7

1.1K 123 9
                                    

     Suara deru mesin motor, berhasil mencuri perhatian siswa-siswi SMA Lentera Garuda yang sedang berlalu-lalang. Lima buah motor sport terlihat memasuki parkiran sekolah dan memarkirkan motor mereka dengan rapi di sebuah parkiran khusus bertuliskan 'Only for Lengkara'. Saat mereka baru saja turun dari motor mereka masing-masing, tiba-tiba banyak siswi perempuan yang mengerubungi mereka.

Mereka berlima tidak mempedulikan kerumunan siswi tersebut dan tetap berjalan melewati para siswi perempuan dengan wajah datar. Tak jarang, ada yang berusaha menarik-narik tubuh mereka, tapi anggota Lengkara tetap tidak menggubrisnya. Seperti biasa, banyak siswa laki-laki yang langsung membungkuk memberi tanda hormat di saat kelima orang yang menduduki kasta tertinggi di sekolah tersebut berjalan melewati mereka.

Langkah kelimanya terhenti saat tidak sengaja berpapasan dengan Anneth cs di persimpang koridor menuju tangga. Lebih tepatnya, Betrand yang berada di barisan paling depan berhenti mendadak membuat yang lainnya juga ikut berhenti.

Betrand menatap Anneth dengan wajah datar, sedangkan Anneth justru bingung ditatap seperti itu.

"Siang nanti, gue pengen makan nasi goreng sama minum jus jambu. Lu tau kan apa yang harus lu lakuin?" Betrand masih menatap Anneth dengan datar.

Anneth mengangguk mengerti.

Sudah satu minggu lebih, Anneth menjadi asisten pribadi sesuai dengan perjanjian mereka, ah tidak, lebih tepatnya Betrand yang memaksa Anneth untuk menjadi asisten pribadinya. Sehingga, sudah menjadi hal biasa jika Anneth harus menyediakan segala sesuatu hal yang Betrand inginkan ataupun menuruti semua permintaan Betrand selama hal itu tidak keluar batas.

"Eh kok lu makin lama, makin ngelunjak sih? Lu pikir Anneth babu lu apa?" gadis berkacamata yang sedaritadi hanya diam mengamati, akhirnya mulai buka suara.

Betrand menatap ke arah gadis itu.

"Lah kenapa jadi lu yang nyolot? Temen lu aja gak protes gue suruh-suruh" Betrand menunjuk ke arah gadis itu.

"Gak protes bukan berarti lu bisa seenaknya dong! Gak tau diri banget! Jangan mentang-mentang lu orang yang paling ditakuti di sekolah ini, lu jadi bisa semena-mena sama orang!" gadis itu mendelik kepada Betrand.

"Ya kalo emang gue bisa berbuat seenaknya di sekolah ini, lu mau apa? Lu gak ada hak ya larang-larang gue!" balas Betrand tidak terima.

Sepagi ini, emosi Betrand sudah tersulut karena seorang gadis di hadapannya. Jika dia tidak ingat bahwa yang sedang berhadapannya adalah seorang perempuan, mungkin Betrand sudah menghabisinya sejak tadi.

"Bangga lu?! Gak ada yang bisa lu banggain lagi dalam diri lu selain sikap brandalan dan arogan lu itu? Rendah banget ya lu, ngebanggain diri sendiri tapi bisanya cuman nyakitin dan ngebun-"

"MISELLIA STOP...!!!" tiba-tiba Betrand Betrand berteriak kencang membuat mereka semua yang ada di sana terlonjak kaget.

Nafas Betrand memburu, matanya memerah, tanda bahwa amarah sudah memuncak di dalam dirinya.

"Lu gak tau apa-apa, jadi mending lu diem!" ucap Betrand penuh dengan penekanan dan berlalu pergi diikuti anggota Lengkara yang lain.

Ketiga gadis itu masih berdiri di tempatnya. Banyak mata yang masih memperhatikan mereka karena keributan yang baru saja terjadi. Misellia tampak diam mematung. Mungkin dia masih shock karena Betrand tiba-tiba berteriak sekencang tadi.

"Sell..." Anneth menepuk pundak Misellia, membuat gadis itu tersadar dari lamunannya.

"Eh iya, Neth. Kenapa?" Anneth hanya menggeleng dan tersenyum.

"Thanks udah belain gue tadi. Tapi gue gapapa kok, serius. Gue juga ikhlas kok bantuin kak Betrand. Dia yang udah nolongin gue tempo hari, jadi anggep aja ini cara gue buat bales budi" kata Anneth.

Lengkara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang