Part 15 (Sudah direvisi)

139 21 4
                                    


Tammy dan yang lainnya pun menoleh kearah suara tersebut.

"ALWI !!". Ucap mereka terkejut.

Terlihat Ayah Ananda dan Bunda Inne di belakangnya Alwi.

"Wi, kamu hati-hati, kayaknya Syifa udah mulai kebawa emosi". Ucap Ayah Ananda.

"Tenang Yah, dia ga akan pernah menyakiti Alwi karena ia suka sama Alwi. Alwi akan bujuk dia buat mau berubah". Ucap Alwi.

"Yasudah, berhati-hatilah Nak". Ucap Bunda Inne khawatir.

"Iya Bun". Jawab Alwi kemudian ia pun berjalan mendekati Tammy.

Tammy pun langsung memeluk Alwi karena ia ketakutan. Alwi pun membalas pelukannya.

"Tenang ya, ada Alwi di sini". Ucap Alwi dengan lembutnya untuk menenangkan Tammy.

Tammy pun melepaskan pelukannya.

"Wi, kayaknya dia butuh seseorang untuk menjadi teman curhatnya karena pas Fariz meninggal, keluarganya gak ada yang datang. Keluarganya Syifa gak setuju akan perjodohan mereka berdua karena Fariz sudah tidak memiliki orang tua, paman dan bibinya pun berada di luar negeri". Ucap Tammy.

"Aku mohon Wi, coba tenangkan dia". Lanjut Tammy.

"Yaudah, Alwi akan coba". Jawab Alwi tersenyum.

Alwi pun mendekati Syifa.

"Syifa, Alwi mohon jangan kayak gini, aku yakin kamu masih mempunyai hati nurani. Kamu seperti ini karena cinta Syif". Ucap Alwi mengambil pisau dari tangannya Syifa dan membuangnya.

"Kalo kamu sayang sama aku, harus kamu mendukung kebahagiaan aku. Keluarga kamu pasti sedih melihat kamu seperti ini". Lanjut Alwi.

Syifa pun terdiam, ia menangis dalam hati. Perkataan Alwi memang benar, seharusnya dirinya mendukungnya kebahagiaannya bukannya merusak kebahagiaannya.

"Aku sudah memaafkan kesalahan yang telah kamu buat dulu, dan aku mohon kamu berubah dan segera pulanglah ke rumah orang tuamu. Aku yakin mereka sudah menunggumu di sana. Aku yakin, kelak kamu akan mempunyai suami yang lebih baik lagi dari aku dan Fariz". Ucap Alwi sambil tersenyum.

"Iya Wi, makasih karena kamu udah menyadarkan aku. Maaf kalo misalnya aku udah buat hatimu sakit dan hampir membunuh kekasihmu. Aku janji akan berusaha melupakan semuanya. Dan aku berdoa, semoga kelak kalian menjadi keluarga sakinah mawadah warohmah, amin". Ucap Syifa tersenyum.

"Amin..". Jawab semuanya.

"Aku tunggu undangannya, nanti aku ajak yang lain buat datang ke pernikahan kalian. Tammy kalo ada masalah, aku bisa jadi sandaran buat kamu". Ucap Syifa tersenyum.

"Iya Syif, makasih ya". Ucap Tammy memeluk Syifa.

"Iya, sama-sama. Udah ah, nanti ada yang cemburu loh". Ucap Syifa meledek Alwi.

"Yassalam". Ucap Alwi salting.

"Ciee, salting nih ye ceritanya". Ucap semuanya.

"Yaudah, aku mau pulang dulu ya, jangan lupa jaga kesehatan kalian ya. Kalo ada masalah, kalian datang aja ke rumahku. Aku akan bantu kalian". Ucap Syifa tersenyum.

"Iya, mau aku anterin ?". Tanya Alwi.

"Eh gak usah Wi, kalian kan udah bertunangan. Ga baik kalo kamu dekat sama cewek lain begitupun sebaliknya. Takut nanti jadi fitnah". Jawab Syifa sambil tersenyum.

"Yaudah, hati-hati". Ucap Alwi tersenyum.

"Kamu hati-hati ya Syifa". Ucap Tammy.

"Iya, Assalamualaikum". Ucap Syifa tersenyum.

"Waalaikumsalam". Jawab semuanya.

"Kamu tau darimana kalo kita ada di sini ?". Tanya Ridho heran.

"Alwi udah lacak keberadaan kak Ridho lewat nomor HP-nya kakak. Jadi, Alwi gak bisa di bohongi begitu aja". Jawab Alwi dingin.

"Kalian jangan kayak gitu, Alwi gak suka. Kalo ada masalah yang berhubungan dengan Alwi yang mau kalian selesain, bilang ke Alwi biar Alwi ga khawatir sama kalian. Kita bisa selesaikan bersama-sama". Lanjut Alwi.

"Iya Wi". Jawab Ridho dan yang lainnya.

"Sekarang kita pulang, udah sore. Tammy bareng Alwi di mobilnya Ayah dan Bunda". Ucap Alwi.

Mereka pun menganggukkan kepalanya kemudian berjalan menuju ke mobil masing-masing.

********

"Rasanya lebih sakit jika di tinggali oleh orang tua yang kita sayangi. Oleh karena itu, janganlah membantah perintah orang tua kita, karena pada suatu saat itu akan menjadi kenangan yang sangat kita rindukan".
Author

Selamat membaca

Apakah Ini Akhir ? (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang