Kita Shinsuke yang ditanya seperti itu malah salah fokus, ia menyergitkan alisnya sedikit terkejut sebelum menarik tanya untuk memastikan, "kak? Seperti panggilan mu pada kakak-kakakmu?" Kita Shinsuke tak bisa menahan senyum simpulnya dengan salah satu sudut bibir yang sedikit terangkat diakhir.
Masih dengan mood yang bahkan lebih membaik itu Kusuma menjawab, "yeah, seperti yang ku bilang sebelumnya, aku merasa tidak enak dengan memanggil nama kak Shin secara langsung. Itu mengingatkanku tentang om-ku saat menjalankan kuliah di US memanggil dosennya tanpa panggilan nama sir."
"Boleh kan, kak Shin?" Kusuma meminta izin pada Kita Shinsuke.
"Tentu. Panggilan kak itu seperti onii-san kan?"
"Iya betul. Tapi di Indonesia tidak hanya seperti panggilan untuk onii-san atau pun onee-san, tapi bisa juga untuk panggilan pada senpai atau pokoknya yang lebih tua deh dari kita, and it has nongender tho."
Kita Shinsuke mengangguk, "un, ryokai."
Setelah kembali menyantapi es krimnya, Kusuma bertanya, "aku dengar kalian akan camp pelatihan tanggal 5 Januari nanti ya di sekolah?"
Kita Shinsuke menjawab, "iya, benar. Memangnya kenapa?"
"Kamu masih ikut?" Kusuma penasaran kapan Atsumu menjadi leader club, dan jika saat camp pelatihan itu sudah, lalu apakah orang yang di depannya itu tetap ikut?
"Masih. Handover* dilakukan di hari sabtu setelahnya. Camp pelatihan itu akan menjadi kegiatan terakhirku sebagai ketua club bola voli Inarizaki."
Kusuma mengangguk mengerti. "Pasti itu menjadi pengalaman yang sangat berharga ya bisa menjadi ketua dari tim yang sangat hebat.." Kusuma kagum dengan nada suara rendahnya.
"Sangat berharga. Aku bahkan dulu sama sekali tidak pernah terpikir bahwa aku akan menjadi ketua dari salah satu tim bola voli terhebat tingkat SMA, dan semua itu akan segera berakhir."
"Menjadi ketua memang sudah akan berakhir, tapi momentum yang selama ini didapat pasti tidak akan pergi. Dari awal aku bertemu kak Shin dan teman-teman anggota lainnya di gymnasium beberapa hari yang lalu, aku sudah tau kamu adalah ketua yang sangat hebat dan menjadi panutan bagi yang lain. Teman-teman yang lain pasti akan mengingat selalu akan kehadiran kak Shin. Jadi, kak Shin jangan sedih.. ukir momen yang pernah dibuat, dan nikmatilah momen selanjutnya, oke?"
Kita Shinsuke yang awalnya biasa saja, hatinya jadi tersentuh akan kata-kata dari orang yang bahkan baru ia temui belum ada satu minggu itu. Kita Shinsuke hanya bisa menjawab, ".. terima kasih.." tak tau ingin mengutarakan kalimat apa selain itu.
Kusuma menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu berterima kasih, aku hanya sedang berkata jujur apa yang ingin aku sampaikan. Aku yang seharusnya berterima kasih karena telah bersusah payah membimbing teman-teman sekaligus adik-adik kelas kak Shin, khususnya terhadap kakak-kakakku yang terlihat 'batu' itu-"
"-nih, gummy candy kesukaanku aku kasih ke kak Shin untuk menghargai semangat dan perjuangan kak Shin selama ini!"
Ia telah mengeluarkan sebungkus permen kenyal dari kantung celana tidurnya. Iya, Kusuma keluar rumah hanya berpakaian setelan tidur panjang, namun sedang tidak memakai hoodie atau coat sebagai outer di cuaca saat itu.
Permen kenyal itu merupakan brand favorite Kusuma yang ia bawa dari Indonesia. Permen itu berwarna pink-putih, dan berbentuk love.
Kita Shinsuke terbawa suasana. Kita Shinsuke yang sedang dijulurkan sebungkus permen kecil yang ia belum pernah liat sebelumnya itu tertawa kecil tersentuh. Tangannya pun terbuka menerima. "Baiklah, akan kuterima hadiahmu-"

KAMU SEDANG MEMBACA
Sumu, Samu, & Suma [BEING MIYA'S LITTLE SISTER]
FanficKeluarganya merupakan keluarga harmonis yang selalu membuat orang lain merasa iri, tapi itu terjadi sebelum kejadian orang tua Kusuma Praharahisa yang bercerai saat ia menduduki kelas 1 SMP. Kusuma adalah anak tunggal yang setelah kejadian tersebut...