39. Tentang Kita Dulu

8 9 49
                                    

bacanya pelan-pelan ya🐋

Monica nyaris tertangkap polisi.

Bukan Monica Rain namanya kalau nggak seneng nyari masalah. Lagi-lagi cewek itu dikejar polisi gara-gara memicu keributan di pinggir jalan. Sebenarnya itu bukan salah Monica, karena sejujurnya kalau cewek itu tidak diusir, pastinya Monica akan diam dan tidak akan melawannya. Siapa pun itu. Asal emosi Monica tidak diganggu.

Sekarang Monica duduk di dalam mobil Tobias. Dia mematikan layar ponsel dan mengarahkan wajah lurus ke depan. Ia terlihat asyik menonton jalan raya, padahal pikirannya tidak ke sana. Satu kaki Monica bergerak-gerak mengetuk alas mobil yang ia injak, geraknga seperti seseorang sedang gugup.

"Sekarang gue pulang?" Monica menyambar.

"Hm," gumam Tobias, menjawab dengan jutek.

Mendadak Monica meringis sambil meremas pinggang. "Aduh nyeri, kayaknya gue mau haid."

Tobias menoleh sekilas untuk memastikan Monica kenapa.

"Lo haid? Di deket sini ada banyak mini market buat beli pembalut," ujar Tobias.

Monica menggeleng cepat. "Enggak. Gue mau pulang aja."

"Ya ini mau pulang."

"Yaudah jangan marah!"

"Lo yang marah!"

"Lo sendiri kenapa nyolot? Gak suka gue mens?!"

"Bukan—"

"Bilang aja lo marah karena gue repotin, kan? Dasar cowok." Monica bertutur tajam.

"Oke, oke. Jangan marah. Gue takut dimakan lo," ceplos Tobias.

Monica memutar bola matanya, lalu terkekeh. Tobias tersenyum, dia selalu bercanda agar menghilangkan rasa tegang di antara keduanya. Senyum Monica yang jarang diperlihatkan membuat Tobias semakin menyukainya.

Perjalanan ini terasa damai bagi Tobias karena Monica tidak lagi bicara. Justru Monica tertidur di sampingnya, dengan kepala bersandar ke jendela. Cewek itu terlelap, bahkan ia mendengkur.

Mobil Tobias berhenti di depan rumah Monica, lalu menggendong gadis itu. Lengan bertoto laki-laki itu terulur mengelilingi punggung Monica, sedangkan satu lengannya lagi di bawah kedua lutut. Padahal ceweknya suka makan banyak, tapi ternyata berat badan Monica tidak terlalu berat saat ia gendong.

Monica memang tidak pernah bersikap manis, genit, atau romantis ke Tobias, tapi itulah alasan mengapa Tobias sangat ingin melindungi gadis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Monica memang tidak pernah bersikap manis, genit, atau romantis ke Tobias, tapi itulah alasan mengapa Tobias sangat ingin melindungi gadis itu.

Ia baru saja menurunkan Monica ke atas tempat tidur. Ternyata dia baru bangun dan melamun dengan mata sayu. Kelihatannya Monica masih mengantuk, tapi sulit untuk tidur lagi.

"Hey. Rohnya belom kekumpul, ya?" Tobias menatap wajah Monica yang lucu ketika bengong.

Monica beranjak duduk dan menyandarkan kepala ke sandaran tempat tidur. Posisi duduk Tobias juga mengarah ke Monica sehingga merrka saling pandang.

THE GOLDEN TEENAGERS [PART 3&4]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang