Part 34 (Sudah direvisi)

105 14 0
                                    

Flashback off

"Jadi begitu kak ceritanya". Ucap Suheil.

"Kenapa Alwi selalu menyembunyikan sesuatu dari kita ? Padahal dia adalah bagian dari keluarga ini". Ucap Ridho menghela nafasnya pelan.

"Iya kak, aku jadi sedih mengingatnya kembali, bagaimana dengan Alwi yang mengingatnya kembali, pasti dia akan sedih lagi". Ucap Suheil.

"Yasudah, mendingan kita hibur aja dia, supaya ia ga merasa sedih ataupun kesepian". Ucap Ridho.

"Iya kak, El setuju banget". Ucap Suheil antusias.

"Kita pun setuju banget". Ucap Ayah Ananda dan yang lainnya yang ternyata sudah mendengar pembicaraan mereka berdua.

"El, kenapa ga ceritain ke kita aja ?". Tanya Nadya.

"Alwi ga mau". Jawab Suheil.

"Yasudah, sekarang kita ke rumah sakit, Tammy kan belum makan sama minum obat, Alwi juga". Ucap Ayah Ananda.

"Oke yah". Jawab semuanya.

*********

Sedangkan di ruang rawat Alwi

Terlihat Alwi dan Tammy sedang mengobrol, sedangkan teman-teman mereka pulang ke rumahnya untuk mengambil beberapa pakaian untuk mereka bawa ke rumah sakit.

"Wi, kamu tau kan, di Bandung ada hotel bagus banget. Aku saranin kita menginap aja disana". Ucap Tammy sambil memperlihatkan foto hotel tersebut di HP-nya kepada Alwi.

"Itu punya keluarganya Zayyan. Memang hotelnya terkenal di Bandung". Ucap Alwi.

"Kok kamu bisa tau semuanya sih ? Kan ga seru". Ucap Tammy kesal.

"Kan diceritain Zayyan". Ucap Alwi terkekeh geli mendengarnya.

"Iya juga ya, hehehe". Ucap Tammy cengengesan.

Sedangkan Alwi hanya tersenyum geli sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Assalamualaikum". Ucap Ayah Ananda dan yang lainnya.

"Waalaikumsalam". Jawab Alwi dan Tammy.

"Bagaimana keadaanmu Nak ?". Tanya Bunda Inne.

"Alhamdulillah, udah mendingan Bun". Jawab Alwi tersenyum.

Ridho pun mendekati Alwi dan langsung memeluknya. Alwi pun terkejut sekaligus bingung mengapa kakaknya memeluknya seperti ini tetapi ia tetap membalas pelukannya.

"Maafin kakak, harusnya kakak tau kalo kamu dibully dulu". Batin Ridho.

Ridho pun melepaskan pelukannya.

"Kakak ada masalah ?". Tanya Alwi.

"Enggak kok, kakak cuma kangen sama kamu padahal kan cuma sebentar doang pisahnya". Jawab Ridho.

"Iya Wi, tadi aja kak Ridho rebutan sama kak Aji, siapa yang bagus jadi Walangsungsang biar bisa dekat sama kamu". Ucap Namira tersenyum geli.

"Yassalam, ada-ada aja kakak berdua". Ucap Alwi tersenyum.

"Hehehe". Ucap Ridho dan Masaji cengegesan.

"Yasudah, Alwi sama Tammy mau makan apa ? Kata dokter, kalian boleh memakan makanan apapun kecuali makanan berminyak sama makanan pedas". Ucap Ayah Ananda.

"Hmm, sushi aja yah. Kamu mau kan Wi ?". Ucap dan tanya Tammy.

"Iya, Alwi mau". Jawab Alwi singkat

Ayah Ananda pun memesan makanan yang di inginkan Alwi dan Tammy.

"Kamu suka sushi, Wi ?". Tanya Bunda Inne.

"Suka Bun". Jawab Alwi singkat sambil tersenyum tipis.

