Part 32 (Sudah direvisi)

122 24 4
                                    

Skip siang hari

Tammy beserta teman-teman Alwi sedang berada di ruang rawat Alwi, sedangkan keluarga Goerge memutuskan untuk pulang terlebih dahulu untuk membersihkan diri terlebih dahulu dan mengambil beberapa pakaian untuk Alwi.

"Alwi, bangun dong. Tammy kangen banget sama suara Alwi terus senyum manis Alwi. Baru aja Tammy sembuh, eh gantian Alwi yang sakit. Kan Alwi udah janji pas Tammy sembuh kita langsung ke Bandung. Tammy udah sembuh sekarang, ayo buruan bangun Wi". Ucap Tammy menatap wajah Alwi yang sedang memejamkan matanya dengan tenangnya

Tiba-tiba kedua bola mata indah berwarna cokelat muda itu terbuka. Tammy pun senang Alwi sudah sadar.

Alwi pun memejamkan matanya lagi dan membukanya kembali karena kepalanya agak pusing. Ia pun menoleh ke samping dan ia melihat seorang gadis cantik sedang tersenyum padanya.

"Tammy". Panggil Alwi lemah.

"Alhamdulillah, kamu udah sadar Wi. Ada yang sakit ?". Ucap dan tanya Tammy.

"Hmm, ga ada kok. Tenang aja". Jawab Alwi lemah sambil tersenyum manis.

Tammy pun membalas senyumannya, jujur ia sangat merindukan senyuman manisnya itu.

"Kalian juga ada disini ?". Ucap Alwi kepada teman-temannya.

"Iyalah, ga mungkin kita pulang. Kami khawatir banget sama keadaan kamu Wi. Ga mungkin kita pulang dengan tenang ke rumah". Ucap Zayyan.

"Maaf ya udah bikin kalian khawatir". Ucap Alwi merasa bersalah.

"Iya gapapa, kamu jangan gan sekarang kamu tidur lagi aja biar cepat pulih". Ucap Sinyo.

Alwi pun mengangguk lalu ia memejamkan matanya. Tidak lama kemudian ia pun tertidur pulas.

"Tammy berharap semua masalah yang kamu hadapi selesai Wi, aku ga mau melihat kamu terluka seperti ini lagi, hatiku sakit melihatnya". Batin Tammy.

********

Sementara itu di rumah

Dikamar Ayah Ananda dan Bunda Inne

"Yah". Panggil Bunda Inne yang sedang memijit tangan sang suami.

"Iya Bun, kenapa ?". Jawab Ayah Ananda membuka matanya.

"Nyawa putra kita dalam bahaya yah, sekarang dia diincar Ryan dan Riska untuk membalas dendam kematian putranya, padahal itu bukan salah Alwi. Tapi kenapa Ayah santai-santai aja sih ?". Ucap Bunda Inne kesal terhadap sang suami.

"Ayah juga ga mungkin ga khawatir, Ayah itu ga santai-santai aja Bun. Justru Ayah sedang memikirkan gimana caranya bisa menjelaskan ke mereka berdua bahwa Alwi tidak menyetujui hukuman mati putranya itu". Jawab Ayah Ananda.

"Tapi kan mereka itu ga akan percaya sama kita, mereka hanya mengetahui bahwa Alwilah yang membuat putranya meninggal". Ucap Bunda Inne khawatir.

"Kita serahkan saja pada Alwi, karena ia sudah dewasa". Ucap Ayah Ananda menenangkan sang istri.

"Tapi tetap aja Bunda khawatir dengan keselamatannya". Ucap Bunda Inne khawatir.

"Bun, Alwi udah besar, dia pasti bisa menjaga dirinya sendiri. Apalagi dia sangat jago dalam bela diri. Alwi pasti sedih melihat Bundanya khawatir karena dirinya. Jadi, kita berdoa saja semoga Alwi akan baik-baik saja dimanapun ia berada. Udah ya Bun, jangan sedih lagi, Alwi butuh semangat dari Bunda". Ucap Ayah Ananda.

"Iya yah". Jawab Bunda Inne tersenyum.

"Nah gitu dong, tambah cantik jadinya". Ucap Ayah Ananda menggoda Bunda Inne. Sedangkan Bunda Inne tersenyum malu.

"Tenang aja Bun, Ayah berjanji akan menjaga dan membantu putra kita menyelesaikan masalahnya dengan baik sampai ia bisa hidup tenang dan bahagia bersama istrinya nanti". Batin Ayah Ananda.

**********

Selamat Membaca....
Maaf pendek 🙏🙏

Apakah Ini Akhir ? (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang