CHAPTER 10🦋

22K 1.5K 4
                                    

HAPPY READING BESTIE
JANGAN LUPA VOTE KOMENNYA!!
.
.
.

"assalamu'alaikum" ucap Raisa diambang pintu kamar yang ditempati Nanda, Jasmine dan juga Zahra.

"wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh" sapa mereka yang berada di dalam kamar.

"eh Ning Ais, silahkan masuk" ucap salah satu santriwati yang langsung diangguki Raisa.

"Nanda nya ada?"

"eh Ning, sini Ning" Raisa menoleh mendapati Nanda yang berdiri tak jauh darinya.

"hai Nanda, ngobrol diluar aja mau? kalau disini nanti kamu kurang nyaman" Nanda mengangguk, setelah Raisa berpamitan sama santriwati yang terdapat dikamar tersebut, ia mengajak Nanda ke taman pesantren.

"disini aja ya udaranya seger, lebih lagi sepi" ucap Raisa.

"na'am Ning" Raisa tersenyum dibalik cadar yang ia pakai.

"siapa dia?" Nanda menoleh mendapati pertanyaan seperti itu dari Raisa, ia menatap bingung.

"yang kemarin" paham Raisa menerangkan apa maksud ucapannya.

"oh dia" Nanda mengedarkan pandangannya ke arah taman sebelum menjawab. "dia sahabat kecil saya ning, saya udah lama nggak ketemu dia, kita dulu pisah karena saya harus ikut ayah saya, tapi saat berjalannya waktu saya tau kalau dia sahabat kecil saya baru-baru ini, jujur saya menunggu kehadirannya, menunggu kapan waktu saya bisa bertemu dia kembali, kapan saya bisa tertawa lagi sama dia" isakan demi isakan terdengar ditelinga Raisa ia lebih mendekati Nanda lalu memeluk tubuh tersebut.

"saya menunggu dia datang lagi kepada saya, dari saya berpisah sama dia di umur sembilan tahun sampai saya berumur tujuh belas tahun ini saya merindukan sosoknya, dan Alhamdulillah nya saya bertemu lagi sama dia yang katanya udah lama juga dipesantren ini"

"waktu kemarin saya bertemu dengannya, dia menceritakan dia sahabat saya, waktu itu saya reflek langsung memeluknya, Tapi malah ada salah satu ustadzah yang melihat kami seperti berpelukan"

Raisa mengusap kepala yang terbungkus hijab tersebut dengan pelan, "maaf ya kemarin saya nggak bisa hentiin semuanya"

"tidak Ning! konsekuensinya bukannya emang begitu? di Al Qur'an kan udah tertulis" Raisa tersenyum kembali Nanda itu baik dan kemarin cuma dia reflek karena kerinduannya.

"Jasmine sama Zahra?" mendapat gelengen dari Nanda, Raisa menghela nafas.

"dari kemarin saya ke pesantren ini lagi, Jasmine dan Zahra kayak menjauh gitu Ning, tapi ya nggak papa, mereka kecewa sama saya maybe" Raisa mengangguk mengerti.

"Ning" panggil Nanda. "makasih ya Ning, udah mau berteman dengan saya, bahkan saya nggak menyangka bisa berteman dengan Ning, soalnya kan tahta Ning kan Ning sedangkan saya aduh apa ya" kekeh Nanda.

"no! Nanda, saya tetap manusia biasa, seperti kalian, kita sama-sama makan nasi kan?"

"bahkan saya juga seperti tidak pantas dipanggil Ning, saya juga dipanggil itu berkat suami saya, Gus saka"

"nanti ngomong sama Jasmine dan Zahra ya, biar kalian nggak diem-dieman kayak gitu lagi" titah Raisa.

"saya agak nggak percaya kalau mereka mau maafin saya Ning" ucap Nanda sembari menunduk memainkan jari-jarinya.

SIBUCIN YANG BERKEDOK GUS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang