Di suatu angka terakhir bulan mei
Saat mentari memperlihatkan sentuhannya di langit
Memeluk lembut awan-awan yang menembus cahayanya
Saat kita berdiri diam bersiap menghadapi kesedihan
Pelukan akhir yang kau berikan membasahi relung hatikuKita berdua telah dewasa menurut angka umur yang mereka ucapkan
Janji dan kepercayaan tak mampu lagi ditutupi kenangan
Pada sore hari yang hangat mengelilingi tubuh kita
Entah apa yang aku rasa, aku tak pernah mengharapkannyaDan kata maaf yang kau ucap, menghancurkan setiap kepingan kekuatanku
Suatu kebodohan yang mungkin kubuat menutupi segala hal yang telah terbelah
Ikatan yang sebenarnya telah lama memberikan belas luka di kita berdua
Melangkahkan kaki kita ke padang gurun yang gersang dan membakarKau mengusap pelan kepalaku yang menunduk lesu
Kau berikan senyum lembut yang tak pernah ingin kulihat
Air mata yang berlinang di ke dua matamu
Membuatku jatuh kembali, takut kembali merengkuhmuSenja sebentar lagi menghilang digantikan malam
Kau lambaikan tangan dibalik hembusan udara yang menanti hujan tiba
Perlahan langkah dan bayangmu menghilang di kegelapan
Dan aku masih terdiam, menunggu hujan untuk menutupi tangisanku yang sedari tadi kutahan🌹
-Junidanjuli
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity
Poetry#1 Puisi Indonesia [24042022] #1 Puisi Cinta [02052022] #3 Kata kata [25042022] Kumpulan sajak, sebab sajak-sajak tak pernah habis, ia hadir dalam sepenggal kata membentuk kalimat yang tersirat makna oleh penulisnya.