38. Pencariannya

18 9 91
                                    

hai hai hai! update lagi! 😆❤️

buat yang enggak sabar, jangan lupa vote and comment nya ya! thank you!🙏🏿

38

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

38. PENCARIANNYA

Dua hari yang lalu.

Monica melangkah masuk ke rumah lamanya. Matanya menatap sekeliling ruangan yang terlihat benar-benar sepi. Rumah lama ini memang terlihat besar jika ditinggali oleh dirinya sendiri. Tapi ia sama sekali tak mempermasalahkan itu, Monica jauh lebih senang tinggal sendiri daripada tersiksa bersama orangtuanya.

Tubuhnya luruh terduduk di lantai dan bersandar pada pintu kayu di belakangnya. Air matanya kembali jatuh begitu saja, mengingat bagaimana papa dan mamanya membangun rumah ini kemudian meninggalkannya begitu saja. Kenapa tak ada rasa bersalah dan kasihan yang terbesih di dalam hati mereka?

Monica menatap bingkai foto yang sedari tadi berada di atas meja rak. Senyum tipis terbit di bibirnya secara perlahan.

"Capek."

"Monica capek diginiin."

Gadis itu mati-matian berusaha menahan isakannya. "Lama-lama gue pengen mati aja."

Monica memeluk kedua lututnya yang tertekuk kemudian terisak menahan sesak di dalam hatinya. Ia tak pernah merasa sehancur ini.

"Monica takut sendirian..."

Malam itu Monica memutuskan untuk tidur di kamarnya yang dulu. Meski sudah berdebu dan banyak jaring laba-laba yang menghiasi dinding ruangan, Monica tidak mempermasalahkannya. Setidaknya sudah bagus dia bisa istirahat malam ini.

Monica berusaha memejamkan mata seraya mengusir suara-suara dari luar.

Semoga cepat tidur, semoga cepat tidur, semoga cepat tidur.

Jantungnya serasa berhenti saat lampu kamarnya mati. Lansung Monica mencari sakelar lampu di dinding. Ditekannya sakelar, lampur tidak juga menyala. Monica lebih shock lagi saat mendengar bunyi klik yang menggema keras. Gadis itu lansunh meleset ke arah pintu kamar dan memutar hendelnya.

Terkunci.

"Anjing?" Tanpa bisa ditahan, suaranya terdengar gemetar. "Gak lucu, Njing. Woy!"

Jelas tidak adanya jawaban membuat Monica semakin panik. Dia menggedor-gedor pintu dan berteriak-teriak.

"Gak mungkin kekunci anjir! GAK LUCU AH!"

Namun seberapa kerasnya pun Monica membuat keributan, tidak ada yang menanggapinya. Menyadari hal itu, Monica memutuskan harus melalukan sesuatu. Dia meraba-raba dan berhasil menemukan jendela kamar. Kenapa dia gak pake flashlight ponsel, ya karena ponselnya lobet. Kaca jendelanya sengaja dibuat hanya bisa dibuka sedikit supaya maling tidak bisa masuk. Dengan meliuk-liukkan badan seperti ular, akhirnya dia bisa terbebas dari kegelapan total di dalam kamar.

THE GOLDEN TEENAGERS [PART 3&4]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang