53. Cewek Misterius

15 7 73
                                    

Dylan menghirup aroma bunga mawar merah yang baru saja cowok itu beli di toko bunga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dylan menghirup aroma bunga mawar merah yang baru saja cowok itu beli di toko bunga. Tidak perlu diperjelas lagi, bunga mawar merah itu tiada lain untuk Kayla.

"Bunga buat siapa, Mas? Pasti buat pacarnya, ya?" Suara terdengar dari arah samping itu spontan membuat Dylan menolehkan kepalanya dan mendapati seorang ibu-ibu yang berdiri di sana.

Dylan tersenyum kikuk sembari menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

"Buat istri saya, Tan. Lagi hamil anak pertama, makanya saya mau kasih bunga buat dia," jawab Dylan ngadi-ngadi.

"Ooh, buat istri toh? Kirain buat pacar."

Lagi, Dylan tersenyum kikuk. "Untuk apa pacaran? Lansung sat set aja bisa jadi."

Dylan beralih menatap sebuket bunga mawar merah yang ada di genggamannya.

"Istri saya cantik, pasti anak saya juga nantinya tampangnya kayak saya. Do'ain ya, Tan. Semoga pas selesai lahiran nanti saya bisa cetak ulang lagi," ucap laki-laki itu keceplosan.

Seolah tidak sadar dengan apa yang ia ucapkan barusan, Dylan berjalan ke meja kasir untuk membayar bunga yang baru saja ia beli. Setelah selesai membayar, Dylan beranjak keluar dari toko bunga itu.

Seru juga bohongin orang, batin Dylan.

*

"Kamu ngapain bawa bunga ke sini?" tanya Kayla dengan kening mengernyit heran saat mendapati
Dylan sudah berada di depan pintu rumah dengan kedua tangan mengangkat sebuket bunga mawar, sedangkan di leher cowok itu sudah terdapat satu totebag yang menggantung di sana.

"Buka dulu dong pintunya, Sayang," ucap Dylan dengan intonasi suara dan senyuman yang lantas menggoda.

Meski dibuat heran, Kayla tetap membuka pintu apartemen itu lebar-lebar dan setelah Dylan berjalan masuk, Kayla kembali menutupnya.

Kayla menatap Dylan dengan alis yang saling bertaut kala cowok itu meletakkan buket bunga yang ia atas nakas tepat di samping tempat tidur.

"Kamu pulang aja, Lan."

Dylan berbalik badan menatap Kayla dengan galak.

"Lo gila, ya? Gue aja baru dateng masa udah lansung disuruh pulang?"

"A—aku nggak biasa seruangan sama laki-laki."

"Kemaren kita seruangan," ucap Dylan. "Semobil lagi."

Perkataan Dylan itu berhasil membuat Kayla terbungkam.

"Nggak biasa aja..."

"Nggak biasa tapi kenyataanya lo udah tidur bareng gue malam itu."

"Dylan."

Dylan terkekeh melihat Kayla mulai kesal. Dia merebahkan tubuhnya di atas sofa, seolah ia tidak membutuhkan izin lagi untuk tidur di sana.

THE GOLDEN TEENAGERS [PART 3&4]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang