Part 40 (Sudah direvisi)

112 19 0
                                    

Keesokan paginya

Terlihat Alwi sedang menyiapkan pakaian yang akan ia bawa ke Bandung. Tanpa ia sadari, Kian Santang dan Abikara masuk ke kamarnya. Mereka berdua pun berniat untuk mengejutkan Alwi.

"Satu, dua, tiga. DOR !". Ucap Kian Santang dan Abikara.

"Eh ada ayam mati !". Ucap Alwi terkejut sambil latah.

"Enak aja kita dikatain ayam mati". Ucap Kian Santang kesal.

"Kalian juga, ngapain coba kagetin Alwi". Ucap Alwi mengusap dadanya pelan.

"Maaf Wi, hehehe". Ucap Kian Santang cengengesan.

Alwi pun menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah laku mereka berdua itu.

"Kenapa kalian kesini ?". Tanya Alwi.

"Itu yang lain udah siap semua, barang-barang juga udah ditaruh di mobil. Tinggal nunggu kamu aja sama berangkat". Jawab Kian Santang.

"Yaudah, kita kebawah sekarang". Ucap Alwi.

Abikara dan Kian Santang pun mengangguk kemudian mereka bertiga pun berjalan bersama menuju ruang keluarga.

********

Skip sampai di ruang keluarga

"Assalamualaikum". Ucap Alwi, Kian Santang, dan Abikara.

"Waalaikumsalam". Jawab semuanya.

Alwi pun duduk di samping Ayahnya dan menyenderkan kepalanya dipundak sang Ayah, sedangkan Kian Santang dan Abikara duduk di samping Ridho.

"Kamu kenapa Wi ? Kepalanya pusing lagi ?". Tanya Ayah Ananda menoleh kearah Alwi yang sedang memejamkan matanya.

"Alwi gapapa, cuma kepengen kayak gini sama Ayah, kan udah sering sama Bunda". Jawab Alwi yang masih memejamkan matanya.

Ayah Ananda pun tersenyum mendengar perkataan Alwi, memang benar sudah lama sekali Alwi tidak seperti ini padanya. Terakhir saat ia berusia 12 tahun, setelah itu Alwi lebih sering dekat dengan Bundanya.

"Tumben Wi, apa kamu ada masalah ?". Tanya Bunda Inne.

"Ga ada Bun, lagi pengen kayak gini aja. Boleh kan yah ?". Jawab dan tanya Alwi sambil membuka matanya, kemudian menoleh ke arah Ayahnya.

"Boleh kok sayang". Jawab Ayah Ananda tersenyum.

Alwi pun tersenyum manis mendengar jawaban sang Ayah.

"Alwi, kata Tammy kamu udah menyiapkan semua buat acara pernikahan kamu nanti, kamu juga masih mencari gedung yang bagus buat acara pernikahan kamu, dan temanya Arab. Kebetulan didekat kantor Ayah, ada gedung yang biasanya buat acara pernikahan, kamu bisa cek kesana bareng Ayah, jadi Ayah ga jauh-jauh dari kamu, dan Ayah juga bisa nyuruh kakakmu Ridho untuk menemani kamu karena kakakmu juga kerja di kantornya Ayah. Apa kamu mau cek kesana ?". Ucap dan tanya Ayah Ananda.

"Hmm, nanti Alwi cek kesana bareng Tammy, siapa tau tempatnya cocok". Jawab Alwi.

"Tapi Wi, kamu pilih temanya Arab karena kamu itu seorang Habib atau gimana ?". Tanya Kian Santang.

"Tammy yang pilih bukan Alwi. Tammy juga berhijab sekarang, jadi yang Alwi setuju kalo temanya Arab". Jawab Alwi.

"Kamu emang mandiri Wi, kakak bangga sama kamu. Kamu lakukan semuanya sendiri tanpa mau merepotkan siapapun termasuk kak Ridho. Kakak yakin Tammy pasti akan hidup bahagia bersama kamu". Batin Ridho.

"Kakak ga salah mengizinkan kamu sama Tammy, Wi, walaupun awalnya kakak suka sama dia. Kakak yakin Tammy akan bahagia selamanya bersama kamu". Batin Masaji.

"Semoga kalian akan selalu bersama sampai ajal yang memisahkan kalian berdua. Aku salut sama Alwi, dimasa sulit seperti ini, dia masih bisa mengurus segala kebutuhan buat pernikahannya". Batin Kian Santang.

"Kayaknya bakal ada yang nyusul nih". Ucap Abikara tersenyum jahil

"Lah, siapa ? Kak Ridho sama Suheil kan belum punya calonnya". Ucap Suheil.

"Iya yan, siapa ?". Tanya Ridho.

"Siapa lagi kalo bukan pangeran kesayangan Padjadjaran dan kesayangan kita semua, yang ketampanannya hampir membuat para emban salah tingkah yaitu Raden Kian Santang". Ucap Abikara menggoda Kian Santang.

Semuanya pun tertawa dengan ucapan Abikara kecuali Kian Santang yang sedang kesal.

"Wah, bagus itu, gapapalah nikah muda. Itu justru bagus, kan kamu calon putra mahkota Padjadjaran". Ucap Alwi tersenyum geli.

"Sama siapa ? Ada putri raja yang kamu sukai ?". Lanjut Alwi.

"Itu sama Nyimas Dewi Rengganis, dia itu cantik banget, Wi sampai-sampai banyak pangeran yang melamarnya. Tapi sayangnya dia hanya menyukai Kian Santang". Jawab Abikara menggoda Kian Santang.

"Udah, nikah aja sama dia. Kasihan loh dia udah lama menunggu kamu untuk melamarnya. Lamar habis itu langsung nikah aja". Ucap Masaji tersenyum geli.

"Itu kalo lu yang nikah Bambang". Ucap Ridho.

"Yeee nama gw bukan Bambang, nama gw Muhammad Masaji Alfarizi, lu kali yang namanya Bambang". Jawab Masaji kesal

"Terserahlah". Jawab Ridho yang tidak mau berdebat dengan Masaji.

"Apaan sih, aku ga suka sama Rengganis. Kita cuma sahabatan". Ucap Kian Santang kesal.

"Tapi sahabat bisa jadi cinta loh". Ucap Tammy tersenyum jahil.

"Ish, kalian ngeselin banget". Ucap Kian Santang kesal.

Mereka semuanya pun tertawa bersama, Kian Santang pun ikut tertawa bersama mereka.

"Katanya kesal kok ikut ketawa". Ucap Alwi tersenyum geli.

"Ga jadi kesal, hehehe". Ucap Kian Santang cengengesan.

"Makasih ya kalian mau datang ke pernikahanku". Ucap Alwi tersenyum.

"Iya, sama-sama. Padjadjaran juga terbuka kok untuk kalian yang mau mampir kesana, keluarga istana akan senang jika kalian mau kesana. Habis nikah, liburan aja kesana, siapa tau pas sekamar, besoknya udah ada bayi yang aku gendong". Ucap Kian Santang tertawa.

"Nah, benar tuh. Semoga aja, aku udah ga sabar mau gendong bayi dari kalian berdua". Ucap Abikara semangat.

"Kalian doa aja ya". Ucap Alwi tersenyum.

"Semoga saja kebahagiaan ini akan selalu ada untuk selamanya, amiin...". Batin Alwi

*********

Selamat membaca
Maaf ya kemaren ga update soalnya aku lagi sakit 🙏🙏, kalian doain aja ya

Apakah Ini Akhir ? (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang