6

1.1K 115 6
                                    

        Dua orang remaja lawan jenis, terlihat baru saja keluar dari sebuah toko alat musik yang terletak di lantai 2 mall. Di tangan seorang remaja laki-laki, menenteng sebuah kardus besar berisi gitar listrik yang baru saja dia beli.

Mereka kembali berjalan menyusuri mall. Namun, tiba-tiba mereka saling memisahkan diri. Laki-laki itu turun menuju basement, sedangkan gadis yang tadi berada di sebelahnya nampak menaiki eskalator menuju lantai 3. Gadis itu masuk ke sebuah foodcourt dan duduk di salah satu bangku yang ada di sana seorang diri. Mata gadis itu menatap sekelilingnya yang cukup ramai. Banyak orang yang berlalu-lalang di sekitar foodcourt, meja-meja di foodcourt ini juga sebagian penuh oleh orang-orang yang sedang makan.

"Hai, Zar...sorry, lama ya gue?" tiba-tiba seorang laki-laki menghampirinya dengan nafas yang terengah-engah.

Gadis itu menoleh.

"Eh kak Bima... Enggak kok kak, gue juga baru aja nyampe" Bima mengangguk dan segera duduk di depan Zara.

"Lu lari ya, kak?" Zara meneliti wajah Bima yang sudah penuh dengan keringat.

"Dikit" ujar Bima sedikit terkekeh.

"Ya ampun kak, padahal gak usah pake lari segala kali. Kayak apaan aja" kata Zara.

"Ya kan gue gak mau lu nunggu kelamaan. Makanya begitu gue udah naruh gitar ke mobil, langsung deh lari ke sini" elak Bima.

"Oh ya, lu udah pesen makanan belum?" Bima memperhatikan meja di hadapannya yang masih kosong.

"Belum kak, kan gue nungguin lu" balas Zara.

"Tuh kan, untung gue cepet. Kalo gue kelamaan ke sini, bisa keburu laper lu nya. Ya udah lu mau pesen apa? Biar sekalian gue pesenin" Bima berdiri dari kursinya dan menunggu jawaban Zara.

"Eh gak usah kak, biar gue pesen sendiri aja" tolak Zara tidak enak.

"Udah, gapapa. Sekalian. Lu duduk aja di sini yang anteng. Ini perintah!" Bima sok-sok mendelik ke arah Zara.

Bukannya takut, Zara malah tertawa geli melihat tatapan Bima yang dibuat-buat agar terlihat sok galak di depan Zara.

"Dih apaan. Berasa kak Betrand yang lagi ngomelin Anneth" Zara tertawa kecil.

"Gapapa sekali-kali niruin pak bos. Udah cepetan, mau pesen apa? Keburu laper nih gue" desak Bima.

"Ya udah, gue pesen mie pangsit sama es tebu aja kak. Btw, thanks ya kak!" balas Zara.

"Sip! Tunggu bentar ya" Bima melenggang pergi menuju stand-stand penjual makanan yang ada di foodcourt tersebut untuk memesan makanan yang ia dan Zara inginkan.

Sembari menunggu kedatangan Bima, Zara mengambil ponselnya yang ada di dalam tas dan memainkannya sejenak untuk mengusir rasa bosan yang menghinggapinya.

'Brakkk' meja di depan Zara digebrak pelan oleh seseorang, namun tetap saja berhasil membuat Zara terlonjak kaget.

"Astaga, Anneth! Kok lu bisa ada di sini?" kaget Zara saat menyaksikan Anneth sudah berdiri di hadapannya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Harusnya gue yang nanya ke lu. Ngapain lu ada di sini? Masih pake seragam sekolah pula. Bukannya pulang dulu, malah langsung main aja" sindir Anneth.

Zara hanya cengengesan.

"Khilaf...khilaf" jawab Zara sekenanya.

"Ah masa? Lagi kencan kan lu? Hayo ngaku! Sama siapa?" Anneth celingak-celinguk mencari keberadaan seseorang.

"E-eh apaan sih! O-orang gue sendiri, gak sama siapa-siapa" ucap Zara terlihat sedikit panik.

"Masa? Kalo sendiri kenapa gugup gitu jawabnya?" tatap Anneth penuh selidik.

Lengkara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang