Motor sport berwarna hitam, baru saja tiba di depan sebuah bangunan dengan bendera Lengkara yang menempel di tembok bangunan. Betrand memarkirkan motornya di antara jajaran motor lain yang sudah lebih dulu tiba di markas. Betrand melepaskan helm full face miliknya dan ia taruh di atas tangki. Saat Betrand hendak turun dari atas motornya, dua motor lainnya baru saja tiba dan parkir tidak jauh dari motor Betrand.
Betrand menunggu kedua orang itu untuk turun dari motornya dan menghampiri mereka berdua.
"Gak langsung masuk pak ketua?" sapa Fajar yang langsung memberikan tos kepada Betrand.
"Nunggu lu berdua" ujar Betrand sembari membalas tos dari Fajar.
"Gimana? Udah sembuh total? Sorry kemarin gue gak sempet jenguk" Jojo muncul dari belakang Fajar dan mengajak Betrand untuk tos.
"Aman, gapapa bro. Paham gue" Betrand memaklumi Jojo yang tidak sempat datang untuk menjenguknya di rumah sakit karena laki-laki itu juga pasti memiliki kesibukan yang lain.
Akhirnya, mereka bertiga masuk secara bersamaan ke dalam markas. Suasana markas sudah ramai dan banyak orang, mereka semua menatap ke arah Betrand, Fajar dan Jojo yang baru saja tiba. Seperti biasa, mereka akan saling ber-tos ria ketika baru bertemu. Setelah tos dengan mereka satu per satu, Betrand langsung mendudukkan dirinya di kursi yang memang sudah disediakan khusus untuk dirinya.
"Sore semua" Betrand mengucapkan salam sebelum memulai pembahasan.
"Soreee...!!!" jawab mereka serempak.
"Oke, seperti biasa gue gak akan banyak basa-basi. Intinya, yang gue mau bahas di sini adalah soal patroli malem yang mulai kita gencarkan kembali karena maraknya begal dan geng motor yang mulai meresahkan masyarakat. Seperti biasa, wilayah patroli sesuai dengan regional kalian masing-masing. Regional satu dan dua patroli di daerah Jakarta pusat, regional tiga dan empat di daerah Jakarta selatan, begitu pula seterusnya. Paham?" pandangan mata Betrand menyapu ke arah mereka semua.
"Paham!!" lagi-lagi anggota Lengkara bersuara dengan kompak.
"Bang..." seseorang di antara mereka mengangkat tangan dan langsung mengalihkan pandangan Betrand ke arahnya.
"Ya, San. Gimana?" tanya Betrand kepada Sandy.
"Soal jam patroli, gimana bang? Mengingat kita semua di sini kan pelajar, udah mulai mepet-mepet semester ganjil abis, ulangan lagi banyak-banyaknya" ucap Sandy.
"Pertanyaan bagus, San. Mengenai patroli, kan sebenernya bukan kewajiban kita. Tujuan kita patroli kan cuman buat bantuin pihak berwajib aja untuk membasmi penjahat jalanan yang berkeliaran di malam hari. So, karena kita juga masih pelajar, patroli kita cuman sampe jam 11 malem. Setelah itu, semuanya langsung dihandle sama pihak kepolisian sendiri. Ada yang keberatan?" Betrand mencoba memastikan bahwa keputusan ini tidak memberatkan anggotanya.
Hening. Tidak ada yang menyanggah perkataan Betrand, itu artinya mereka semua menyetujui keputusan yang Betrand berikan.
"Bang, Anneth-nya kok gak dibawa ke sini? Kita penasaran nih, mau kenalan" celetuk Didit tiba-tiba.
"Nah bener tuh, Zara sama Misellia juga" sahut yang lain, ikut setuju dengan perkataan Didit.
"Heh! Lagi bahas kerjaan kok malah kemana-mana" tegur Rey.
"Ya gapapa, bang. Kan udah selesai juga diskusinya. Nyerempet-nyerempet dikit bahas ibu-ibu negara gapapa kali. Bilang ae bang, iri kan lu soalnya lu jomblo" ledek Ilham yang langsung dihadiahi tatapan tajam oleh Rey.
"Jangan lupa, yang sebelahnya Rey juga jomblo tuh" kompor Saka.
Rici yang merasa dirinya dibawa-bawa pun merasa tidak terima.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lengkara [END]
FanficApa jadinya jika sebuah sekolah yang biasanya hanya fokus pada urusan akademik, justru memiliki tingkat kasta di dalamnya? Dimana mereka yang memiliki kasta paling rendah, akan menjadi 'sampah' dan diinjak-injak oleh mereka yang memiliki kasta lebih...