"Kok Alwi jadi ngomong singkat kayak gini ya ?". Batin Tammy.

"Hmm, kalian bisa keluar dulu sebentar ? Ayah sama Bunda mau ngobrol sesuatu sama Alwi". Ucap Ayah Ananda.

Alwi yang tadinya menunduk langsung mendongak menatap sang Ayah.

"Bisa yah, kami mau ke taman dulu. Assalamualaikum". Ucap Ridho dan yang lainnya.

"Waalaikumsalam". Jawab Ayah, Bunda, dan Alwi.

Kemudian mereka pun keluar, tetapi mereka menunggu di depan pintu sambil mendengar apa yang akan dibicarakan mereka bertiga.

"Apa gapapa kita menguping pembicaraan Ayah dan Bunda dengan Alwi ?". Tanya Tammy.

"Iya, ga baik loh. Mendingan kita ke taman aja. Nanti kita nanya sama Alwi apa yang dibicarakan Ayah sama Bunda dengannya". Ucap Namira.

Ridho, Suheil, dan Masaji pun mengangguk kemudian mereka pun pergi menuju taman.

********

Sementara di ruangan Alwi

"Wi, kamu ada masalah ?". Tanya Ayah Ananda. Alwi pun menghela nafasnya pelan.

"Alwi udah pernah bilang sama Ayah kalo Alwi ga ada masalah. Alwi baik-baik saja". Jawab Alwi.

"Tapi kamu sangat pintar menyembunyikan sesuatu dari kami, padahal kami adalah orang tuamu". Ucap Ayah Ananda lembut.

"Tapi kalian hanya keluarga yang kasihan sama Alwi, makanya kalian merawat Alwi. Jika kalian tidak mengasihani Alwi, mungkin Alwi sudah mati kelaparan". Ucap Alwi lirih.

Ayah Ananda dan Bunda Inne pun terkejut dengan ucapan Alwi.

"Apa kamu percaya dengan omongan mereka ?". Tanya Ayah Ananda lembut.

"Iya, aku percaya dengan omongan mereka". Jawab Alwi.

"Nak kami benar-benar tulus menyayangimu bukan hanya sekedar merasa kasihan padamu". Ucap Bunda Inne.

"Iya Wi, kami benar-benar tulus menyayangimu". Ucap Ridho dan yang lainnya.

Ternyata mereka sudah mendengar semuanya saat mereka ingin memasuki ruang rawatnya Alwi.

"Kamu kenapa percaya sama mereka Wi ? Mereka hanya ingin keluarga kita hancur, mereka menginginkanmu untuk pergi dari dunia ini karena mereka sangat membencimu". Ucap Ridho.

"Wi, kakak tau kamu pasti sakit mendengarnya dan hampir percaya dengan omongan mereka, mungkin kak Aji juga akan sama sepertimu saat jika kak Aji mengalaminya sendiri. Tetapi kamu harus percaya pada mereka yang sudah merawatmu, kakak yakin kamu belum benar-benar percaya". Ucap Masaji.

"Ikuti kata hatimu Wi". Ucap Tammy.

Sedangkan Alwi terdiam sejenak memikirkan semua yang mereka katakan.

"Kakak tau kamu butuh waktu berpikir, kakak akan kasih kamu waktu itu berpikir. Kakak yakin kamu bisa berpikir dengan bijak apa yang kami katakan ini". Ucap Masaji tersenyum.

Alwi pun menganggukan kepalanya pelan.

"Yasudah, kita mau keluar terlebih dahulu, kami akan membiarkanmu untuk berpikir tentang perkataan tadi. Ayah yakin kamu bisa berpikir dengan bijak". Ucap Ayah tersenyum.

Semuanya pun keluar dari ruangannya Alwi untuk memberi ruang Alwi untuk berpikir.

"Ya Allah, Alwi harus bagaimana ?". Batin Alwi.

**********

Selamat membaca

Apakah Ini Akhir ? (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang