Ada sekitar 10 orang dengan mengenakan jaket hitam bertuliskan Lengkara, terlihat berdiri dan berjaga-jaga di depan salah satu ruang rawat VIP yang berada di rumah sakit Alfonsius Medika. Sedangkan, di dalam ruangan itu, empat orang laki-laki serta 2 orang perempuan lainnya, tampak berjaga di dalam dan duduk di salah satu sofa yang tersedia.
Seorang gadis berkacamata, beranjak dari duduknya dan berjalan perlahan ke arah kakaknya yang sedang tidak sadarkan di atas ranjang rumah sakit. Gadis itu tampak menatap nanar kakak laki-lakinya yang masih memejamkan matanya. Tangannya terulur untuk mengusap lembut kepala laki-laki itu.
Tiba-tiba, jari laki-laki itu mulai menunjukkan adanya pergerakan. Perlahan tapi pasti, matanya ikut terbuka dan mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan pandangannya dengan cahaya yang ada. Gadis berkacamata itu tampak tersenyum saat melihat kakaknya sudah terbangun dari pingsannya.
"Onyo, lu udah bangun?" ucap gadis itu.
Betrand tampak sibuk menatap sekelilingnya. Ia melihat ke arah teman-temannya satu per satu. Wajahnya langsung berubah panik saat Betrand tidak menemukan orang yang ia cari ada bersama mereka.
"Anneth...Anneth!! Kamu dimana? Anneth..??!!!" Betrand segera bangkit dari posisi tidurnya dan tampak histeris mencari keberadaan Anneth.
"Nyo...tenang, jangan kayak gini" dengan sigap, Misellia segera memeluk sang kakak.
Ingatan Betrand langsung berputar pada kejadian semalam. Ia ingat betul saat peluru itu tepat mengenai tubuh Anneth dan gadis itu mulai terjatuh di dalam pelukannya.
"Gak! Gak! Annethhhhh...!!!" Betrand terus berteriak memanggil nama Anneth.
Betrand memberontak di dalam pelukan Misellia. Dia terus berusaha melepaskan pelukan itu dan ingin segera keluar dari ruangan untuk mencari Anneth. Rasanya, Betrand masih belum bisa menerima jika Anneth sudah meninggalkannya begitu saja. Gadis yang ia cintai, tidak mungkin pergi secepat ini dari Betrand.
Tiba-tiba, Betrand kembali teringat pada kenangan indahnya bersama Anneth. Bagaimana awal pertemuan mereka, hingga akhirnya mereka bisa bersama. Anneth hanyalah gadis biasa yang merupakan adik kelasnya, diawali dengan pertemuan yang tidak sengaja dimana Anneth menginjak kakinya karena merasa Betrand sudah menghalangi langkahnya untuk ke kantin.
Anneth, satu-satunya murid di SMA Lentera Garuda yang sama sekali tidak takut terhadap Betrand, di saat semua murid bahkan tunduk kepadanya. Gadis sederhana itu, berhasil merubah hidup Betrand yang semula sudah abu-abu, kembali menjadi penuh warna. Anneth juga berhasil merubah sifat Betrand, yang semula arogan dan selalu mengandalkan kekuatan fisiknya untuk menyelesaikan masalah, berubah menjadi seseorang yang jauh lebih bisa memanusiakan manusia lainnya.
Semesta telah mengijinkan Betrand untuk bertemu dengan gadis itu dan berhasil merubahnya menjadi manusia yang lebih baik. Namun, kenapa di saat dia mencoba merubah hidupnya menjadi lebih baik, semesta justru dengan jahatnya mengambil Anneth dari hidupnya? Betrand benar-benar tidak bisa membayangkan, bagaimana ia harus menjalani hidupnya tanpa kehadiran Anneth.
Air mata kembali jatuh dari mata Betrand. Tatapan mata yang biasanya selalu terlihat tegas dan tajam, kini berubah menjadi tatapan penuh kesedihan dan kosong. Untuk saat ini, Betrand benar-benar hancur karena harus menerima kenyataan bahwa gadis yang begitu ia cintai telah pergi.
"Anneth, Sell. Anneth" lirih Betrand.
Kini Betrand memeluk Misellia dengan sangat erat, seolah ingin menyalurkan semua kesedihan yang ia rasakan karena kehilangan seseorang yang begitu dia cintai.
"Iya Nyo, iya. Tenang dulu ya?" Misellia mengelus punggung Betrand dengan lembut.
"Ada apa sih? Baru ditinggal sebentar ke toilet udah teriak-teriak aja, mana sekarang nangis. Aneh banget!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Lengkara [END]
FanfictionApa jadinya jika sebuah sekolah yang biasanya hanya fokus pada urusan akademik, justru memiliki tingkat kasta di dalamnya? Dimana mereka yang memiliki kasta paling rendah, akan menjadi 'sampah' dan diinjak-injak oleh mereka yang memiliki kasta lebih...