Part 2 (sudah direvisi)

316 30 3
                                    


Keesokan paginya
Inne sedang menyiapkan makanan untuk sarapan. Ananda dan yang lainnya sudah bisa mengikhlaskan kepergian Alwi, karena percuma saja mereka bersedih, itu akan membuat Alwi sedih disana. Mereka pun kembali melakukan aktivitas seperti biasa.

"Assalamualaikum Bunda". Ucap Ananda, Ridho, dan Suheil.

"Waalaikumsalam. Sekarang kita sarapan dulu baru kita jalan-jalan ke mall buat beli kebutuhan Bunda sama kalian". Jawab Inne sambil tersenyum. Mereka memutuskan untuk refreshing sambil menghilangkan rasa sedih mereka.

"Baik Bun". Jawab Ananda, Ridho dan Suheil. Tiba-tiba ada yang mengucapkan salam sambil mengetuk pintu rumah mereka.

"Assalamualaikum Bunda". Ucap seorang remaja laki-laki. Ananda dan yang lainnya pun terkejut, karena mereka sangat mengenali suara tersebut.

"Yah, itu seperti suaranya Alwi yah". Ucap Inne senang.

"Tapikan Alwi sudah meninggal Bun". Ucap Ridho bingung.

"Yasudah, kita periksa bersama-sama". Usul Ananda. Inne, Ridho dan Suheil pun setuju. Mereka pun segera menuju ruang tamu. Setelah sampai, mereka pun membuka pintunya dan mereka pun terkejut sekaligus bahagia melihat seorang remaja yang mereka rindukan selama ini sedang tersenyum manis pada mereka.

"Kok pada diam aja sih ? Ga kangen sama Alwi nih ?". Tanya Alwi sambil merentangkan kedua tangannya.

"ALWI !!". Teriak mereka langsung memeluk Alwi. Alwi pun membalas pelukan mereka sambil tersenyum.

"Kok kamu masih hidup Wi ? Gimana ceritanya ? Kan kamu udah dikubur Wi". Tanya Ridho.

"Kakak kalo nanya satu-satu dulu dong, Alwi juga baru sembuh kak". Ucap Suheil melihat sekilas luka tusukannya itu. Alwi mengenakan kaos putih polos dan celana panjang berwarna hitam, dokter Ryan sengaja memberikan pakaian itu pada Alwi supaya keluarga tau akan keadaan Alwi. Alwi pun hanya bisa pasrah menuruti perintah dokter Ryan.

"Kamu masih sakit Wi ?". Tanya Ridho khawatir.

"Masih kak, inipun Alwi masih lemas. Cuma Alwi pengen pulang dari rumah sakit, makanya Alwi pun pulang dianterin sama kak Arnold". Jawab Alwi.

"Arnold ? Pantesan dari kemaren ia telepon kakak terus, ternyata dia mau ngasih tau kalo kamu masih hidup". Ucap Ridho menepuk jidatnya. Ananda dan yang lainnya pun tersenyum geli melihat tingkah laku Ridho.

"Yaudah, masuk yuk. Kita sarapan bareng". Ucap Ananda menggendong Alwi. Alwi pun terkejut dan menatap tajam sang Ayah.

"Gapapa Wi, Ayah kangen banget sama kamu. Nanti gantian ya yah". Ucap Suheil.

"Siap El". Jawab Ananda. Alwi hanya pasrah sambil tersenyum. Mereka pun membawa Alwi ke kamarnya. Ternyata kamarnya masih sama seperti dulu, hanya saja spreinnya yang sudah diganti. Ananda pun menurunkan Alwi.

"Yaudah, kalian keluar aja, biar Ayah yang bantu Alwi". Ucap Ananda.

"Yaudah, kami keluar dulu, assalamualaikum". Ucap Inne, Ridho dan Suheil setelah itu mereka keluar dari kamar Alwi.

"Waalaikumsalam". Jawab Ananda dan Alwi. Tiba-tiba Alwi merasakan nyeri di dada sebelah kiri.

"Wi, kamu kenapa ?". Tanya Ananda khawatir.

"Ini dada sebelah kirinya Alwi nyeri yah, soalnya Alwi belum minum obat. Selebihnya baik-baik aja kok". Jawab Alwi.

"Alhamdulillah, yaudah kamu ke kamar mandi dulu sana, nanti Ayah siapin pakaiannya Alwi". Ucap Ananda.

"Siap yah". Jawab Alwi hormat kemudian ia pun mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi.

"Alhamdulillah, Alwi kembali dengan keadaan baik-baik saja. Semoga tidak ada lagi yang menyakitinya lagi". Batin Ananda

******************

"Terima kasih karena kamu sudah kembali untukku dan untuk keluargamu".
Tammy Kanaya Maharani

Selamat membaca
Note : Flashback kok Alwi bisa selamat, nanti akan muncul kok, jadi tenang aja, dan btw jantung disebelah kiri atau kanan ? Ane lupa 😭😭, yang tau komen ya. Ane lupa soalnya, hehehe. Untuk nama ayahnya Arnold, ane kasih nama Ryan aja ya, Rafi dan Tari orang tuanya Tammy, dan Rico dan Rani orang taunya Kevin. Nama ibunya Arnold Riska ya...

Apakah Ini Akhir ? (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang