18. Hampir Dikeroyok

8 7 31
                                    

18

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

18. HAMPIR DIKEROYOK

"Gue punya kesalahan." Gema bertutur. "Maaf Kayla, gue pengin menebus kesalahan kita di masa lalu. Gue mau kita bisa seperti dulu. Bolehkah?"

Gadis itu membeku ketika mereka bersitatap. Kayla tidak mengatakan apapun, ia hanya memandangi dia. Suasana menegangkan bercampur membingungkan ini terus berlansung hingga memakan banyak waktu.

"Kesalahan?" Kayla bingung dengan arti kata itu.

"Lo anak Purnama?" Keheningan itu terpecah tidak sampai satu setengah menit kemudian oleh sebuah pertanyaan bernada tidak menyenangkan. Pertanyaan yang tidak datang dari Gema atau dari Kayla, melainkan dari seorang cowok berseragam SMA dengan lambang SMA 82 terjahit di bagian sebelah kanan kemeja putihnya. Sempat dibikin tercengang, reaksi Gema berikut tidak Kayla duga.

Cowok itu bangkit dengan wajah menyala. "Maksud lo apa ya?"

"Waduh, udah salah tempat, masih nyolot pula!" anak cowok itu balik berseru sebelum memanggil beberapa temannya yang duduk tidak jauh dari meja Kayla dan Gema. "Guys, sini! Ada anak sok jadi dari SMA sebelah yang harus diajari tata-krama!"

Kayla mengerutkan kening, berusaha membaca situasi. Lalu sebuah kesadaran menghantamnya. Astaga. Bagaimana bisa lupa bagaimana buruknya hubungan antara SMA Purnama dengan SMA 82? Bahkan dia sudah sering mendengar berita tawuran antara anak-anak sekolahnya dengan murid SMA Purnama--bahkan yang terparah pernah membuat selusin seniornya digiring ke kantor polisi sebelum akhirnya dikeluarkan dari sekolah secara tidak terhormat.

Kesadaran itu jelas datang terlambat, sebab sekelompok anak SMA 82 yang lain telah berdiri dan mendekati meja tempat mereka berada.

"Sori, tapi di sini gue nggak berniat tawuran. Jadi mending lo semua balik ke kursi lo masing-masing kalau lo masih mau hidup," Gema berujar congkak, secara otomatis melukai harga diri anak-anak cowok tersebut.

"Lo itu buta atau apa? Jelas lo nggak punya pasukan atau punya kesempatan manggil bala bantuan!" salah satu anak cowok menukas, lalu matanya jatuh pada Kayla.

"Dan lo! Lo anak SMA Purnama juga, kan? Kenapa lo diem? Kasih tau cowok lo ini buat jaga omongannya kalau masih mau lihat matahari terbit besok pagi!"

"Dia bukan cowok aku."

"Oh ya?" Seorang yang lain menimpali dengan senyum sinis. "Dasar pengecut!"

"Dia bukan cowok aku." Kayla mengulang tegas seraya ikut bangun dari bangku. "Dan aku juga bukan anak SMA Purnama! Aku SMA TIGER, yang teknisnya, aku nggak ada masalah sama kalian semua!"

"Bah. Menurut lo kita sebego itu untuk percaya?!"

"Terserah. Aku nggak memaksa kamu untuk percaya atau nggak."

"Sekarang lo berdua harus ikut kita ke markas. Biarin anak kelas dua belas yang memutuskan baiknya lo berdua diapain."

Gema melotot. Apa kata mereka tadi? Ikut ke markas?

THE GOLDEN TEENAGERS [PART 3&4]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang