2

1.3K 128 5
                                    

      

         Di sebuah ruangan khusus yang terdapat di lantai 4 SMA Lentera Garuda, 5 orang laki-laki dengan penampilan sedikit berantakan terlihat sedang berkumpul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


         Di sebuah ruangan khusus yang terdapat di lantai 4 SMA Lentera Garuda, 5 orang laki-laki dengan penampilan sedikit berantakan terlihat sedang berkumpul. Meski berada di satu ruangan yang sama, mereka tidak saling terlibat dalam obrolan. Mereka sibuk dengan aktivitas masing-masing. Sang ketua, Betrand, tengah duduk di kursi kebesarannya sembari memejamkan mata. Rici dan Rey sedang asyik bermain game di ponsel mereka masing-masing. Berbeda dengan Bima dan Ari yang tampak serius membaca buku di tangan mereka.

Tiba-tiba mata Betrand terbuka. Memperlihatkan sorot matanya yang begitu dingin dan bengis. Ia bangkit dan bersandar pada meja utama miliknya. Betrand menatap satu per satu anggotanya yang sedang sibuk dengan aktivitas masing-masing.

"Gimana? Udah ada kandidat?" tanya Betrand dengan suara tegas.

Rici, Rey, Ari dan Bima yang semula fokus pada aktivitasnya, segera meletakkan ponsel dan bukunya, lalu mengalihkan pandangan mereka ke arah Betrand.

Ari menggeleng lemah.

"Sejauh yang gue liat, belum ada siswa yang cukup kuat buat gantiin posisi kita" ungkap Ari.

"Sama. Gue juga belum nemuin calon yang cukup kuat buat jadi lawan kita di turnamen nanti" Rey menyalakan sebatang rokok dan menghisapnya perlahan. Menyebabkan banyak kepulan asap memenuhi ruangan tersebut.

'Braakk' Betrand meninju meja yang menjadi tempatnya bersandar.

"Sialan! Mereka yang memang lemah atau nyali mereka terlalu pengecut untuk menunjukkan siapa diri mereka yang sebenarnya di hadapan kita?!" rahang Betrand mengeras karena berusaha menahan emosi yang bergejolak di dalam dirinya.

"Saran gue sih, mending kita sabar dulu, Bet. Mengingat ini baru hari pertama sekolah, wajar kalo kita belum liat pertunjukkan apapun" saran Bima.

Betrand mengangguk kecil.

"Lu tenang aja, cepat atau lambat, kita akan temuin lawan yang sepadan buat gantiin posisi kita" timpal Rici.

"Gue harap seperti itu" Betrand berjalan dan memandangi keluar jendela. Ke arah kerumunan siswa-siswi yang sedang menghabiskan jam istirahat mereka.

"Kita gak mau ke kantin? Siapa tau ada tontonan menarik" tawar Rici kepada yang lain.

"Boleh. Ayo!" Betrand berjalan mendahului mereka, sedangkan Rey, Bima Ari dan Rici mengekor di belakang.

Pada saat Lengkara menginjakkan kakinya di tangga lantai 2, sebuah keributan terjadi. Dimana ada 2 orang siswa yang berkelahi, entah apa sebabnya. Tidak ada yang berani melerai mereka. Darah dan keringat sudah bercampur di tubuh mereka berdua. Lengkara tidak mempedulikan hal itu, karena bagi mereka, itu bukanlah hal yang menarik untuk ditonton. Mereka berlima tetap berjalan menuruni anak tangga dengan tatapan terus lurus ke depan.

Mereka berdua yang tadi sedang berkelahi, segera menyadari kehadiran Lengkara. Mereka pun menghentikan aksinya dan menyingkir, memberikan jalan kepada Lengkara agar bisa lewat. Tak lupa, mereka berdua juga membungkuk, memberikan tanda hormat kepada seluruh anggota Lengkara.

Lengkara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang