Pagi ini, Anneth baru saja selesai memakai seragam sekolahnya. Ia berdiri di depan cerminnya dan memutuskan untuk menguncir satu rambutnya, karena sedang tidak ingin diribetkan oleh urusan rambut. Anneth menyemprotkan sedikit parfum ke tubuhnya dan memakai jaket, karena udara sedikit dingin akibat hujan deras yang baru saja mengguyur kota Jakarta pagi ini.
Anneth duduk sebentar di kursi meja belajarnya sebelum ia memutuskan turun ke bawah untuk sarapan. Anneth sempat menatap sekilas ke arah sebuah bingkai foto yang berada di atas meja belajarnya. Ia segera meraih bingkai foto itu dan menatapnya dengan lekat. Terpampang jelas foto dirinya yang sedang dirangkul oleh Betrand di sana. Ia ingat betul kapan foto itu diambil. Anneth tersenyum saat memandangi foto itu, namun sedetik kemudian senyumannya seketika luntur saat teringat bahwa laki-laki kesayangannya itu telah pergi ke negara lain sejak kemarin, meninggalkannya sendiri di sini.
"Pasti kamu udah sampe di Belanda ya, sekarang? Jaga diri kamu baik-baik ya di sana. Maafin aku" lirih Anneth.
Jari-jari lentiknya tampak mengelus foto tersebut. Tiba-tiba, memorinya kembali berputar pada kejadian kemarin. Dimana itu adalah kesempatan terakhirnya untuk bertemu dengan Betrand.
-Flashback On-
SMA Lentera Garuda baru saja menyelesaikan Ujian Akhir Semester 1. Seluruh siswa-siswi langsung berbondong-bondong keluar dari kelas begitu bel pulang berbunyi, sekaligus pertanda bahwa ujian dari mata pelajaran terakhir telah selesai. Parkiran siswa mendadak penuh, karena mereka tidak sabar untuk segera pulang ke rumah dan mengistirahatkan otak mereka yang sudah cukup menguap karena mengerjakan soal ujian hari ini. Namun, ada juga siswa-siswi yang memilih untuk nongkrong terlebih dahulu di kantin dan mengisi perut mereka yang keroncongan.
Di sudut kantin, terlihat Anneth yang sedang duduk di salah satu bangku sembari memainkan ponsel di tangannya. Sesekali mulutnya juga menyeruput jus alpukat yang sudah ia pesan sejak tadi. Ia terlalu fokus dengan ponselnya, sehingga tidak terlalu memperhatikan keramaian di sekitarnya. Sekarang masih pukul 11, masih terlalu dini untuk pulang ke rumah, sehingga Anneth memutuskan untuk duduk di kantin sebentar.
Tiba-tiba seseorang berlari dengan tergopoh-gopoh ke meja Anneth, membuat gadis itu menoleh dan menatap heran orang yang ada di hadapannya.
"Lu kenapa, Zar? Lari-lari udah kayak dikejar setan aja" cibir Anneth seraya menyedot minumannya.
"Gue nyariin lu woy! Lu setannya, Neth. Gue baru kedip udah ilang aja, bikin gue kebingungan nyarinya" gerutu Zara.
Anneth mengerutkan keningnya, "Ngapain lu nyariin gue? Kangen?"
"Pede gila lu! Ayok ke bandara!" Zara hendak menarik tangan Anneth, tapi ditahan oleh Anneth.
"Ngapain ke bandara?" tanya Anneth bingung.
Zara menepuk jidatnya sendiri melihat Anneth yang agak lemot hari ini. Mungkin efek setelah mengerjakan UAS, makanya otak Anneth bekerja tidak secepat biasanya.
"Kak Betrand, Neth! Kak Betrand ke Belanda hari ini!"
'Degg' dunia Anneth mendadak berhenti untuk sesaat. Bisa-bisanya ia melupakan tentang keberangkatan Betrand hari ini ke Belanda. Tiba-tiba rasa sesak kembali merasuk ke dalam dadanya. Ada perasaan sedih yang bercampur dengan tidak rela saat dirinya kembali mendengar bahwa Betrand akan benar-benar pergi dari Indonesia. Dia tidak pernah menyangka, hancurnya hubungan mereka berdua menjadi awal yang benar-benar menghancurkan segalanya.
Ada perasaan bersalah yang hinggap di dalam diri Anneth. Andai saja dia tidak memutuskan hubungannya dengan Betrand, mungkin dia tidak perlu menyaksikan kepergian Betrand ke Belanda. Ia langsung teringat dengan nasib Misellia dan Lengkara. Misellia harus berjauhan dengan kakaknya, satu-satunya orang yang saat ini hanya dimiliki olehnya setelah kematian kak Vini dan kepergian orang tuanya ke Belanda yang tidak pernah kembali. Lengkara juga harus kehilangan ketua mereka, seorang pemimpin yang sangat mereka hormati dan segani. Anneth merasa ini semua salahnya. Ia tidak pantas untuk kembali muncul di hadapan Betrand.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lengkara [END]
FanfictionApa jadinya jika sebuah sekolah yang biasanya hanya fokus pada urusan akademik, justru memiliki tingkat kasta di dalamnya? Dimana mereka yang memiliki kasta paling rendah, akan menjadi 'sampah' dan diinjak-injak oleh mereka yang memiliki kasta lebih...