Kemesraan Air dan Api

14 1 0
                                    

Yakinku, pertemuan adalah kehendak Tuhan. Ia selalu menyelipkan alasan di balik setiap cerita yang telah Ia susun di daftarnya.
Saat itu malam diguyur hujan. Tetesannya begitu ramah menyentuh kulit, lembut meresap ke dalam pori-pori menuju sungai merah di dalam tubuh yang telah lama terdiam.

Kala itu hujan menjadi teman saat awal benih kasih ditaburkan di taman dan merekah perlahan. Indah nan mengangumkan.
Hujan adalah sebab kau tertahan di sini, menikmati beberapa jam lebih panjang dari malam kemarin. Menikmati secangkir kopi yang berisi kenyamanan untuk saling bertukar cerita dan kerinduan yang sebelumnya tertahan dan menggumpal di awan.

Bulir hujan berkilau dibias lampu jalan. Kerlip bintang sekilas kulihat dibola mata yang mendekat dan semakin dekat di depan mataku. Hingga aku bisa melihat bibirku yang bergemetar rindu di cermin mata itu.
Dingin entah dimana, hangat kurasa pada udara yang tak semestinya. Mungkin saat itulah air dan api sedang bercinta sebelum mereka berpisah dan enggan lagi bersama.

Payung besar yang biasa kubawa sudah tak lagi sia-sia. Ruang kosong telah ditempati oleh pemiliknya yang tepat. Ia yang menjadi rumah tempat tujuan pulang, sandaran saat resah mendesah tak kenal lelah. Ia pun tempat gunung dan pantai, tempat dimana sepi dan bahagia dapat aku rasakan pada satu tempat yang sama.

Lalu kau senandungkan lagu cinta, menguap ke atas membentuk gumpalan pola putih lalu jatuh menjadi kenangan yang akan dirindukan kelak pada jarak akan melekat. Lalu saat itu senyum dan aroma tubuhmu menyatu pada irama hujan yang syahdu. Lalu aku jatuh cinta kembali, lalu kembali jatuh cinta setiap kulihat untaian senyum yang terlukis pada telaga wajahmu walau hanya dalam ruang khayalku.

Junidanjuli 🌻

InfinityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang