Part 10 (Sudah direvisi)

162 22 4
                                    


"Astaghfirullahalazim, Bunda mengira Fariz itu anaknya baik nak". Ucap Inne tidak menyangka.

"Aku tidak menyangka putraku mengalami hal yang menyakitkan dulu". Batin Ananda.

"Tuh orang keterlaluan, mendingan kita tegur mereka sekarang walaupun terlambat. Ini ga bisa dibiarin aja". Ucap Namira yang geram dengan kelakuan Syifa dan Fariz.

"Udah, gapapa kok. Alwi sudah melupakan semuanya. Sekarang ada Tammy yang ada disamping Alwi selalu". Ucap Alwi sambil tersenyum.

"Kenapa kamu ga ngomong sama gw Dho ? Kita kan dari dulu sahabatan, gw bisa aja laporin tuh anak dulu". Ucap Masaji.

"Ya Alwi ga mau masalahnya diketahui oleh siapa pun, dia ingin hanya aku yang mengetahui ini". Jawab Ridho.

"Alwi, kalo kamu ada masalah, bilang kepada kami. Jangan kamu pendam sendiri". Ucap Ananda.

"Iya yah. Boleh ga aku peluk Ayah sama Bunda ?". Tanya Alwi.

"Boleh sayang, sini nak". Jawab Ananda dan Inne. Alwi pun mendekati mereka berdua dan memeluknya dengan erat sambil menangis dalam suara.

Ananda dan Inne pun merasa sedih melihat putranya seperti ini, mereka pun mencoba menenangkan dirinya.

"Bunda tau kamu pasti merasa sakit, tapi kamu harus bisa melupakannya. Bunda yakin kamu bisa, ada Tammy sekarang yang selalu di samping kamu". Ucap Inne. Alwi pun melepaskan pelukannya, Ananda pun mengusap air matanya.

"Udah dong, masa cowok nangis. Bukan jagoan Ayah dong kalo Alwi masih nangis. Ayo dong senyum". Ucap Ananda menyemangati Alwi. Alwi pun mengangguk dan kemudian tersenyum manis.

"Ahh, meleleh aku". Ucap Masaji yang mencoba menghibur Alwi.

"Berarti kakak es krim dong, ga ada yang menyandingi kegantengan Alwi lagi dong, hahaha". Ucap Alwi tertawa.

"Nih bocah, ayo kita serbu". Ucap Ridho disusul oleh yang lainnya kemudian menggelitiki Alwi sampai puas.

Mereka pun terlihat sangat bahagia, Ananda dan Inne pun tersenyum bahagia melihat keluarganya kembali utuh dan bahagia.

"Bunda senang melihat mereka bahagia seperti ini, tapi aku jadi ga tega melihat Alwi sedih seperti itu. Harusnya aku sebagai seorang Ibu tau apa yang terjadi pada putranya". Ucap Inne merasa bersalah.

"Iya Bun, Ayah juga. Tetapi tidak ada gunanya juga kita menyalahkan diri sendiri, yang terpenting Ridho selalu ada disampingnya dan Alwi bisa melupakannya itu membuat kita lega sekarang. Sekarang kita hanya cukup menghiburnya saja, membuatnya bahagia kita pun akan merasa bahagia juga". Ucap Ananda. 

"Iya yah, semoga aja tidak ada yang berbuat jahat pada keluarga kita yah". Ucap Inne.

"Amiin..". Jawab Ananda.

"Ayah, Bunda". Panggil Alwi mendekati Ananda dan Inne.

"Sini nak, udah bercandanya ?". Jawab dan tanya Inne. Alwi duduk di tengah-tengah Ananda dan Inne.

"Udah Bun, hehehe". Jawab Alwi.

"Oh ya, kata kak Ridho, nanti kita liburan ke Bandung sama temen-temennya Alwi, emang benar yah ?". Ucap dan tanya Alwi.

"Benar nak, apa kamu ga mau ya ?". Jawab dan tanya Inne.

"Alwi mau banget yah, tapi emang boleh kalo temen-temennya Alwi ikut liburan sama kita ?". Jawab dan tanya Alwi.

"Gapapa Wi, justru Ayah setuju banget kalo mereka ikut, biar tambah rame". Jawab Ananda.

"Yey, makasih Ayah, Bunda". Ucap Alwi sambil memeluk mereka berdua.

"Iya, sama-sama". Jawab Ananda dan Inne.

"Alhamdulillah, senang banget lihat Alwi sudah ceria lagi". Batin Ridho.

"Emang kamu udah sembuh Wi ?". Tanya Tammy.

"Alhamdulillah, udah kak. Tadi, Alwi udah periksa luka jahitannya, dan ternyata sudah kering. Jadi, Alwi udah sembuh deh". Jawab Alwi ceria.

"Yasudah, besok pagi kita berangkatnya. Untuk barang-barangnya udah kita siapin semua". Ucap Ananda.

"Kayaknya udah lama direncanakan nih sampai udah siap semua, tinggal berangkat aja". Ucap Alwi.

"Hehehe, tau aja kamu Wi". Ucap Ridho cengengesan.

"Yasudah, Ayah sama Bunda mau ke kamar dulu, kalian terserah mau ngapain, mau berduaan juga gapapa". Ucap Inne meledek Alwi dan Tammy.

"Yassalam, Ayah tau aja, hehehe". Ucap Alwi.

"Tuh kan, mau berduaan. Cieee, ajak aja  kencan Wi. Nanti kakak cari tempat yang bagus buat kalian berduaan, daripada dikamar". Ucap Masaji.

"Gapapa kak, Tammy maunya dikamar calon suaminya Tammy aja". Jawab Tammy memeluk Alwi dari samping.

"Cieee, udah ga malu lagi nih ye". Ucap semuanya menggoda Tammy dan Alwi. Alwi pun bangun dari duduknya.

"Eh mau kemana Wi ?". Tanya Bunda.

"Katanya mau jalan-jalan, ayo. Kalian semua ikut aja, nanti Alwi traktir sama ngajak kalian ke tempat yang indah. Kan udah lama Alwi ga ngajak kalian jalan-jalan". Ucap Alwi sambil tersenyum.

"Yey, makasih ya Wi. Ayo semuanya, kita meluncur". Ucap Ridho senang.

Mereka bertiga pun pergi ke kamarnya, begitupun dengan Nadya, Claudia, Namira, dan Tammy. Alwi pun tersenyum melihat tingkah laku mereka itu seperti anak kecil. Ananda dan  Inne pun mendekati Alwi.

"Terima kasih ya nak, kamu sudah membuat keluarga ini menjadi bahagia. Kami senang mempunyai putra sepertimu nak". Ucap Inne sambil memeluk Alwi. Alwi pun membalas pelukannya sambil tersenyum.

"Iya, sama-sama Bun. Kalian gak usah berterima kasih kepada Alwi, Alwi melakukan ini untuk membalas kasih sayang yang sudah kalian berikan terhadap Alwi walaupun Alwi hanya anak angkat". Ucap Alwi melepaskan pelukannya.

"Sekarang Ayah sama Bunda siap-siaplah, takutnya pada ngambek kalo kelamaan, hehehe". Ucap Alwi.

"Yasudah, ayo yah". Ajak Inne.

"Iya Bun, oh ya Wi, ini buat kamu". Ucap Ananda memberikan kotak kepada Alwi.

"Ini isinya apa yah ?". Tanya Alwi.

"Nanti kamu tau kalo udah dibuka dikamar". Ucap Ananda kemudian ia pun pergi menyusul sang istri ke kamarnya.

Alwi pun yang penasaran pun berlari menaiki tangga menuju ke kamarnya.

"ALWI, JANGAN LARI-LARI DI TANGGA, NANTI JATUH. KAMU PIKIR AYAH GA LIHAT APA. KAMU LIHAT ITU ADA CCTV". Teriak Ananda di kamarnya.

Alwi pun berhenti dan menoleh kearah CCTV sambil cengengesan tidak jelas, kemudian ia pun melanjutkan langkahnya menuju ke kamarnya.

Dikamar, Ananda pun menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah laku putranya itu.

***********

Selamat membaca

Apakah Ini Akhir ? (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang