Part 41 (Sudah direvisi)

96 20 2
                                    

"Wi, mau berangkat kapan ? Kamu yang tau alamatnya soalnya". Tanya Tammy.

"Hmm, sekarang aja. Udah nelfon Zayyan ?". Jawab dan tanya Alwi.

"Udah, katanya sih lagi otw kesini". Jawab Claudia.

"Assalamualaikum". Ucap teman-temannya Alwi dan Tammy.

"Waalaikumsalam". Jawab keluarganya Alwi dan teman-temannya Ridho.

Sandrinna pun mendekati Alwi, Tammy yang melihat itu pun cemburu. Mereka yang melihat itu was was karena bisa saja Sandrinna mengatakan sesuatu kepada Alwi.

"Alwi, aku mau ngomong sesuatu sama kamu dan Tammy. Dan aku harap Tammy enggak membenciku nanti". Ucap Sandrinna ragu.

"Apa yang mau kamu katakan ?". Tanya Alwi dingin.

"Gara-gara kamu sih, seharusnya kamu ga usah membuat Sandrinna mengejar Alwi. Kamu tau kan, Alwi dan Tammy akan menikah nanti. Jika sampai hubungan mereka berdua retak, kamu dan Sandrinna yang harus bertanggung jawab". Ucap Rey kesal

"Tapi aku yakin Alwi itu juga punya perasaan lebih sama dia". Ucap Andrienne.

Semuanya pun terkejut dengan ucapannya itu.

"Kata siapa aku menyukainya ? Aku sudah bilang, aku hanya menyukai Tammy bukan Sandrinna". Ucap Alwi dengan nada tinggi.

Tammy pun mencoba untuk menenangkan Alwi.

"Dan kalian coba jelaskan. Sebenarnya apa yang terjadi sehingga Sandrinna menjadi seperti ini". Ucap Alwi dingin.

"Maaf Wi, kami ga tau masalahnya. Tapi mereka berdua akan menjelaskannya". Jawab Zayyan.

"Begini Wi, aku sempat menanyakan pada Sandrinna apakah ia menyukaimu, ternyata benar ia menyukaimu. Karena aku ingin dia bahagia, aku mencoba menghasutnya untuk membuatmu jatuh cinta pada dirinya. Dan itu berhasil, dia sepakat untuk mengatakan perasaannya padamu, dan aku mendukungnya. Aku pikir, kamu juga mempunyai perasaannya padanya mengingat perlakuan manismu selama ini padanya. Sebenarnya dari awal dia mau ke dukun, tapi aku melarangnya karena itu akan percuma. Maafkan aku Wi". Ucap Andrienne.

Alwi pun menghela nafasnya pelan.

"Jadi ini yang membuatku gelisah, ternyata ada yang menyukaiku diam-diam, aku pikir hanya Andrienne saja, ternyata Sandrinna juga. Ya Allah, kenapa jadi seperti ini". Batin Alwi.

"Aku melakukan itu karena aku sudah menganggapnya sebagai saudaraku sendiri bukan sebagai seorang kekasih. Dan aku tidak mempunyai perasaan lebih padanya". Ucap Alwi.

"Dan kalian malah salah paham". Lanjut Alwi.

"Maafkan kami Wi". Ucap mereka berdua.

"Kalian berdua aku maafkan, lain kali jangan seperti ini lagi. Aku ga mau Tammy salah paham akan hal ini". Ucap Alwi.

Mereka berdua pun mengangguk.

"Yasudah, kita berangkat sekarang. Kalian bawa mobil berapa ?". Tanya Alwi.

"2 mobil, mobilku sama Rey". Jawab Zayyan.

"Yasudah". Ucap Alwi singkatkemudian ia pun pergi meninggalkan mereka semua.

"Tuh kan, kayaknya Alwi masih marah deh. Dia dingin gitu, jawabannya singkat, padat dan jelas". Ucap Ridho.

"Emang kalo dia marah kayak gitu ?". Tanya Kian Santang.

"Iya, yang paling parahnya lagi, dia akan diam aja tanpa memperdulikan kita selama 1 Minggu. Itu kan parah banget". Jawab Ridho.

"Aku coba bujuk dia bareng Kian Santang sama Abikara nanti". Ucap Tammy.

"Mendingan Bunda bareng kita aja, biar Ridho nanti yang gantiin Bunda". Ucap Ridho.

Mereka semuanya pun mengangguk setuju kemudian semuanya pun pergi menyusul Alwi ke garasi mobil.

**********

Di garasi

Alwi pun masuk ke dalam mobilnya.

"Wi, Bunda bareng Ayah nih, kakak yang bareng kamu ya". Ucap Ridho.

"Hmm, iya". Jawab Alwi singkat.

"Tuh kan benar dia marah, singkat banget ditambah lagi wajahnya datar banget, dingin pula". Batin Ridho.

"Ga usah kebanyakan ngelamun, masuk sekarang". Ucap Alwi dingin.

"Eh iya Wi". Jawab Ridho.

Karena semuanya sudah masuk, Ayah Ananda dan Alwi pun mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

*********

Dimobilnya Alwi

Posisi mereka duduk saat ini, Tammy bersama Alwi, Kian Santang dan Abikara di tengah, dan Claudia di belakang bersama Ridho.

Sepanjang perjalanan, mereka semuanya pun hanya terdiam, biasanya Alwi yang mengajak mereka untuk berbicara. Alwi yang melihat mereka melamun pun langsung mengajak mereka berbicara.

"Ga baik ngelamun kayak gitu". Ucap Alwi dengan nada lembut.

Semuanya pun terkejut dengan ucapannya itu.

"Kamu udah ga marah Wi ?". Tanya Ridho.

"Sedikit, cuma marahnya ke Andrienne sama Sandrinna bukan kalian". Jawab Alwi sambil tersenyum kecil.

"Tapi kok tadi dingin banget ke kita". Ucap Kian Santang heran.

"Itu cuma kalo lagi dekat aja sama mereka berdua. Biar mereka ga deketin Alwi terus. Alwi risih". Jawab Alwi.

"Ohhh". Jawab semuanya.

"Oh ya, besok kalian semua harus udah rapi, Alwi mau ngajak kalian ke suatu tempat". Ucap Alwi.

"Kemana ?". Tanya Ridho. "Ke Padjadjaran". Jawab Alwi singkat.

"Hah ? Mau ngapain kesana ?". Tanya Tammy.

"Silahturahmi, sekalian kenalan sama mereka semua. Lagian wajah keluarga kita itu tuh sama mereka, hanya umur saja yang berbeda". Ucap Alwi.

"Umur mereka lebih muda dari kita". Lanjut Alwi.

"Beneran Kian ?". Tanya Ridho.

Kian Santang pun mengangguk benar.

"Yaudah, sekalian mau lihat yang jadi Rakamu itu kakak atau si Bang Haji". Ucap Ridho.

"Bang haji itu siapa kak ? Bang haji Rhoma irama ?". Tanya Abikara penasaran.

"Yassalam, kelamaan disini, jadi tau artis-artis disini ternyata". Jawab Ridho tertawa.

"Yang kakak maksud itu si kak Aji, siapa lagi kalo bukan dia". Lanjut Ridho.

Mereka semuanya pun tertawa kecuali Alwi, ia hanya tersenyum geli karena ia sedang menyetir.

"Yassalam, ada-ada aja". Ucap Alwi tersenyum geli.

Mereka pun memberhentikan tertawanya kemudian Ridho pun cengengesan tidak jelas.

**********

Selamat membaca
#menujupartterakhir

Apakah Ini Akhir ? (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang