Anggota Lengkara dan beberapa siswa lain, terlihat sedang asyik berkumpul di taman sekolah yang berada di samping kantin. Suasana siang ini cukup ramai dan banyak canda tawa di dalamnya, tidak ada lagi ketegangan dan ketakutan. Seluruh anggota Lengkara sudah banyak berubah dan tidak semengerikan dulu. Mereka tidak lagi arogan dan haus kekuasaan. Sekarang yang ada hanyalah suasana kekeluargaan yang saling mendukung satu sama lain.
Betrand, Rici dan Adam duduk di bangku panjang yang memang ada di taman, sedangkan yang lainnya duduk di spot favorit mereka masing-masing. Bima dan Rey duduk di atas bebatuan, Ari dan beberapa siswa SMA Lentera Garuda lainnya duduk di atas rerumputan. Beberapa snack makanan ringan dan juga minuman botol nampak tersaji di antara mereka. Sesekali, mereka makan dan minum di sela-sela obrolan mereka.
"Bang, ternyata lu pada asik juga ya? Gue pikir selama ini lu semua kaku kek kanebo gitu" celetuk Nabil yang langsung dihadiahi tatapan tajam oleh anggota Lengkara.
"Mulut ya mulut, baru juga baek ni. Jangan menyulut ledakan dong lu" Rehan yang berada di sebelah Nabil, langsung mengapit leher Nabil dengan tangannya.
"Ett...ett, santai dong! Becanda gue! Han, lepasin! Mati gue lama-lama" Nabil mulai kesulitan bernapas dan meronta-ronta agar dilepaskan.
Karena tidak tega, Rehan pun melepaskan tangannya dari leher Nabil. Seketika, Nabil langsung terbatuk-batuk dan ditertawakan oleh mereka semua.
"Gimana, Bil? Enak?" Ari yang duduk tidak jauh dari Nabil, langsung merangkul pundak Nabil.
Nyali Nabil seketika ciut.
"Ampun bang, gak lagi-lagi gue. Udah cukup sama Rehan, lu jangan ikut-ikutan ya bang" kata Nabil takut-takut.
"Kaga, gue mah selow orangnya. Paling ntar matahin jari lu satu aja buat pemanasan" Ari menatap Nabil dan tersenyum tengil.
"Buset, matahin jari berasa matahin es kiko lu bang" Nabil langsung menepis tangan Ari yang sedang merangkulnya dan berpindah posisi sedikit lebih jauh.
Mereka semua hanya geleng-geleng dan tertawa melihat kelakuan Nabil yang sok berani, padahal nyalinya tidak ada.
"Bang, lu udah lama sama Anneth?" tanya Adam tiba-tiba, membuat Betrand langsung menoleh ke arahnya.
"Kenapa pertanyaan lu gitu?" Betrand menatap Adam penuh selidik.
"Gak bang, cuman penasaran aja. Soalnya kalo gue liat-liat lu berdua lucu aja gitu, suka ngebucin berdua di koridor" balas Adam.
Betrand manggut-manggut.
"Belum lama, 2 bulanan apa ya? Gak tau deh, lupa" Betrand mencoba mengingat-ingat secara pasti, kapan dirinya dan Anneth telah berpacaran.
Adam hanya ber-oh ria.
"Terus itu di jari kelingking lu apaan bang? Benang merah?" Betrand mengangguk.
Betrand mengangkat tangannya dan memperlihatkan jari kelingkingnya kepada Adam dengan bangga.
"Tanda gue dan Anneth jadian waktu pertama kali, gak akan gue lepas sampe kapanpun" Betrand tersenyum sembari melihat benang merah yang melilit jarinya.
"Kenapa gak pake cincin aja, bang? Daripada benang gitu, udah mulai pada lepas-lepas juga itu" ucap Adam.
Betrand menyunggingkan senyumnya dan merangkul Adam.
"Benang ini, maknanya lebih dalem bro dari sekedar cincin" Adam pun mengangguk mengerti.
Mereka semua kembali fokus untuk saling berbincang sembari menikmati makanan mereka. Perkumpulan mereka terlihat begitu seru, sehingga menyita perhatian banyak siswa-siswi yang berlalu-lalang di sekitar mereka. Tak jarang, banyak dari siswa-siswa yang lewat dan tertarik dengan obrolan mereka, sehingga personil yang berkumpul di taman hari ini terus bertambah seiring berjalannya waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lengkara [END]
FanfictionApa jadinya jika sebuah sekolah yang biasanya hanya fokus pada urusan akademik, justru memiliki tingkat kasta di dalamnya? Dimana mereka yang memiliki kasta paling rendah, akan menjadi 'sampah' dan diinjak-injak oleh mereka yang memiliki kasta lebih...