merasa aneh ketika biasanya setiap kali ia masuk, kucing kesayangannya akan langsung menghampirinya tetapi ini kok tidak?.

"Abby" panggil Raisa sembari mencari keberadaan kucing kesayangannya.

Sampai akhirnya pandangan Raisa jatuh menatap kucing kesayangannya yang tertidur dipojokan, senyum dibibirnya terbit, ia mendekati kucingnya tapi saat ia pegang tubuh kucing tersebut sudah kaku.

Kucingnya sudah ke surga ternyata.

"Kenapa sayang?" Raisa menggeleng tanpa menoleh, air matanya sudah berjatuhan.

"Abby mati hiks" ujarnya.

"Hah?"

Baru Raisa menoleh, ia menatap nyalang suaminya. "SI ABBY MATI KAMU KASIH MAKAN APA?"

Dari dua hari yang lalu Raisa memang tidak menengok kucingnya sama sekali, yang sering masuk kamar ini adalah suaminya, katanya hanya memberi makan.

Arsaka menggeleng, ia lupa mengasih makan apa untuk kucing wanitanya tersebut, dan ternyata setelah diingat-ingat, ia belum sama sekali memberikan makanan dan terakhir dua hari yang lalu sebelum ditanya istrinya.

Dengan perlahan arsaka menyengir, hal itu membuat Raisa tambah menatapnya tajam. "Hehe, aku lupa ngasih makan, terus pas dua hari yang lalu kucing kamu pup nya ada darahnya. Aku lupa mau bilang"

Suasana hening seketika, tapi itu bertahan beberapa detik sebelum suara tangis Raisa memenuhi ruangan.

"S- sayang maafin aku hiks" arsaka juga ikut menangis, ia sudah sering kali membuat nangis istrinya hari ini. Arsaka takut Raisa marah dengannya dan memilih untuk pisah, memikirkan saja sudah membuat arsaka ingin mengurung istrinya saja.

"Abby tuh segalanya buat aku, kamu kok jahat banget sih" ujar Raisa sesegukan.

Arsaka juga langsung ikut berjongkok dibelakang Raisa. Tangannya perlahan memeluk tubuh wanitanya tersebut.

SIBUCIN YANG BERKEDOK GUS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang