#22 Ramen?

819 108 10
                                    

Kusuma dan Atsumu, mereka sudah keluar dari hotel. Kaki melangkah beriringan, dan mata yang sibuk melihat kanan-kiri untuk mencari kedai ramen.

"Sekarang sudah jam setengah 2 pagi tapi tempat ini benar-benar tidak ada bedanya dengan siang hari. Sangat terang dan ramai," ucap Kusuma.

"Yeah tidak heran. Kabukicho adalah pusat hiburan malam yang dijuluki sebagai kawasan yang tidak pernah tidur. Kawasan ini adalah kawasan night life."

Kusuma mengangguk. Sesaat, tak ada lagi percakapan diantara mereka. 600 meter sudah mereka berjalan, tapi belum menemukan tanda-tanda adanya kedai ramen. Yang didapati hanya..

'Sudah 10 menit aku berjalan, tapi aku hanya banyak melihat diskotik, bar, host club*, club untuk kencan, rumah untuk pijat, love hotel, izakaya*, kyabakura*, internet kafe, manga kafe, bahkan toko menyewa perempuan untuk seks.. ini apa mataku yang salah atau bagaimana?' batin Kusuma.

"Kota Shinjuku juga dikenal sebagai kota tersibuk di Jepang. Stasiun Shinjuku sampai masuk Guiness sebagai stasiun tersibuk di dunia," kata Atsumu tiba-tiba.

"Oh, adek pernah dengar itu. Stasiun Shinjuku bisa mendapatkan 3,8 juta penumpang dalam sehari. Benar-benar jumla angka yang sangat besar."

Atsumu mengangguk.

"Tapi adek tau? Shunjuku ini distrik di dalam Tokyo yang sering digambarkan sebagai tempat utama kriminalitas. Area ini tercatat memiliki tingkat kriminalitas tertinggi di Jepang. Walaupun sebenarnya tempat ini ramah bagi wisatawan asing, tidak sedikit kasus orang asing yang kehilangan puluhan ribu yen karena ditipu, bahkan diancam. Yeah, banyak yang bilang kawasan ini adalah kota mafia hahaha. Kakak tadi melihat ada beberapa orang yang mencurigakan, kemungkinan besar mereka adalah yakuza*. Jadi, adek harus ekstra hati-hati ya."

"Iya, kak. Adek hanya membawa smartphone saja kok di saku celana adek."

"Adek beneran tidak apa-apa memakai celana yang cukup pendek itu sekarang?"

Kusuma mengerti. Kusuma tau kakaknya itu sedang mengkhawatirkannya sekarang. Bukan karena cuaca yang dingin, melainkan karena mata para orang dewasa, khususnya orang-orang yang mabuk, melihat Kusuma dengan tatapan yang sejujurnya membuatnya tidak nyaman, ia risih.

".. hm yeah tidak apa-apa"

Tiba-tiba, ada seorang pria paruh baya mendekati Kusuma dari arah depan dengan jalan yang sempoyongan, pria paruh baya itu mabuk.

Dengan cepat tangan kanan Atsumu menghalagi jalan pria paruh baya itu. Lengan bawah Atsumu berada tepat di depan pria paruh baya yang tengah mabuk tersebut.

"Hey nak, mau ke love hotel itu bersama om?" ucap pria paruh baya dengan pengucapan yang tidak jelas.

Pria paruh baya itu pun menunjuk ke arah kirinya, menunjukkan sebuah gedung favorit para sepasang sekasih, love hotel.

Batin Kusuma terkejut, ia belum pernah diperlakukan seperti itu sebelumnya.

Tangan kanan Atsumu memegang kerah pria paruh baya itu dengan reflek yang sangat cepat. Tubuh Atsumu bergerak mendekati pria mabuk itu, tepat berada didepannya.

"KAU JANGAN MACAM-MACAM, BANGS*T!"

