Untuk Terakhir Kali

11 2 0
                                    

Jemari-jemari perlahan saling melepaskan
tanpa ada penyesalan
belajar merelakan

Barangkali seperti itulah embun pagi pada daun
meninggalkannya perlahan tanpa ada kesedihan
lalu tubuhku sedang beradaptasi kembali
menahan keinginan memeluk tubuhmu lagi

Lalu tuliskan aku sebait puisi penguat diri
bagaimana menenangkan hati yang sendiri
lalu taruhlah di depan pintu pada pagi hari
dengan seikat mawar putih; untuk terakhir kali

Agar aromanya menyejukkan amarah
agar indahnya mengubur luka
agar putihnya membangkitkan harap
bahwa cinta putih ada di hati yang bersih
melewati malam
menyambut cinta baru esok siang

-Junidanjuli

InfinityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang