CHAPTER 44🦋

8.5K 645 17
                                    

Happy reading ❤️
Jangan lupa vote sama komennya

Follow Ig :
[ @wp_xyrinyy72 & @xyrin.yy ]

****

Ini sudah hari ke-3 dari kejadian kemarin, dan Raisa jatuh sakit dari hari ke-2, badannya panas dan flu tentunya, dari orang tua arsaka, orang tua Raisa, Safira bahkan Aina sudah membujuk Raisa untuk kedokter tetapi tetap saja Raisa tidak mau, Aina memang tidak kesini tapi ia membujuk lewat telepon.

"Sayang, makan dulu ya" ujar arsaka, ditangannya sudah ada nasi goreng buatannya.

Raisa menggeleng pelan, untuk bangun aja ia malas sekali, apalagi makan. Tidak nafsu!.

"Hei, ini aku yang masak loh, masa nggak dihargain sih" wajah arsaka pura-pura di sedihkan, berharap istrinya mau makan.

Tapi Alhamdulillah nya Raisa langsung menatap suaminya, lalu mengangguk. Entah karena kasihan atau alasan lainnya tetapi arsaka sangat senang istrinya mau makan.

"Sini aku bantuin bangun" sebelum itu arsaka meletakkan piring yang ia bawa di atas nakas, baru kemudian membantu Raisa bangun dengan pelan.

"Makan yang banyak biar aku yang suapin, cepat sembuh ya zaujati"

Karena kondisi Raisa yang sedang seperti ini, arsaka rela dengan ikhlas menunda meeting penting, bahkan sampai ia tolak. Menurutnya menjaga istrinya adalah hal yang utama untuknya saat ini.

Baru Lima suapan Raisa sudah menggeleng lagi, "kenyang" ujarnya pelan.

"Masih banyak loh, makan lagi ya, biar cepet sembuh" tapi balasan Raisa tetaplah menggeleng membuat arsaka menghela nafas.

"Yaudah ini diminum dulu dihabisin lalu minum obat" ucapnya sembari memberikan gelas berisi air serta obat yang ia beli diapotik kemarin.

Bibir arsaka mengembang sembari melihat istrinya yang sedang meminum obat, tangannya terangkat mengacak rambut Raisa pelan.

"Cepat sembuh bidadarinya aku, pangerannya kangen banget loh dimanjain sama bidadarinya" tuturnya lembut yang hanya dibalas senyum tipis oleh Raisa.

****

Arsaka sore ini harus ke pesantren mengurus santri yang melanggar aturan lagi, itu juga perintah dari sang Abi yang membuat ia sedikit terpaksa karena harus meninggalkan Raisa lagi.

"Katanya mau ke pesantren?" Ujar Raisa melihat suaminya masih disebelahnya sambil memandanginya.

"Iya sebentar" balasnya.

"Nungguin apa? Ini udah lebih enam menit dari waktu yang ditentuin loh, sana"

"Nungguin kamu ada temennya"

Ucapan arsaka membuat ia mengernyit, berarti suaminya meminta bantuan orang untuk menjaganya lagi? Padahal menurut Raisa ia sudah tidak apa-apa hanya tinggal rasa malas untuk bangun saja.

"Aku udah enggak papa loh, yang mau kesini siapa kak Safira?"

Sebelum arsaka menjawab, ketukan pintu terdengar di kedua telinga mereka. "Bentar ya aku bukain pintu dulu" ujar arsaka yang dibalas anggukan oleh Raisa.

Sembari menunggu, Raisa memutuskan untuk mengecek handphone yang sudah tidak ia pegang selama 3 hari itu, mengingat Aina yang telpon sembari menanyakan kabarnya membuat bibir Raisa sedikit tersenyum, ternyata Aina benar-benar sudah meyakinkan Raisa untuk percaya dengan wanita itu.

SIBUCIN YANG BERKEDOK GUS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang