Mobil yang membawa rombongan Betrand dan yang lainnya, baru saja tiba di lobby rumah sakit Alfonsius Medika. Tubuh Betrand segera dibopong keluar oleh Bima dan Rey, lalu langsung dibawa ke ruang IGD menggunakan brangkar. Mobil yang tadi dikendarai oleh Ari, kembali melaju untuk mencari tempat parkir. Tak lama, mobil keluarga milik Misellia juga tiba di lobby rumah sakit. Anneth, Misellia dan Zara segera turun untuk masuk ke dalam.
Dua orang satpam serta tiga orang berseragam serba hitam, menunduk hormat ketika Misellia lewat di depan mereka. Misellia hanya tersenyum sekilas dan mengangguk sebelum akhirnya menyusul Bima dan Rey yang sudah lebih dulu berada di ruang tunggu yang ada di depan ruang IGD, diikuti Anneth dan Zara di belakangnya.
"Gimana keadaan Onyo?" tanya Misellia saat baru saja tiba.
"Onyo?" Bima dan Rey nampak kebingungan dengan nama yang baru saja disebutkan oleh Misellia. Mereka berdua merasa tidak mengenali nama itu.
Misellia menepuk jidatnya sendiri dan langsung tersadar saat melihat reaksi keduanya yang bingung saat ia menyebut nama 'Onyo'.
"Abang gue, Betrand. Panggilan di rumah Onyo" jelas Misellia.
Bima dan Rey hanya manggut-manggut.
"Lucu juga. Tampang sangar, dipanggilnya Onyo" Rey tertawa geli dan langsung disenggol oleh Bima.
"Tiati lu, ntar kalo Betrand denger, dibogem mau lu?" tegur Bima.
Rey menggeleng kuat, "Gak, gak! Makasih".
"Kak, abang gue gimana? Baik-baik aja gak?" Misellia mulai kesal karena pertanyaannya tidak dijawab oleh keduanya yang malah sibuk bercanda.
"Kalem elah, Sell. Baru diperiksa abang lu, dokternya belum keluar" sahut Rey.
Misellia ber-oh ria, lalu duduk di kursi ruang tunggu. Zara dan Anneth juga ikut duduk di sebelah Misellia, sedangkan Bima dan Rey lebih memilih untuk berdiri dan bersandar pada dinding rumah sakit.
Mata Anneth berkeliling menatap setiap sudut di rumah sakit ini. Sejak awal dia tiba di sini, dari nama rumah sakit dan perlakuan staf yang ada di sini kepada Misellia, Anneth sudah bisa menduga bahwa rumah sakit ini sepertinya milik keluarga Betrand. Anneth kagum dengan bangunan rumah sakit ini, karena begitu luas dan tampak mewah. Keluarga Betrand pasti bukanlah orang sembarangan, itu sebabnya mereka bisa memiliki rumah sakit sebagus ini.
"Sell, lu udah kabarin bokap sama nyokap lu kalo kak Betrand masuk rumah sakit?" tanya Anneth tiba-tiba.
Jari-jari Misellia yang tadi sedang asyik men-scroll layar ponselnya, seketika terhenti. Ia menatap kosong yang ada di depannya, seolah sedang memikirkan sesuatu. Hening. Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Misellia. Bima dan Rey yang semula juga sedang asyik mengobrol, mendadak terdiam dan saling tatap satu sama lain. Atmosfer di antara mereka seketika berubah jadi canggung dan menegangkan. Anneth yang menyaksikan hal itu merasa sangat keheranan dan tidak mengerti. Apakah ada yang salah dari pertanyaannya? Tapi rasanya pertanyaan Anneth adalah hal yang umum dan wajar.
"Ngg...udah kok, Neth" Misellia menoleh dan tersenyum ke arah Anneth.
Anneth hanya mengangguk.
Raut wajah Misellia langsung berubah dan tampak gelisah setelah mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Anneth barusan. Entahlah, pikirannya jadi berkecamuk dan tidak tenang. Ada banyak hal yang ingin ia katakan kepada Anneth, tapi rasanya Misellia belum siap untuk melihat reaksi Anneth nanti. Ditambah, Misellia juga tidak berhak untuk menceritakan itu semua kepada Anneth, karena yang berhak adalah Betrand.
Di sisi lain, Anneth tidak menyadari perubahan raut wajah Misellia, karena yang ada di pikirannya saat ini adalah tentang bagaimana kondisi Betrand sekarang. Anneth takut jika terjadi hal yang buruk kepada laki-laki itu, karena tadi Anneth sempat melihat tubuh Betrand yang dibanting ke tanah dengan keras hingga Betrand muntah darah. Anneth bahkan sudah berjanji dengan dirinya sendiri bahwa dia tidak akan tinggal diam kalau sampai Betrand kenapa-napa karena ulah Vian.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lengkara [END]
FanfictionApa jadinya jika sebuah sekolah yang biasanya hanya fokus pada urusan akademik, justru memiliki tingkat kasta di dalamnya? Dimana mereka yang memiliki kasta paling rendah, akan menjadi 'sampah' dan diinjak-injak oleh mereka yang memiliki kasta lebih...