Kepalan tangan kanan Atsumu yang semula memegang erat pakaian pria mabuk itu, sekarang melepaskannya sembari mendorong dada pria paruh baya itu dengan tenaga yang cukup kuat. Atsumu membalikan tubuhnya tidak peduli dengan pria yang jauh lebih tua itu yang tengah terbaring di jalan. Tidak peduli juga apakah pria mabuk itu tidak bisa berdiri sendiri atau sudah meninggalkan mereka berdua. Atsumu hanya ingin melihat kondisi adiknya itu sekarang.

".. dek?"

Atsumu melihat dengan jelas tatapan Kusuma yang kosong.

"Kusuma?"

Tidak ada jawaban lagi, tatapan kosong Kusuma masih setia. Itu membuat Atsumu sangat khawatir. Kemudian, Atsumu memeluk tubuh Kusuma dengan erat.

"Adek jangan buat kakak khawatir."

".. aku tidak mau kesini lagi. Tolong rahasiakan ini."

Atsumu mengangguk. Ia lalu melepaskan pelukannya. Atsumu juga melepaskan coatnya dan membantu memakaikannya pada Kusuma. Coat itu menutupi kaki Kusuma sampai di tengah betisnya.

"Ayo kembali. Kita membeli ramen instan saja di kombini (convenience store) dekat hotel."

Atsumu berada di kanan Kusuma. Tangan kirinya memegang tangan kanan Kusuma erat-erat, tidak mau ada orang yang menyentuh Kusuma selain dirinya.

Mereka berjalan bersama tanpa mengatakan sepatah katapun menuju kombini yang jaraknya hanya beberapa meter dari hotel yang mereka tinggali.

Disisi lain
Di kamar Kazuo & Elvina

(WARNING KE-UWU-AN)

Setelah Kazuo mempersilakan Elvina masuk dan menutup pintu, secara tiba-tiba Kazuo menggendong Elvina dari arah belakang. Pundak Elvina berada di tangan kanan Kazuo, sedangkan tangan kiri Kazuo menahan kedua kaki Elvina.

Elvina memandang Kazuo dengan sedikit terkejut lalu berkata, "kamu ini kenapa tiba-tiba saja menggendongku?"

Tidak ada balasan apapun dari Kazuo. Kazuo hanya berjalan membawa Elvina ke kasur.

Kazuo merebahkan tubuh Elvina terlebih dahulu, lalu Kazuo memeluk tubuh Elvina, diatasnya.

"Sayang .."

"Hm? Donaishiyo?"

Kazuo mengangkat kepalanya dan menatap Elvina dalam lalu berkata, "Sudah lama sekali rasanya kita tidak bersama seperti ini diatas kasur."

Setelah mengatakan itu, Kazuo mencium kening, hidung, kedua pipi, dan dagu Elvina secara singkat. Kazuo lalu memandang mata indah Elvina dan mengusap rambut terawatnya.

Elvina tertawa kecil, ia bertanya "Kamu mau apa, hm? Tiba-tiba jadi manja seperti ini."

🌸


Notes:
* Yakuza itu macem mafia Jepang gitu lah.
* Host club itu toko cowok ganteng.
* Izakaya adalah restoran tempat orang bisa minum.
* Kyabakura adalah tempat club kabaret.
*

Terima kasih yang sudah baca & vote <3!

🌸

Author: SELAMAT DATANG DI PERTANYAAN KILAT KELUARGA MIYA!

Apa yang pertama kali muncul di otakmu setelah mendengar kata Kazuo?
Elvina: suamiku.
Atsumu: ayah yang kejam!
Osamu: seorang anak durhaka yang mengatai anaknya durhaka.
Kusuma: ayah yang baik, ya walaupun 11 12 dengan si kembar lebay.

Author: cut! Jangan lupa baca chapter berikutnya ya readers. SEE YOU IN 23RD CHAPTER!

Sumu, Samu, & Suma [BEING MIYA'S LITTLE SISTER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang