Aku menunggu di sebuah jalan
Di bawah rindang pohon-pohon yang menggugurkan daunnya ke bawah tanah yang basah
Hujan menyisakan sendu di tiap sudut jalan itu
Menatap penuh harap pada ujung jalan
Menanti suara ketukkan kaki melangkah
Mencari-cari sesosok wajah dalam sinar terang rembulanWaktu berjalan
Sosok yang dinantikan tak kunjung datang
Resah dan kecewa berdesah kala angin bertanya
Sebuah cermin di persimpangan jalan menceritakan kesedihan di raut wajah
Musim hangat saat kau ucapkan janjimu untuk bertemu telah berlalu
Dan dengan naifnya aku masih menunggumu setelah musim-musim berlaluSudah lama kucoba untuk tak lagi mengingatnya
Saat rintik hujan malu-malu membasahi tubuh kita yang berteduh
Saat lembut tanganmu menyentuh pipiku
Menenggelamkanku pada hangat dekap tubuhmu
Kala itu hujan begitu syahdu
Senyum tipis bibir indahmu yang lembut menyentuh bibirku yang membekuLalu malam ini hujan kembali datang menemaniku
Bertanya satu persatu dimana dirimu
Akupun membisu dengan dingin angin yang mengutukku
Aku merindukanmu
Teriak isi hati pada isak tangis yang tertahan di ujung malam ituAku berjalan di atas kaca setiap malam
Hujan menemani di tiap langkah kaki
Di dalam hati yang masih terus menunggumu walau di luar jangkauanku
Seiring waktu yang berlalu, seiring waktu yang tak merubah perasaanku
Aku masih merindukanmu🌹
Junidanjuli
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity
Poetry#1 Puisi Indonesia [24042022] #1 Puisi Cinta [02052022] #3 Kata kata [25042022] Kumpulan sajak, sebab sajak-sajak tak pernah habis, ia hadir dalam sepenggal kata membentuk kalimat yang tersirat makna oleh penulisnya.