4

1.1K 138 10
                                    

      Anneth terlihat duduk seorang diri di kantin sembari menikmati semangkuk mie ayam favoritnya. Kebetulan, tadi Zara dan Misellia sedang dipanggil ke ruang guru. Jadi, mau tidak mau, Anneth pun memilih untuk ke kantin sendirian karena perutnya yang sudah tidak bisa menahan rasa lapar.

Baru saja dia menghabiskan setengah porsi makanannya, tiba-tiba tangannya dipegang oleh 2 orang laki-laki yang langsung menyeretnya keluar dari kantin. Anneth berusaha melawan agar pegangan mereka terlepas, tapi tenaganya kalah jauh dibanding dengan mereka berdua.

"Kak, gue mau dibawa kemana sih?" raut wajah Anneth terlihat bingung dan panik karena dirinya tiba-tiba dibawa pergi begitu saja tanpa ada perkataan apapun sebelumnya.

Kedua laki-laki itu hanya diam dan terus memegang tangan Anneth agar mengikuti langkah mereka menuju suatu tempat.

"Kak Ari, kak Rici, jawab gue dong! Gue mau dibawa kemana sih? Pelan-pelan dong jalannya, jangan kayak orang kesetanan. Gue abis makan, perut gue nanti sakit kalo jalan cepet" perkataan yang keluar dari mulut Anneth sama sekali tidak digubris oleh Ari dan Rici.

Hingga, mereka bertiga tiba di depan sebuah pintu hitam yang terletak di lantai 4, dengan lambang Lengkara tertempel di sana. Ari segera membuka pintu itu dan membawa Anneth ikut serta untuk masuk ke dalam. Anneth langsung mendapatkan tatapan datar dari Rey dan Bima yang ternyata juga ada di dalam ruangan itu.

 Anneth langsung mendapatkan tatapan datar dari Rey dan Bima yang ternyata juga ada di dalam ruangan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pintu ruangan Lengkara.

Di hadapannya, Anneth melihat sebuah kursi dengan posisi berbalik membelakanginya. Ada seseorang yang duduk di sana. Dari postur tubuhnya, Anneth sudah bisa tahu bahwa yang sedang duduk di kursi tersebut adalah Betrand.

'Brakkk' Anneth langsung menggebrak meja Betrand. Tidak peduli, sedang ada dimana dia sekarang.

"Heh! Lu kan pasti biang keroknya yang nyuruh 2 temen lu ini buat nyeret gue ke sini? Iya kan?! Gak bosen-bosennya ya lu, ganggu ketenangan hidup gue mulu!" omel Anneth.

Kursi tersebut berputar. Menampakkan Betrand yang kini sedang tersenyum remeh ke arah Anneth.

"Salah lu sendiri karena gak dateng tepat waktu ke sini" balas Betrand santai.

"Lah kenapa jadi salah gue? Emang gue ada kewajiban apa, sampe harus dateng ke sini? Hah?!" Anneth mendelik ke arah Betrand.

"Lu amnesia? Tapi gapapa, gue ingetin lagi. Sesuai perjanjian kemarin, lu bakalan jadi asisten pribadi gue selama sebulan penuh. So, mulai hari ini sampe 30 hari ke depan, setiap jam istirahat, lu harus dateng ke sini tepat waktu. Kalo gak-"

"Kalo gak apa?! Hah?!" potong Anneth cepat.

"Ya kalo lu gak mau nurut, terpaksa. Anggota gue yang harus jemput lu kayak tadi" Betrand mengedipkan satu matanya membuat Anneth bergidik karena jijik.

"Ngomong-ngomong soal mereka yang jemput gue tadi, ah gak! Narik gue dengan paksa lebih tepatnya. Tolong ya, ajarin temen-temen lu sopan-santun!  Biar gak kayak tadi. Seenaknya aja narik-narik orang yang lagi makan. Tanggung jawab lu! Makanan gue tadi belum abis dan gue masih laper sekarang" Anneth berkacak pinggang, meminta pertanggung jawaban dari Betrand.

Lengkara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang