Part 19 (Sudah direvisi)

138 19 5
                                    


Di kamarnya Alwi
Alwi pun sedang merapikan rambutnya. Ia pun sempat memikirkan pembicaraan dirinya dengan Suheil. Ia pun menghela nafasnya pelan.

"Alwi bingung, harus gimana sekarang. Kalo Alwi nekat, nyawa Alwi akan dalam bahaya dan itu akan membuat semuanya sedih. Dan bisa saja nyawa keluarga ini yang jadi taruhannya, tapi kalo ga segera diselesaikan, keluarga ini akan dalam bahaya. Ya Allah, apa yang harus hamba lakukan". Batin Alwi.

Tiba-tiba Tammy pun masuk ke kamarnya Alwi.

"Assalamualaikum Wi". Ucap Tammy.

"Waalaikumsalam". Jawab Alwi menoleh kearah Tammy sambil tersenyum.

Tammy pun mendekati Alwi kemudian ia pun segera memeluk Alwi dan Alwi pun membalas pelukannya sambil tersenyum.

"Tammy kangen sama Alwi". Ucap Tammy di pelukannya.

"Padahal cuma sebentar doang, kok udah kangen aja". Ucap Alwi terkekeh kecil.

"Biarin aja, emang Alwi ga kangen sama Tammy ?". Tanya Tammy.

"Kangen banget". Jawab Alwi tersenyum.

"Wi". Panggil Tammy.

"Hmm ?". Jawab Alwi.

"Jangan tinggalkan Tammy dan yang lainnya ya, kalo ada masalah, ceritakan ke kita semua. Jangan bertindak sendiri". Ucap Tammy melepaskan pelukannya.

Alwi pun menganggukan kepalanya sambil tersenyum.

"Udah siap kan ? Yuk kita kebawah. Udah pada nungguin pangeran tampan loh". Ucap Tammy menggoda Alwi.

"Iya, yuk". Jawab Alwi yang tidak memperdulikan godaan Tammy.

Alwi pun melangkahkan kakinya keluar disusul oleh Tammy.

"Tammy berharap, kejadian itu tidak terjadi lagi. Jika Alwi pergi, Tammy harus melepaskan rasa rindumu itu ke siapa Wi". Batin Tammy.

***********

Skip sampai di bawah
"Wah, pangeran kita udah datang nih". Ucap Ridho.

"Yassalam, ada-ada aja kakak nih". Ucap Alwi terkekeh kecil.

"Kamu serius mau masak ?". Tanya Claudia.

"Iya, Alwi serius". Jawab Alwi.

"Tapi kali ini, kalian boleh memilih makanannya. Nanti Alwi yang masak". Lanjut Alwi.

"Beneran Wi ?". Tanya Ayah Ananda dan yang lainnya.

"Iya". Jawab Alwi.

"Oke Wi". Jawab semuanya.

Alwi pun tersenyum melihat itu.

"Alhamdulillah, rencana Alwi berhasil. Setidaknya dengan ini bisa membuat mereka melupakan kesedihannya. Untuk masalah Alwi, akan Alwi ceritakan nanti". Batin Alwi.

"Yaudah, kita mau nasi Mandhi tapi dagingnya pake Ayam aja". Ucap Ridho.

"Iya Wi, itu kan cukup buat kita semua". Ucap Masaji.

"Lagipula, itu kan makanan kesukaan kamu. Kan ga mungkin kita mah makanan yang gak kamu suka. Kita makannya bareng-bareng. Kita juga suka kok". Ucap Bunda Inne.

"Hmm, oke Bun". Jawab Alwi kemudian ia pun pergi ke dapur.

"Emang Alwi bisa masak nasi mandhi ya ?". Tanya Nadya.

"Bisa kok, dia itu sering banget masak itu dulu". Jawab Ridho.

"Kalian ngerasa ga sih kalo wajahnya Alwi itu pucat banget ?". Tanya Masaji.

"Iya, gw ngerasain Ji. Lebih pucat dari biasanya". Jawab Ridho.

"Tadi, waktu Tammy peluk Alwi, badannya Alwi agak panas juga. Niatnya Tammy mau nanya, tapi Alwi kayak menghindar gitu". Ucap Tammy.

"Ya Allah, terus gimana ini yah". Ucap Bunda Inne khawatir.

"Tenang Bun, Alwi akan baik-baik saja. Dia cuma butuh istirahat aja". Ucap Ayah Ananda.

"Kamu selalu kayak gini Wi, sampai kapan kamu kayak gini ? Kamu membuat kami khawatir". Batin Ridho.

"Assalamualaikum". Ucap Alwi.

"Walaikumsalam". Jawab semuanya.

"Udah selesai Wi ?". Tanya Tammy.

"Udah Tam, yuk ke ruang makan". Jawab Alwi.

"Alwi, duduk dulu sini Nak". Ucap Ayah Ananda. Alwi pun duduk di tengah-tengah Ayah Ananda dan Bunda Inne.

"Ada apa yah ? Nanti keburu makanannya dingin". Jawab dan ucap Alwi.

"Kamu sakit ?". Tanya Ayah Ananda.

"Enggak kok yah". Jawab Alwi. Bunda Inne pun memegang dahinya Alwi, dan benar kata Tammy. Badannya Alwi panas.

"Jangan bohong Wi, badan kamu panas gini kok. Kita ke rumah sakit ya". Ucap Bunda Inne.

"Gak usah Bun, Alwi cuma butuh istirahat. Ini juga ga pusing kok". Ucap Alwi bangun dari duduknya.

"Tapi Wi....". Ucapan Ridho terpotong oleh Alwi. "Alwi gak mau dibantah". Ucap Alwi dingin.

Mereka pun hanya bisa menghela nafas jika Alwi sudah berkata seperti itu.

"Yuk kita ke ruang makan". Ajak Ayah Ananda. Yang lain pun hanya menganggukan kepalanya.

Saat ingin melangkah, tiba-tiba pandangan Alwi memburam. Kepalanya pun bertambah sakit, lebih sakit dari sebelumnya. Ridho yang melihat itu pun khawatir.

"Kamu kenapa Wi ?". Tanya Ridho khawatir.

Karena sudah tidak kuat, tubuh Alwi pun limbung dan berhasil ditangkap oleh Ridho.

"ASTAGHFIRULLAH, ALWI !!". Teriak Ayah Ananda dan yang lainnya termasuk Ridho.

********

Kira-kira Alwi kenapa ya ?
Apakah Alwi baik-baik saja ?
Dan apakah Alwi akan mengatakan masalah yang menganggu pikirannya selama ini ?
Selamat menunggu ya

Selamat membaca
Udah puasa hari ke-14 aja nih, lama banget selesainya 😭😭, udah ada yang bolong belum nih 😁😁

Apakah Ini Akhir ? (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang