Part 20 (Sudah direvisi)

135 16 0
                                    


"Yah, sebaiknya kita bawa Alwi ke rumah sakit aja, takut Alwi kenapa-kenapa". Ucap Ridho yang sedang menggendong Alwi.

Ayah Ananda pun mengangguk setuju begitupun dengan yang lainnya.

"Biar Aji yang nyetir yah". Ucap Masaji yang langsung mengambil kunci mobil di meja di ruang keluarga.

Mereka pun bergegas menuju ke rumah sakit.

**********

Di mobil
"Astaghfirullahalazim, badannya Alwi panas banget". Ucap Ridho khawatir.

"Iya kak, badannya panas banget, lebih panas dari biasanya". Ucap Suheil yang juga khawatir.

"Emang Alwi sering demam ?". Tanya Namira.

"Sering kak. Kalo kecapean, biasanya langsung drop dia. Makanya dari dulu kita ga pernah izinin dia ikutin ekskul di sekolah, kalo mau jalan-jalan pun harus ada yang temenin dia". Jawab Suheil.

"Tapi Alwi ga risih itu ? Takutnya dia itu sampai kabur dari rumah karena risih perlakuan manja kalian ke dia". Ucap Masaji yang fokus pada jalanan.

"Ya pasti dia risih, cuma dia paham kita kayak gitu karena demi kebaikan dirinya. Dia juga sampai bilang kalo dia ga risih, malah katanya senang diperlakukan seperti itu. Dia juga udah terbiasa, jadi ga mungkin dia mau kabur dari rumah karena ia tau alasannya". Jawab Ridho.

"Alhamdulillah, bagus kalo gitu". Ucap Namira lega.

Tiba-tiba Alwi pun tersadar dari pingsannya.

"Alhamdulillah, kamu udah sadar Wi". Ucap semuanya lega.

Alwi pun bangun dari baringannya di bantu oleh Ridho dan Bunda Inne.

"Masih pusing Wi ?". Tanya Ridho.

"Masih kak, sakit banget". Jawab Alwi lemas.

"Yaudah, kita ke rumah sakit dulu ya". Ucap Ayah Ananda sambil tersenyum.

"Iya yah". Jawab Alwi sambil tersenyum.

"Yaudah, sini tidur di pahanya kakak aja, kakinya nanti lurus ke Bunda". Ucap Ridho.

"Emang boleh ?" Tanya Alwi.

"Boleh dong sayang". Jawab Ridho dan Bunda Inne.

Alwi pun mengangguk lalu tidur di pahanya Ridho dan kakinya di luruskan. Alwi pun memejamkan matanya untuk mengurangi rasa pusing di kepalanya.

**********

Skip sudah sampai di rumah sakit
Alwi pun turun dari mobil dibantu oleh Suheil dan Ridho. Mereka pun berjalan perlahan menuju ke dalam rumah sakit.

Sesampainya di sana, Ayah dan Bunda mendaftarkan Alwi terlebih dahulu, kemudian seorang suster mengantarkan mereka ke ruangan dokter Rico, karena dokter Rico yang bertanggung jawab untuk merawat Alwi.

Bagaimanapun Alwi anak dari sahabatnya, Ayah Ananda. Ia pun tidak merasa keberatan, justru ia merasa senang bisa merawat Alwi disaat ia sedang sakit.

"Alwi, kamu duduk di kursi roda aja ya, biar ga kecapean". Ucap Ridho.

"Iya kak". Jawab Alwi.

Ridho pun segera mengambil kursi roda, kemudian ia pun membantu Alwi duduk di kursi roda itu, Masaji dan yang lainnya pun ikut membantunya.

Ayah Ananda dan Bunda Inne pun tersenyum melihat Ridho dan Suheil sangat menyayangi Alwi walaupun Alwi hanya anak angkat saja, bahkan mereka berdua sangat memanjakan Alwi.

Ayah dan Bunda pun menjadi ingat janji Ridho dan Suheil pada Alwi saat Alwi masih SMP.

********

Flashback Alwi, Ridho, dan Suheil

Saat itu mereka bertiga sedang ada di taman. Terlihat mereka sangat menikmati udara yang sejuk.

"Alwi". Panggil Ridho.

"Iya kak, kenapa ?". Jawab Alwi menoleh kearah Ridho.

"Hmm, kamu kan udah tau bahwa kamu hanyalah anak angkat Ayah dan Bunda, apa kamu akan pergi dari rumah ?". Ucap dan tanya Ridho.

Alwi pun tersenyum mendengar pertanyaan tersebut.

"Iya kak, jika kalian mengusir Alwi karena tidak menyukai Alwi, Alwi bersedia untuk pergi dari rumah". Jawab Alwi tersenyum.

Jawaban Alwi membuat Ridho dan Suheil pun sedih, begitupun dengan Ayah dan Bunda yang sedari tadi mendengar pembicaraan mereka.

"Jangan pergi Wi, kami sudah menerima kamu menjadi bagian dari keluarga ini, kami sudah terlanjur sangat menyayangimu. Jika kamu pergi, bagaimana keadaan Bunda nantinya". Ucap Ridho.

"Iya, El juga ga mau Alwi pergi. El mohon tinggalah bersama kami untuk selamanya". Ucap Suheil sedih.

Alwi pun hanya terdiam.

"Kakak berjanji, kakak akan memberikan apapun yang Alwi mau karena kami sangat menyayangimu. Kami merawatmu adalah kebahagiaan kami tersendiri. Kakak ga akan biarkan siapapun menyakiti Alwi, kakak juga akan selalu berada disamping Alwi saat Alwi sedih ataupun senang, kakak akan mendengar curhatan dari Alwi, kakak akan menjadi penyangga untuk Alwi disaat Alwi putus asa, dan satu lagi kakak akan berkorban demi Alwi jika suatu saat keluarga kita dalam bahaya". Ucap Ridho.

"Iya, Suheil juga berjanji seperti yang kak Ridho katakan". Lanjut Suheil.

Alwi pun mengangguk setuju kemudian ia pun tersenyum. Ridho dan Suheil pun memeluk Alwi, dan Alwi membalas pelukannya.

"Alwi ga akan pergi, Alwi akan tinggal bersama kalian". Ucap Alwi sambil tersenyum.

Mereka bertiga pun melepaskan pelukannya.

"Terimakasih ya Wi". Ucap Ridho dan Suheil.

"Iya, sama-sama". Jawab Alwi sambil tersenyum.

"Nah gitu dong, senyum. Jadi tambah ganteng nih". Goda Ridho. Suheil pun tertawa mendengar godaan Ridho.

"Yassalam, bisa aja nih kak Ridho". Ucap Alwi malu.

Mereka berdua pun tertawa melihat wajah lucu Alwi, Alwi pun ikut tertawa bersama mereka.

Ayah dan Bunda pun terharu mendengar janji Ridho dan Suheil terhadap Alwi. Mereka berdua pun tersenyum melihat kebahagiaan Alwi, Ridho, dan Suheil.

Mereka berharap ini akan terus terjadi sampai takdir yang memisahkan mereka bertiga.

*********

Selamat membaca

Apakah Ini Akhir ? (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang