CHAPTER 33🦋

9.6K 726 9
                                    

Happy reading
Jangan lupa vote komennya
.
.
.

Arsaka menatap tak tega istrinya yang meringkuk diatas kasur, badannya panas sekali. tapi ia menggigil hebat.

"Sayang, makan dulu ya, biar sedikit enakan badannya"

Raisa menggeleng, "nanti aja, kamu berangkat sekarang nanti keburu telat"

Hari ini yang tadinya ingin ke dokter buat periksa gagal oleh Raisa yang sakit, dan juga pagi tadi arsaka sudah ditelpon manajernya dan bilang ada rapat yang harus ia hadiri.

Pakaian arsaka sudah lengkap pakaian kantor, ia sudah rapi tetapi enggan untuk bangun dari sisi istrinya.

Sebenarnya tadi arsaka sudah sempat menyuruh manajernya untuk membatalkan saja, tetapi Raisa malah mencegahnya.

Padahal menurutnya tidak ada yang lebih berharga dari istrinya. Tapi paksaan istrinya yang berharap ia kerja membuat ia dengan terpaksa mengganti pakaiannya.

"Sayang" panggil arsaka pelan. "Aku bukan mau bantah kamu, tapi aku beneran nggak bisa berangkat. Kesehatan kamu itu lebih berharga dari apapun, aku pengen jagain kamu, aku takut kamu kenapa-napa"

Raisa yang semula memunggungi arsaka seketika dengan pelan berbalik menghadap suaminya.

"Hargai dia ya, aku baik-baik aja. Nanti aku suruh Aina atau kak Safira kesini" sebenarnya sangat malas menyebut nama Aina, tetapi entahlah sepertinya ia juga membutuhkan bantuan dia jika kakaknya enggak bisa menemaninya.

"Lebih baik kamu ikut aku ke kantor dari pada kamu dirumah sama Aina"

"Yaudah nanti kak Safira disuruh kesini"

"Biar aku aja ya yang nemenin kamu, pekerjaan tuh nggak penting sayang"

"Aku tuh bisa jaga diri, palingan mau datang bulan. Kan udah biasa juga? Sekarang tanggal berapa?"

Tangan arsaka mengambil handphonenya yang berada diatas nakas, ia melihat tanggal dari situ.

"Udah tanggal 25, kok tumben kamu telat?"

Raisa yang semula-mula memejamkan mata, reflek membukanya. Ia baru sadar jika sudah melewati masa haidnya.

Pikirannya berharap ada karunia Allah, bibirnya tersenyum tipis. Tapi disisi lain ia juga takut jika tidak, jadi lebih baik ia menyembunyikan senyumannya.

"Udah mungkin telat" ujarnya walau dari awal haid ia tahu tanggal 17 adalah tepatnya, bahkan tak pernah geser 1 hari pun.

"Beneran?"

"Iya sayang, sekarang kamu berangkat ya, aku udah enggak kenapa-napa"

Melihat suaminya memandanginya dengan ragu, Raisa pun tersenyum. Memberi kepercayaan jika dia sudah baik-baik saja.

"Tapi aku minta umi temenin kamu ya? Umi pasti dirumah"

Raisa menggelengkan kepalanya "enggak usah, aku udah baik-baik aja" ujarnya.

"Yaudah aku enggak mau berangkat"

"Eh! Yaudah iya, tapi kalau umi lagi sibuk enggak usah aja ya" arsaka mengangguk, sebelum pergi meninggalkan istrinya untuk memanggil sang umi, ia menyempatkan diri untuk mencium kening Raisa.

"Hati-hati jaga pandangan" ucap Raisa sembari terkekeh.

****

"Udah makan nak?" Tanya sang umi. tetapi dijawab gelengen oleh Raisa.

SIBUCIN YANG BERKEDOK GUS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang