Dalam sepi, sang lelaki menatap nyalang
Menembus partikel kabut malam
Dalam luka, sang perempuan tertunduk
Menahan perih pada sembab mataTerombang-ambing di lautan rasa
Dengan dua sampan ego terpisah
Sampan yang menahan beban dua manusia
Beban rasa yang remuk redam lelahKetika sang pria ingin berkata
Lirikan sorot mata menghalanginya
Mata yang cahayanya kini meredup
Mata yang dulu berbinar meneranginyaMereka masih terus mendayung
Di bawah sinar rembulan yang mendayu
Di balik kedua hati yang sendu
Tanpa tahu kemana cinta yang dulu berlabuhSunyi
Tak ada kata
Di megahnya kolong angkasa
Diam itu berkata; tak perlu ada kataAwan hitam berarak menutup rembulan
Cahaya kilat membelah cakrawala
Menggelegar di segala arah
Namun tak membuat mereka berkataRintik hujan malu-malu jatuh
Lalu jalur mereka berpisah
Dengan kata yang telah tenggelam
Dan diam yang menjadi keikhlasanBerlalu begitu saja
SeharusnyaItulah perpisahan
Tanpa linangan air mata
Namun tersimpan residu rasa-Junidanjuli
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity
Poetry#1 Puisi Indonesia [24042022] #1 Puisi Cinta [02052022] #3 Kata kata [25042022] Kumpulan sajak, sebab sajak-sajak tak pernah habis, ia hadir dalam sepenggal kata membentuk kalimat yang tersirat makna oleh penulisnya.