Part 48 (Sudah direvisi)

114 19 0
                                    

"Kamu udah tenang Wi ?". Tanya Rara Santang.

"Udah kak". Jawab Alwi. Walangsungsang dan Rara Santang menyuruh Alwi untuk memanggil mereka dengan sebutan "Kakak" saja dan Alwi pun menurutinya.

"Yaudah, kita bagi strategi sekarang". Ucap Ridho.

"Ayah, Bunda, Ridho, Suheil sama Masaji berada di luar rumah, sedangkan Alwi, Kian Santang, Walangsungsang, dan Rara Santang masuk ke dalam untuk menyelamatkan Tammy sama yang lain. Jika ada masalah, kalian bisa berteriak meminta bantuan kami. Nanti kami akan menyusul kalian ke dalam". Ucap Ridho.

Mereka semua pun mengangguk setuju.

"Berhati-hatilah putra-putriku, semoga Allah melindungi kalian semua". Ucap Bunda Inne.

"Amin". Ucap mereka berempat.

"Terimakasih Bunda, kalo begitu kami akan masuk ke sana, kalian juga berhati-hatilah disini. Assalamualaikum". Ucap Alwi.

"Iya Nak/Wi, Waalaikumsalam". Jawab Ayah dan yang lainnya.

"Semoga kalian semua baik-baik saja". Batin Bunda Inne.

*********

Di dalam rumah

Terlihat Tammy, Claudia, Nadya, dan Namira sedang terikat di bangku, mereka pun berusaha untuk melepaskan diri. Tetapi ikatan tersebut terlalu kuat.

"Astaghfirullah, Tammy". Teriak Alwi.

"Alwi". Panggil Tammy dan yang lainnya.

"Bagus, kamu datang pada waktu yang tepat". Ucap Ryan datang bersama sang istri, Riska.

"Sebenarnya kalian mau apa, hah ? Kenapa keluarga Alwi yang jadi taruhannya ?". Ucap Alwi dingin.

"Anak kami mati karena ulahmu Alwi". Ucap Riska.

"Yang bunuh Kevin bukanlah Alwi, dia bunuh diri". Ucap Kian Santang yang berada di sampingnya.

Ryan dan Riska pun terkejut karena melihat Alwi memiliki kembaran.

"Jangan bohong kamu ! Itu karena dia saudaramu". Ucap Ryan tak terima.

"Hati om memang sudah menjadi batu, sampai-sampai tidak mau mendengar nasehat orang lain". Ucap Kian Santang dingin.

Sedangkan Alwi lebih fokus pada Walangsungsang dan Rara Santang yang sedang melepaskan Tammy, Claudia, Nadya, dan Namira.

Dan akhirnya mereka pun berhasil, Rara Santang pun menyuruh mereka berempat keluar lewat pintu dapur. Walangsungsang dan Rara Santang pun mendekati Kian Santang dan Alwi.

Mereka berdua pun terkejut melihat Rara Santang yang mereka anggap sebagai Tammy melepaskan diri.

"Hebat juga kamu Tammy". Ucap Ryan.

"Tentu saja, seorang wanita pun harus kuat seperti seorang pria". Ucap Rara Santang tegas.

"Kalau begitu lawan kami". Ucap Ryan memanggil anak buahnya.

Ada 12 orang yang akan membantu Ryan untuk mengalahkan mereka berempat.

"Wi, kamu bisa silat kan ?". Tanya Rara Santang.

"Bisa kak, tenang aja". Jawab Alwi menyiapkan kuda-kudanya.

Mereka berempat pun mulai menyerang anak buahnya Ryan. Tadi, Alwi sudah menghubungi polisi sebelum masuk ke dalam rumah dan sekarang polisi pun sedang dalam perjalanan menuju kesana.

Mereka berempat pun berhasil mengalahkan anak buahnya Ryan. Riska pun diam-diam mengeluarkan sebuah belati kecil kemudian ia pun mencoba menusuk Kian Santang, Alwi yang melihat itu pun langsung mendorong Kian Santang dan alhasil ia yang terkena tusukan itu.

"Astaghfirullah, Alwi !!!". Teriak Kian Santang menangkap tubuh Alwi yang hampir limbung. Polisi pun masuk bersama Ridho dan yang lainnya.

Mereka pun terkejut melihat Alwi sedang berada di pangkuan Kian Santang. Polisi pun langsung menahan Ryan dan Riska.

"Kenapa kamu nyelamatin aku ? Harusnya aku yang nyelamatin kamu". Ucap Kian Santang yang mulai menangis.

"Ga usah nangis Han, aku gapapa kok". Ucap Alwi lirih.

"Aku ga akan berhenti nangis, aku sayang sama kamu Wi. Aku udah anggap kamu sebagai adikku sendiri, jadi wajar kalo aku khawatirin kamu sambil nangis". Ucap Kian Santang dengan suara parau akibat ia menangis.

"Justru itu aku selamatin kamu karena aku juga sayang sama kamu, aku udah anggap kamu sebagai kakakku sendiri". Ucap Alwi lirih.

"Aku minta tolong jagain keluargaku demi aku termasuk Tammy. Jangan bikin dia menangis, nanti aku pukul kamu lewat mimpi". Ucap Alwi terbata-bata.

"Kamu ngomong apaan sih Wi, kamu harus bersamaku terus". Ucap Kian Santang panik.

"Terimakasih Raka karena selama ini sudah ada di sampingku dan selalu menghiburku jika aku sedang sedih. Titip salamku pada Abikara. Dan tolong lakukan apa yang aku katakan tadi, aku percaya padamu Raka". Ucap Alwi sambil tersenyum.

"Enggak Wi, jangan tinggalin aku". Ucap Kian Santang panik.

"Aku menyayangimu Raka". Ucap Alwi kemudian ia pun pingsan karena sudah tidak bisa menahan rasa sakitnya.

"Bangun Wi". Ucap Kian Santang panik.

Ia pun mengecek denyut nadinya dan Alwi masih hidup hanya saja denyut nadinya melemah.

"Kak Ridho, siapkan mobil. Kita bawa Alwi ke rumah sakit". Ucap Kian Santang dingin.

"Alwi masih hidup ?". Tanya Tammy.

"Iya". Jawab Kian Santang singkat.

"Dan untuk kalian berdua, aku akan ceritakan semuanya pada kalian. Tetapi itu nanti. Pak, bawa mereka ke kantor polisi". Ucap Kian Santang.

Mereka pun dibawa ke mobil polisi. Kian Santang pun menggendong Alwi dan memasukkannya ke dalam mobil Nadya.

Bunda yang melihat itu pun langsung duduk disampingnya. Sedangkan Ridho dan Suheil berada di mobilnya Nadya.

Di mobil Ayah, ada Ayah, Bunda, Alwi, Kian Santang, Tammy, Rara Santang dan Walangsungsang, sedangkan di mobil kedua ada Nadya, Namira, Suheil, Ridho, dan Masaji.

"Putraku, Rayimu akan baik-baik saja, kamu tenang saja". Ucap Bunda Inne menenangkan Kian Santang

"Ini semua salahku, harusnya aku yang melindunginya bukan dirinya". Ucap Kian Santang mengalahkan dirinya.

Tammy pun langsung memeluk Kian Santang dari samping karena ia duduk disebelah kanannya.

"Ini bukan salahmu Han, jangan menyalahkan dirimu sendiri. Alwi pasti sedih melihat Rayinya menangisinya seperti ini". Ucap Tammy mengusap air matanya.

"Ya Allah semoga Alwi baik-baik saja, aku ga tega melihatnya seperti itu". Batin Walangsungsang yang juga mengkhawatirkan Alwi dan Kian Santang.

**********

Selamat membaca....
#menujupartterakhir

Apakah Ini Akhir ? (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang