Di alam bawah sadarnya Alwi
"Alwi ada dimana ya ?". Ucap Alwi.
"Eh kayaknya ini di alam bawah sadar deh". Lanjut Alwi. Alwi pun duduk di sebuah bangku panjang yang ada disana.
"Sejak kapan ada bangku di alam bawah sadar ? Udahlah ngapain juga dipikirin, sekarang Alwi harus cari tau bagaimana bisa Alwi disini dan bagaimana Alwi bisa keluar dari sini". Ucap Alwi.
Tiba-tiba ada seseorang yang duduk di samping Alwi.
"Assalamualaikum". Ucap seseorang.
"Waalaikumsalam. Eh kok ada orang lain disini". Ucap Alwi bingung.
"Iyalah, karena aku adalah kamu Alwi". Jawab seseorang.
"Eh apakah kamu...". Ucap Alwi menoleh kearah samping.
"Raden Kian Santang !!!". Ucap Alwi terkejut.
Kian Santang pun tersenyum.
"Nah itu kamu kenal sama aku". Ucap Kian Santang.
"Kok kamu bisa disini ? Bukannya itu sejarah ya ?". Tanya Alwi yang masih tak percaya apa yang ia lihat.
"Ini kan di alam bawah sadar, jadi bisa saja kita bertemu karena wajah kita sama dan kita adalah satu raga walaupun kamu hanya bermain peran sebagai Kian Santang saja". Jawab Kian Santang.
"Ohh, berarti Abikara ada disini juga ?". Tanya Alwi.
"Tentu saja". Ucap Abikara duduk disebelah kiri Alwi.
"Kalian udah ga musuhan lagi ?". Tanya Alwi.
"Tidak, aku sudah bertobat". Ucap Abikara tersenyum.
"Alhamdulillah, nah gitu dong Abikara. Tambah ganteng deh kamu". Ucap Alwi tersenyum.
"Bukannya kita adalah satu raga, berarti kita sama-sama tampan". Ucap Abikara terkekeh mendengarnya.
"Oh ya, Alwi lupa, hehehe". Ucap Alwi cengengesan.
Kian Santang dan Abikara pun menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah lakunya itu.
"Oh ya, kalian tau kenapa Alwi bisa berada disini ?". Tanya Alwi.
"Hmm, karena sekarang ragamu berada diantara hidup dan mati". Jawab Kian Santang.
Alwi pun terkejut mendengar itu.
"Tapi Alwi bisa selamat kan ?". Tanya Alwi lirih.
"Ya, kamu bisa selamat Alwi. Kamu berdoa saja kepada Allah, semoga kamu bisa menghadapi rasa sakit itu". Ucap Kian Santang tersenyum.
"Iya, benar yang dikatakan Kian Santang, aku yakin kamu adalah orang yang kuat. Kamu teruslah mengingat seseorang yang kamu sayangi dan itu akan membuatmu lebih kuat". Ucap Abikara.
"Iya, terimakasih". Ucap Alwi.
"Iya, sama-sama. Kamu adalah adik kami, sudah sewajarnya kami membantumu". Ucap Kian Santang dan Abikara.
"Kau seperti Kian Santang, jawabannya begitu singkat". Ucap Abikara terkekeh.
"Bukannya kau sama Abikara ?". Ucap Kian Santang kesal.
"Memang, tetapi kau lebih dingin daripada diriku Kian Santang". Ucap Abikara meledek Kian Santang.
Kian Santang pun mendengus kesal mendengar itu, sedangkan Abikara dan Alwi berhigh-five karena berhasil menjahili Kian Santang.
*********
Sementara di dunia nyata
Ayah, Ridho, dan Masaji sangat khawatir karena sudah lebih dari 2 jam dokter yang menangani Alwi belum keluar sama sekali.Hal ini membuat Ridho semakin merasa bersalah, ia takut kehilangan Alwi untuk kedua kalinya dan mungkin itu akan menjadi selamanya.
Sedangkan Tammy dan yang lainnya pun bergegas untuk menemui mereka. Ridho sudah menghubungi Claudia tentang keadaan Alwi dan karena keadaan Tammy pun sudah sangat membaik.
"Assalamualaikum". Jawab Tammy dan yang lainnya.
"Waalaikumsalam". Jawab Ayah Ananda, Ridho, dan Masaji.
"Bagaimana keadaan putra kita yah ?". Tanya Bunda Inne khawatir.
"Belum tau Bun, ini udah lebih dari 2 jam, tapi dokter belum keluar sama sekali". Jawab Ayah Ananda.
"Ya Allah, kamu harus kuat ya Nak, Bunda yakin Alwi ga akan ninggalin Bunda". Batin Bunda Inne.
************
Di alam bawah sadar Alwi
Kian Santang, Abikara, dan Alwi terlihat sedang mengobrol santai.
"Ya Allah, kamu harus kuat ya Nak, Bunda yakin Alwi ga akan ninggalin Bunda". Suara sang Bunda. Alwi pun mendengarnya dengan jelas begitupun dengan Kian Santang dan Abikara.
"Bunda, jangan menangis Bunda, Alwi ga suka. Alwi baik-baik saja, Bunda". Ucap Alwi menangis.
"Kamu bisa mendengar suara Bunda Nak ?". Tanya Bunda Inne senang.
"Iya Bunda". Jawab Alwi senang karena Ibundanya bisa mendengar suaranya.
"Alhamdulillah, tidak sia-sia Bunda berbicara dalam hati". Ucap Bunda Inne lega.
"Kamu harus kuat ya Nak, ini demi Bunda dan semuanya. Kamu juga sudah berjanji pada Tammy untuk tidak akan meninggalkan dirinya". Lanjut Bunda Inne.
"Iya Bunda, Insya Allah Alwi akan berusaha. Yang penting Bunda terus saja berkomunikasi dalam hati dengan Alwi". Ucap Alwi.
"Iya Nak, sekarang kamu ada dimana ?". Tanya Bunda Inne.
"Alwi berada di alam bawah sadar bersama Kian Santang dan Abikara". Jawab Alwi.
"Alhamdulillah, kalo kamu bersama mereka. Putraku Kian Santang apakah kamu bisa mendengar Bunda Nak". Ucap Bunda Inne.
"Iya Bunda, apakah tidak apa-apa memanggil dengan sebutan Bunda ?". Ucap dan tanya Kian Santang ragu.
"Tidak apa-apa Nak, kau adalah raga putraku Alwi". Jawab Bunda Inne.
"Apakah kau mendengar aku Abikara ?". Tanya Bunda Inne.
"Hamba mendengarnya Gusti Ratu". Jawab Abikara.
"Apakah kalian bisa menjaga Alwi dengan baik ?". Tanya Bunda Inne.
"Tentu saja Bunda, aku akan menjaga rayiku dengan baik. Bunda tidak usah khawatir, Bunda fokus saja dengan yang ada di sana. Yang penting Bunda berdoa, karena doa seorang Ibu adalah doa yang paling mujarab di dunia ini". Jawab Kian Santang menyakinkan Ibundanya bahwa adiknya akan baik-baik saja bersama dirinya.
. "Iya Nak, terimakasih sudah mau membantu Bunda. Bunda tidak bisa berlama-lama lagi. Alwi, kamu yang kuat ya Nak, Bunda pamit. Assalamualaikum". Ucap Bunda Inne.
"Baik Bunda, waalaikumsalam". Ucap Alwi.
"Sama-sama Bunda/Gusti Ratu, waalaikumsalam". Ucap Abikara dan Kian Santang.
**********
Selamat membaca...
Maaf ya teman-teman kalo misalnya kemaren bekum update soalnya wattpad ane error', terus pas ane perbarui, malah tambah error. Kesal jadinya ane pas itu 😡😡. Tapi ane coba keluar dari akun wattpad dan masuk lagi, Alhamdulillah bisa, dan syukurnya ga hilang semua ceritanya jadi ane jadi lega. Terimakasih ya atas dukungannya, semoga sehat selalu ya untuk kita semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah Ini Akhir ? (Selesai)
Teen FictionCerita ini adalah season 2 dari cerita yang berjudul "Pergi" Semenjak meninggalnya putra bungsu dari Ananda Goerge dan Inne Azri bernama Alwi Goergeazri, keluarga Goerge menjadi keluarga yang penuh dengan kesedihan. Tetapi kesedihan itu menghilang k...