Dia bicara dalam diam, dalam bekunya udara yang memeluk raganya. Ia terperangkap pada ruang waktu yang pengap. Musim gugur kala itu memakan seluruh kebahagiaan di ingatannya. Sejauh langkah kaki berlari, namun tetap kembali di tempat semula saat ia pergi. Kenangan buruk itu tak sudi pergi dari hidupnya, kesedihan dan air mata terus saja membasahi relung kalbu. Bahkan di tengah-tengah hujan, ia rasakan kemarau di jiwanya yang tandus.
Dimana dirinya, dimana ingatannya, dimana hatinya, ia tak lagi tahu. Seluruhnya telah hilang kala itu. Terbawa oleh penyesalan yang menghancurkan seluruh perasaannya. Senyum dan tawa telah dibawa pergi oleh seseorang yang meninggalkannya kala matahari terbenam. Gelap selalu menemani langkahnya, sebab terang hanya ada di mata seseorang yang kini tak lagi ada di sisinya. Lalu ia harus apa dan bagaimana? Ia bertanya kepada semua, namun tetap tak dapat menemukan jawabannya.
🌹
Junidanjuli
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity
Poetry#1 Puisi Indonesia [24042022] #1 Puisi Cinta [02052022] #3 Kata kata [25042022] Kumpulan sajak, sebab sajak-sajak tak pernah habis, ia hadir dalam sepenggal kata membentuk kalimat yang tersirat makna oleh penulisnya.