Setelah selesai tertawa, mereka pun melanjutkan perjalanan mereka menuju ke ruang rawat Tammy.Sesampainya disana, ternyata Ayah Ananda dan yang lainnya sudah ada disana terlebih dahulu.
"Assalamualaikum". Ucap Alwi dan yang lainnya.
"Waalaikumsalam". Jawab Tammy dan yang lainnya.
"Eh kalian ada disini juga. Makasih ya udah mau jenguk Tammy". Ucap Tammy tersenyum.
"Iya, sama-sama. Kami juga senang keadaan kamu baik-baik aja". Ucap Sandrinna.
"Oh ya, ini kita bawa parcel buah. Jangan lupa dimakan biar cepat sembuh". Ucap Clay menaruh parcel buah di nakas. Tammy pun menganggukkan kepalanya.
"Wi". Panggil Ayah Ananda, karena sedari tadi Alwi hanya terdiam saja. Mereka pun menoleh kearah Alwi.
"Iya yah, ada apa ?". Tanya Alwi.
"Kamu sakit Nak ? Dari tadi kamu diam aja, habis itu wajah kamu pucat banget". Ucap Bunda Inne khawatir.
Alwi pun menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum.
"Kenapa firasat aku ga enak ya ? Padahal kan Alwi ada disini". Batin Bunda Inne.
"Kamu makan dulu ya Wi". Ucap Ridho mengambil tempat makan yang dibawa dari rumah tadi, memang Ridho sengaja untuk memasak makanan untuk Alwi karena Alwi belum makan.
"Sini kak, biar Tammy yang suapin Alwi". Ucap Tammy mengambil tempat makanan tersebut dari Ridho.
Ridho pun menyuruh Alwi untuk duduk di samping Tammy, dan Alwi pun pasrah jika sudah diperlakukan seperti ini.
"Pokoknya Alwi harus makan, ga ada bantahan". Ucap Ayah Ananda.
Alwi pun menghela nafasnya pelan, kemudian ia pun mengangguk tandanya ia mau makan. Tammy pun dengan senang hati menyuapi Alwi dengan penuh kasih sayang.
"Kenapa firasatku ga enak ya ? Seperti akan ada sesuatu yang akan terjadi terhadap Alwi". Batin Tammy yang merasakan firasatnya semakin kuat.
Ternyata semuanya pun merasakan firasat yang Bunda dan Tammy rasakan saat ini.
Tetapi mereka mencoba untuk berpikir positif dan berdoa semoga Alwi akan baik-baik saja. Tidak lama kemudian, makanan Alwi pun habis tanpa tersisa.
"Pintar banget ya putra Ayah yang satu ini". Ucap Ayah Ananda mengusap rambutnya Alwi. Alwi pun tersenyum kepada Ayahnya.
"Semoga saja kamu terus tersenyum seperti ini Nak". Batin Ayah Ananda.
"Hmm, Alwi mau ke toilet dulu ya". Ucap Alwi bangkit dari duduknya.
"Kakak temenin ya". Ucap Ridho. Alwi pun menganggukan kepalanya.
"Alwi pamit ya, Assalamualaikum". Ucap Alwi.
"Waalaikumsalam". Jawab semuanya yang terkejut akan ucapan Alwi yang seperti mengatakan salam perpisahan.
Ridho pun segera menemani Alwi ke toilet.
"Kak Ridho, Alwi minta jagain Ayah, Bunda, dan Suheil ya jika suatu hari Alwi akan pergi selamanya". Ucap Alwi tersenyum.
"Kamu ngomongnya kok kayak gitu sih ? Kakak tau kalo semua manusia akan mati, tapi kakak minta jangan pernah ngomong seperti itu lagi". Ucap Ridho.
"Iya kak, maafin Alwi ya. Alwi janji ga akan ngomong kayak gitu lagi". Ucap Alwi tersenyum manis, Ridho pun membalas senyumannya.
Tiba-tiba ada seorang pria yang menghadang mereka berdua.
"Siapa kau ?". Tanya Alwi tegas.
"Alwi, bersiaplah untuk menemui ajalmu". Ucap pria itu dengan tersenyum jahat kemudian ia pun mengarahkan sebuah pistol kearah Alwi.
Ridho pun terkejut sekaligus khawatir terjadi sesuatu padanya.
"Tapi sepertinya aku akan membunuh kakakmu terlebih dahulu". Ucap pria tersebut mengarahkan pistol tersebut kearah Ridho.
"Alwi, kamu pergi dari sini, jangan khawatirkan kakak. Kakak ingin kamu selamat". Ucap Ridho.
Alwi pun hanya diam saja mendengar ucapan kakaknya itu, tidak mungkin ia meninggalkan kakaknya sendirian.
Pria itu pun mulai menembak Ridho, dan Ridho pun memejamkan matanya berharap bahwa Alwi akan baik-baik saja.
"ASTAGHFIRULLAH, KAK RIDHO !!". Teriak Alwi berlari kemudian ia pun mendorong Ridho dan dirinya sendiri yang terkena tembakan itu.
Ridho pun membuka matanya dan melihat Alwi yang hampir limbung, Ridho pun terkejut ternyata Alwi mengorbankan nyawanya demi dirinya.
Ridho pun menangkap tubuhnya Alwi yang hampir limbung. Pria itu pun tersenyum senang dan dia pun pergi meninggalkan mereka berdua.
"Wi, kakak udah bilang kamu pergi aja, kenapa kamu malah nolongin kakak. Kakak ga berguna ya Wi". Ucap Ridho menangis.
Alwi pun menggeleng-gelengkan kepalanya pelan lalu mengusap air matanya sambil tersenyum.
"Kakak jangan bilang kayak gitu, kakak udah sering kok nolongin Alwi. Sekarang tinggal Alwi yang tolongin kak Ridho". Ucap Alwi tersenyum tipis.
"Arghhhh, ya Allah sakit banget". Ucap Alwi memegang dada sebelah kirinya yang terkena tembakan tadi.
"Kamu bertahan ya Wi, kakak akan telpon Ayah dulu". Ucap Ridho mengambil hp dari kantong celananya.
"Alwi udah ga kuat kak". Tanya Alwi terbata-bata menahan rasa sakitnya itu.
"Kamu pasti kuat Wi, Ayah sama kak Aji akan segera kesini". Ucap Ridho memegang tangan Alwi untuk memberinya kekuatan.
Alwi pun memejamkan matanya untuk mengurangi rasa sakitnya itu.
"Assalamualaikum Dho". Ucap Ayah dan Masaji berlari mendekati mereka.
"Waalaikumsalam". Jawab Ridho yang masih menangis.
"Ya Allah, Alwi masih dengar Ayah kan ?". Tanya Ayah Ananda khawatir.
Alwi pun membuka matanya perlahan kemudian ia pun mengangguk pelan. Ayah Ananda pun menggendong Alwi dan berlari menuju ke ruang ICU.
"Bunda sama yang lainnya ga tau Dho, lu tenang aja". Ucap Masaji. Ridho pun menganggukan kepalanya.
"Dok, tolongin anak saya". Ucap Ayah Ananda membaringkan tubuhnya di brangkar.
"Bapak tenang saja, saya akan menolong anak bapak". Ucap dokter yang bernametag Raka itu.
Dokter Raka pun masuk kedalam ruangan tersebut dan pintunya pun tertutup. Ridho pun terduduk lemas dan mencoba untuk menenangkan dirinya.
Ayah Ananda pun duduk di samping putra sulungnya itu.
"Sebenarnya apa yang terjadi Dho ?". Tanya Ayah Ananda lembut.
"Tadi saat menuju toilet, ada seorang pria menghadang kami. Dan pria itu ingin menembak Ridho tetapi Alwi mendorong Ridho dan alhasil Alwi yang terkena tembakan itu". Jawab Ridho.
"Kamu tenang aja, Alwi itu anak kuat. Kita berdoa aja semoga Alwi baik-baik saja". Ucap Ayah Ananda.
"Amiin". Jawab Masaji dan Ridho.
**********
Selamat membaca....
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah Ini Akhir ? (Selesai)
Teen FictionCerita ini adalah season 2 dari cerita yang berjudul "Pergi" Semenjak meninggalnya putra bungsu dari Ananda Goerge dan Inne Azri bernama Alwi Goergeazri, keluarga Goerge menjadi keluarga yang penuh dengan kesedihan. Tetapi kesedihan itu menghilang k...