Saat ia menarik tanganku, menyudutkanku pada sebuah dinding yang berdiri sendiri. Sesuatu di matanya menyentuh lembut ke dalam hatiku. Tanpa mengatakan sepatah kata, tatapannya membuat langit sore tersipu malu, terbias ronanya di kedua pipiku.
Senyum lembut membuat lipatan kecil di kedua sudut matanya. Ia masih tak berkata, desir angin dan suara daun membuat ritme syahdu. Aku tenggelam pada tatapannya, pada lekuk bibirnya yang berwarna secerah apel merah.
Lekat semakin dekat, tercermin diriku di bola matanya yang sebening embun pagi. Lalu lembut bibirnya menyentuh bibirku, melumatkan rasa yang tependam sejak lama. Angin menggoda, menghanyutkanku pada hangat dalam dekapannya.
🌹
Junidanjuli
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity
Poetry#1 Puisi Indonesia [24042022] #1 Puisi Cinta [02052022] #3 Kata kata [25042022] Kumpulan sajak, sebab sajak-sajak tak pernah habis, ia hadir dalam sepenggal kata membentuk kalimat yang tersirat makna oleh penulisnya.