43. Basah Bareng

6 8 33
                                    

warning: ada skinship dan basah💦

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

warning: ada skinship dan basah💦

Kalau bukan karena Dylan—dan tentunya setelah dipaksa-paksa oleh Tobias—Kayla pasti tidak akan berada di pinggir pantai malam-malam gini. Dia pergi ke tempat itu naik ojek.

"Lo bilang apa sih sampe Dylan jadi nggak waras gitu?" Tobias menyambut kedatangan Kayla.

"Aku cuma suruh dia pergi ke laut kalau mau aku maafin." Kayla memijat batang hidungnya, kepalanya tiba-tiba diserang pening. "Tapi ya nggak literally juga! Itu cuma sarkas!"

"Lo tau harusnya tau dong Taurus kayak gimana? Bebal."

"Duh." Kayla jadi bingung, kenapa Dylan jadi gila.

"Taurus kan otaknya cuma setengah! Kebalik pula!"

"Diem kamu, Virgo!"

Tobias menutup mulutnya. "Lo tau darimana gue Virgo?"

Kayla memutar bola matanya.

"Sana samperin!"

"Mbung ah."

"Anak-anak cowok pada ngumpul di pinggir pantai. Tau sendiri mereka capek—"

"Yaudah angkat aja tuh orang. Buat apa badan pada gede-gede kayak kingkong kalau ngangkat aja nggak bisa!"

"Dibilang udah diangkat, tapi dianya nyebur lagi!"

Ya ampun.

Kayla menuju dermaga pantai ditemani Tobias dan Evan, serta cowok-cowok geng mereka. Asli, Kayla sempat takut banget lihat cowok-cowok jangkung berjakey gelap pada berkumpul di tepi dermaga. Mana jaketnya seragaman pula.

"Akhirnya, yang ditunggu datang juga."

"Kenapa sih?"

"Tuh. Ada gurita." Evan menunjuk ke bawah dermaga. Kayla mengikuti arah yang ia tuding, mendapati Dylan yang sedang nyelup dalam kolam.

Cowok itu pakai kaos putih dan celana pendek hitam. Tapi apa gunanya sih kaos putih kalau sudah basah. Garis-garis badannya tampak jelas di balik kain yang hampir transparan usai menyerap air.

Benar dugaan Kayla. Dylan cukup rajin work-out deh. Perut dan dadanya well-toned.

Kayla lansung terbatuk. "Terus aku harus ngapain?"

"SAMPERIN LAH! GITU AJA MASIH NANYA!" Tobias nyolot.

Kayla menghela napas. Kalau dipikir lagi, sebenarnya yang salah itu Dylan. Dylan yang ngata-ngatain Kayla. Dylan yang marah-marah sepihak. Dylan yang bikin Kayla nangis. Tapi kenapa di sini, posisinya seakan-akan Kayla yang jadi penjahatnya?

Emang hidup tuh suka nggak seadil itu.

Mana akhir-akhir ini, udara rasanya sedang dingin-dinginnya. Cuacanya lebih sering mendung. Kayla mengeratkan jaket yang dia pakai saat dia berjongkok di tepi dermaga.

THE GOLDEN TEENAGERS [PART 3&4]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang