46

1K 133 24
                                    

Sebuah mobil sedan berwarna hitam, berhenti di depan sebuah cafe yang terlihat cukup ramai pengunjung. Seorang laki-laki berbadan tegap, baru saja keluar dari dalam mobilnya sembari merapikan jaketnya yang sedikit kusut. Malam ini Jakarta memang sedikit lebih dingin dibanding biasanya, makanya laki-laki itu memilih jaket sebagai pelengkap outfit-nya hari ini. Dia sempat melirik sebentar ke jajaran mobil di sebelah. Ia sangat mengenal pemilik dari mobil-mobil itu.

Dengan langkah mantap, dia mulai berjalan memasuki area dalam cafe. Matanya mulai menatap seisi cafe, mencari orang-orang yang sudah membuat janji temu bersamanya hari ini. Tak butuh waktu lama, ia sudah berhasil menemukan orang yang ia cari, sedang berkumpul di ruangan VIP yang memang disediakan secara khusus oleh pihak cafe bagi tamu-tamu spesial yang memesan ruangan VIP untuk kepentingan mereka, karena di dalam ruangan itu kedap suara, sehingga cukup nyaman jika digunakan untuk sebuah pertemuan penting. Tanpa pikir panjang, laki-laki itu segera malangkah menuju ruang VIP.

'Ckleekkk' pintu ruangan terbuka, membuat orang-orang yang semula sedang asyik mengobrol, langsung mengalihkan perhatian mereka kepada sosok yang baru saja masuk ke dalam ruang VIP.

"Sorry guys, gue telat" ujar laki-laki itu.

"Santai, Bet. Duduk gih!"

Betrand pun langsung duduk di salah satu bangku yang masih kosong.

"Btw Ri, Rey sama Bima mana? Belum dateng?" tanya Betrand.

"Itu...biasalah, ada urusan mereka, makanya gak bisa dateng malem ini" balas Ari seraya menyeruput minuman di hadapannya.

"Perasaan dari kemarin, dua bocah itu ngilang mulu dah. Gak kayak biasanya" Betrand mulai menyadari bahwa Bima dan Rey sering mangkir dari acara pertemuan, membuatnya merasa heran.

Mendengar ucapan Betrand, Ari langsung melirik sebentar ke arah Rici yang berada di sebelahnya. Mereka berdua saling menatap satu sama lain, seolah sedang ada yang mereka bicarakan melalui mata mereka.

"Ya namanya juga urusan mendadak, Bet. Kan gak ada yang tau kapan datengnya, suka tiba-tiba aja gitu" Rici mencoba mencari alasan yang masuk akal agar Betrand tidak semakin curiga.

"Iya juga sih. Btw, pesen makan dulu yok? Laper gue" saran Betrand yang kemudian diangguki oleh Ari dan Rici.

Betrand segera memencet tombol yang berada tidak jauh darinya, berfungsi untuk memanggil pelayan tanpa harus berteriak-teriak seperti sedang di hutan. Tak lama, seorang pelayan laki-laki masuk ke dalam ruangan mereka sembari meletakkan buku menu di atas meja.

"Silahkan, pesanannya kak" sapa pelayan itu dengan ramah.

Betrand segera meraih buku menu untuk melihat-lihat makanan dan minuman yang ingin ia pesan kali ini.

"Mmm... saya pesen herbs roasted chicken with potato wedges-nya satu, minumnya tiramisu latte aja" ucap Betrand kepada sang pelayan.

"Tiramisu latte-nya hot atau ice kak?" tanya sang pelayan.

"Ice aja"

"Baik kak" pelayan itu mulai menulis pesanan Betrand di catatan kecil yang ia bawa di tangannya.

"Lu berdua pesen apaan?" Betrand menyerahkan buku menu kepada Rici dan Bima.

Mereka berdua langsung membolak-balik buku menu untuk memastikan, makanan apa saja yang ada di sini.

"Gue chicken cordon bleu aja, Bet" kata Ari.

"Kalo gue..." Rici masih tampak memilah-milah makanan di buku menu.

"Beef tenderloin steak, medium-rare ya, mas?" putus Rici.

"Baik, saya ulangi pesanannya ya? Herbs roasted chicken with potato wedges 1, ice tiramisu latte 1, chicken cordon bleu 1, dan beef tenderloin steak dengan tingkat kematangan medium-rare. Sudah betul semua ya kak?" sang pelayan mencoba memastikan lagi pesanan mereka bertiga.

Lengkara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang