9

1.1K 128 8
                                    

Betrand sedang duduk di dalam ruang kelasnya seorang diri. Entah kemana perginya anggota Lengkara yang lain, Betrand tidak terlalu mempedulikannya. Betrand memainkan ponselnya sembari menunggu bel masuk berbunyi. Hingga tiba-tiba, dengan takut-takut, seorang siswa kelas 11 menghampiri bangku Betrand.

Spontan, Betrand menoleh dan menatapnya datar.

"Kak, ini ada kiriman dari Spy Angels" Betrand menerima amplop berwarna hitam itu dan memberikan kode kepada anak tadi untuk segera pergi dari hadapannya.

Betrand membolak-balikkan amplop berwarna hitam itu. Terdapat cap bertuliskan Spy Angels di sana. Spy Angels merupakan kelompok rahasia di SMA Lentera Garuda yang mendedikasikan diri mereka untuk memata-matai seluruh siswa-siswi SMA Lentera Garuda, segala sumber informasi yang beredar di sekolah ini, semua berasal dari mereka. Tapi, tidak ada satu pun yang tahu siapa saja anggota Spy Angels karena mereka menyembunyikan identitas mereka dari semua orang.

Untuk mengirimkan amplop kepada targetnya, mereka akan meletakkannya secara random di loker orang lain. Dan siapapun yang mendapatkan amplop itu di lokernya, dia bertanggung jawab untuk memberikan amplop tersebut kepada orang yang dituju oleh Spy Angels.

"Tumben gue dapet, ada apa nih" Betrand mulai membuka amplop tersebut dan ada sebuah foto di sana beserta dengan tulisan di balik foto.

Betrand langsung meremas kuat foto itu. Rahangnya mengeras dan tangannya mengepal kuat. Dia langsung keluar dari kelasnya dengan langkah cepat. Betrand bahkan tidak mengindahkan panggilan dari Ari dan Rey yang baru saja tiba di kelas. Karena penasaran, Ari dan Rey pun mengikuti kemana Betrand pergi.

'Braakk' Betrand membuka pintu markas Lengkara dengan sangat keras. Rici yang sedang ada di dalam langsung terlonjak kaget.

"Dimana Bima?!" tatapan mata Betrand sangat tajam, napasnya memburu seperti sudah tidak bisa menahan lagi gejolak emosi di dalam dirinya.

"Di-di ka-kantin" Rici yang masih shock, tanpa sadar berbicara dengan terbata-bata di hadapan Betrand.

Tanpa berucap apapun, Betrand langsung berlari ke lantai 1 dimana kantin berada. Tak butuh waktu lama, dia sudah tiba di depan pintu kantin bersama dengan Rey dan Ari di belakangnya. Mata Betrand menyusuri seisi kantin dan menemukan Bima yang sedang duduk bersama dengan Zara, Anneth dan Misellia. Betrand langsung bergegas menghampiri Bima.

Betrand mencengkeram kuat kerah seragam Bima dan melemparkan tubuh Bima hingga menabrak kursi dan meja yang ada di kantin. Semua orang menatap bingung ke arah Betrand, termasuk Bima yang tiba-tiba diserang oleh Betrand tanpa tahu penyebabnya apa.

"Brengsek!" satu pukulan mendarat di pipi Bima.

"Bet! Bet! Tunggu dulu, ini ada ap-" belum sempat Bima menyelesaikan kalimatnya, Betrand sudah lebih dulu melayangkan pukulan kembali ke wajah Bima.

Serangan Betrand membabi buta. Bima sudah mencoba menangkis dan melawan Betrand, tapi sia-sia. Tenaga dan kemampuannya sangat kalah jauh jika dibandingkan dengan Betrand. Zara tampak histeris menyaksikan perkelahian itu, apalagi dia melihat Bima yang dihajar habis-habisan oleh Betrand. Rey dan Ari hanya diam, tidak tahu harus berbuat apa. Ingin melerai, tapi tidak mungkin. Membiarkan perkelahian itu juga rasanya bukan hal benar, karena sebenarnya Ari dan Rey sendiri belum mengetahui apa yang membuat Betrand semarah ini dan menyerang anggotanya sendiri, yaitu Bima.

"Bughhh...bugghhh" pukulan demi pukulan dilayangkan Betrand kepada Bima. Laki-laki itu sudah tampak tidak berdaya dan hanya pasrah menerima semua perlakuan Betrand kepadanya.

"BETRAND STOP...!!!" Misellia menahan tangan Betrand agar menyudahi aksinya memukuli Bima.

Betrand menoleh dan menatap Misellia dengan tajam.

Lengkara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang