21

1.2K 132 17
                                    

"Morning princess kesayangan" sapa Betrand antusias.

"Morning..." Anneth tersenyum manis dan berjalan menghampiri Betrand yang sudah menunggu di atas motornya.

Betrand tidak henti-hentinya untuk menatap Anneth yang sedang berjalan ke arahnya.

"Beuh...!!!" tiba-tiba Betrand memundurkan kepalanya dan menutup mata, seperti orang yang sedang kesilauan.

"Eh kamu kenapa?" tanya Anneth panik.

Betrand membuka sedikit matanya.

"Cerah banget ya masa depan aku, sampe silau aku liatnya. Matahari aja kalah cerahnya sama muka kamu" gombal Betrand yang langsung dihadiahi tabokan maut oleh Anneth.

"Ish...aku kirain kamu kenapa. Bikin panik aja!" Anneth melotot ke arah Betrand, sedangkan laki-laki itu hanya cengengesan.

"Nih pake helm-nya, biar selamat sentosa sampe tujuan" Betrand membuka pengait helm-nya dan memasangkan helm tersebut ke kepala Anneth.

"Oh ya sayang, bundadari calon ibu mertua Betrand tersayang, ada di dalem gak? Mau pamitan" ucap Betrand tiba-tiba.

"Gak usah! Udah ayo buruan jalan, keburu siang!" Anneth langsung naik ke boncengan Betrand dan menyuruh laki-laki itu segera melajukan motornya.

Betrand pun hanya pasrah dan langsung menjalankan motornya, meninggalkan rumah Anneth.

Anneth bukannya tidak mengijinkan Betrand untuk bertemu dengan maminya, justru laki-laki itu sudah bertemu dengan mami Anneth kemarin malam saat Betrand baru saja pulang dari camp pelatihan dan langsung mendatangi rumahnya. Tapi, karena Anneth tidak ingin kerusuhan kembali terjadi apalagi mereka berdua sudah kesiangan untuk berangkat ke sekolah, maka Anneth tidak mengijinkan Betrand untuk bertemu dengan maminya kali ini.

-Flashback On-

Anneth dan keluarganya baru saja menyelesaikan makan malam mereka. Anneth pun membantu sang mami untuk membereskan meja makan, karena mbak yang biasa membantu maminya membereskan pekerjaan rumah sedang cuti karena ada acara keluarga. Sedangkan, papi Anneth langsung masuk ke ruang kerjanya karena ada beberapa pekerjaan kantor yang menumpuk dan harus segera diselesaikan. Alvaro, adik Anneth yang masih berusia 10 tahun, sudah berada di dalam kamarnya untuk mengerjakan PR.

Saat Anneth sedang mencuci piring, tiba-tiba terdengar suara bel rumahnya berbunyi.

"Biar mami aja yang bukain pintunya" mami Anneth yang sedang mengelap meja makan, langsung bergegas ke pintu depan. Anneth hanya mengangguk dan melanjutkan kegiatan cuci piringnya.

Tak lama berselang, mami Anneth kembali ke dapur.

"Neth, ada temen kamu tuh. Samperin dulu gih, biar mami yang lanjutin" mami Anneth mengambil alih pekerjaan Anneth.

Anneth tampak kebingungan. Siapa temannya yang berkunjung malam-malam begini ke rumahnya? Misellia? Atau Zara? Tapi jika mereka berdua yang ke sini, pasti Zara dan Misellia akan mengabarinya terlebih dahulu, sedangkan mereka berdua tidak mengatakan apapun kepada Anneth hari ini.

"Temen? Siapa, mi?" tanya Anneth sembari membilas tangannya yang licin karena sabun.

"Katanya sih, namanya Parto. Lucu dia, Neth. Ternyata masih ada ya jaman sekarang anak muda yang mau pake blangkon gitu" mami Anneth sampai geleng-geleng.

"Parto? Pake blangkon?" Anneth semakin dibuat bingung, siapa sebenarnya tamu dia malam ini.

Seingat Anneth, dia tidak memiliki teman yang bernama Parto dan rasanya tidak ada seorang pun yang berpenampilan se-nyentrik itu di sekolahnya sampai-sampai memakai blangkon kemana pun dia pergi. Lantas, siapa dia? Tak ingin mati penasaran, Anneth pun langsung berjalan ke depan untuk menemui tamunya tersebut.

Lengkara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang