Beberapa malaikat melebarkan sayapnya, menyambut seorang datang menemui langit malam yang penuh kerlap - kerlip gugusan bintang.
Sang malaikat turun ke bumi dan duduk di hadapan wajah yang sedang menangisi selembar kertas di hadapannya.
Ini bukan kertas ulangan dengan nilai yang berwarna darah, kertas yang penuh kumpulan pertanyaan.
Pertanyaan-pertanyaan yang selalu berputar di kepalanya. Pertanyaan yang tidak pernah ia tanyakan. Pertanyaan yang menurutnya tak dilahirkan dengan jawaban.
Setiap kali ia sendiri, atau bahkan mendengar beberap lirik lagu yang terputar, pertanyaan kembali datang dan menumpuk di kertas itu.
Ia terkunci akan hari itu, akan masa lalu yang seperti baru saja ia rasakan satu menit yang lalu. Cinta tertinggal di belakang, meninggalkan dua hati.
Namun satu hati masih tak bergeming. Kakinya membeku seiring berjalannya waktu.
Dikolong langit yang biru dengan dengan sinar mentari terik menyilaukan masa depan. Kabut-kabut menutup jalan, sebuah magnet menariknya dari arah belakang.Lututnya ia rendahkan menyentuh tanah, hujan datang. Tubuhnya tetap menunggu kembalinya seseorang.
Tak ada yang tersisa setelah kepergian. Kenangan-kenangan yang indah telah digerogoti kesedihan di akhir cerita. Sebuah ketidak ikhlasan hati yang terikat keegoisan.
🌹
Junidanjuli
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity
Poetry#1 Puisi Indonesia [24042022] #1 Puisi Cinta [02052022] #3 Kata kata [25042022] Kumpulan sajak, sebab sajak-sajak tak pernah habis, ia hadir dalam sepenggal kata membentuk kalimat yang tersirat makna oleh penulisnya.