CHAPTER 2🦋

40.5K 2.5K 103
                                    

HAPPY READING BESTIE😻💘
JANGAN LUPA VOTE KOMENNYA
.
.
.

"Maaf ya Gus, jika Gus saka, meminta hak Gus sebagai seorang suami sekarang, mohon maaf banget, ais belum siap Gus, Ais masih sekolah, sekali lagi Ais minta maaf Gus" ucap Raisa sembari menunduk tidak berani melihat wajah suaminya.

Arsaka yang mendengar itu sontak langsung tertawa, tangannya bergerak meraih wajah istrinya  dan dengan pelan mendongakkan wajah istrinya untuk menatapnya.

"Kok ketawa?" Tanya Raisa dengan bingung, aneh saja begitu.

"Sini peluk" bukannya membalas, arsaka malah merentangkan kedua tangannya, meminta istrinya untuk masuk kepelukannya.

"Ais, Saya tidak akan meminta hak saya sebelum kamu siap, dan juga sebelum ada rasa yang tumbuh diantara kira. Kalaupun saya melakukannya sekarang, itu berarti hanyalah hawa nafsu semata, dan saya tidak ingin itu terjadi pada kita. Saya hanya ingin nanti dengan rasa yang sama, kamu sudah mencintai saya dan begitupun saya yang sudah mencintai kamu"

"Kita sama-sama berdoa ya is, semoga kita secepatnya didatangkan rasa saling sayang. Walaupun sekarang rasa sayang itu belum datang kepada kita, aku berharap kita bisa sama-sama berjalan mengambil rasa sayang itu"

Raisa mengangguk pelan diiringi tetesan air mata yang mulai turun, ia terharu dengan setiap kata yang diucapkan suaminya.

Arsaka yang menyadari bajunya basah, dengan perlahan menjauhkan tubuh istrinya, dan benar saya istrinya menangis didalam pelukannya.

"Hei, kenapa nangis?" Tanyanya dengan khawatir.

"Nggak papa Gus, Ais kira menikah karna perjodohan itu bakal rumit karena mereka tidak saling menyayangi, seperti cerita-cerita wattpad yang nanti bakal saling dingin, tetapi ternyata menikah karena perjodohan tidak serumit itu, malahan Ais bahagia sama Gus walau baru sehari kita menikah dan mengetahui satu sama lain, kita kayak udah saling tau sejauh itu"

Arsaka hanya menggelengkan kepalanya sembari terkekeh pelan, "Dasar korban fiksi" ledeknya menoel hidung Raisa.

"Ih fiksi itu sebagian hidup ais tau!" jawab Raisa kesal.

"Hahaha, udah-udah sekarang tidur ya udah pukul 12" Raisa mengangguk ia berjalan menuju kasur diikuti arsaka dibelakangnya.

Beberapa menit mereka merebahkan tubuhnya, denguran halus sudah terdengar ditelinga arska membuat ia tersenyum tipis, kedua matanya menatap punggung istrinya, karena posisi Raisa yang tidur membelakanginya.

Jam sudah menunjukkan pukul 1 malam tetapi arsaka masih senantiasa menatap punggung Raisa, ia tidak bisa tidur. Sesuatu yang ia benci sampai sekarang adalah seperti ini. Dengan perlahan ia menghela nafas lalu memposisikan dirinya untuk duduk, dirinya kesal sendiri.

Menemui uminya, itu yang arsaka butuhkan sekarang. Sebelum beranjak ia menoleh kembali keistrinya yang terlihat sangat nyenyak.

Setelah cukup, dengan hati-hati dirinya beranjak tanpa mengeluarkan suara sedikitpun, agar istrinya tidak terganggu. Kakinya melangkah menuju kamar umi nya yang jaraknya tak jauh dari kamar miliknya.

Tok tok tok

Ketukan pintu itu berasal dari tangan nakal arsaka yang mengetuk tidak sopan pintu kamar uminya dengan waktu semalam ini.

"Assalamu'alaikum, umi ini Arsa" ujar Arsaka sedikit lirih, berharap hanya uminya yang mendengarnya.

"Wa'alaikumsalam, sebentar Arsa" balasan sang umi dari dalam kamar.

SIBUCIN YANG BERKEDOK GUS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang