"Zar, sebenernya ada apa sih? Kok lu bisa sampe kayak gini" tanya Betrand, setelah memastikan kondisi Zara sudah baik-baik saja.
Mata Zara menatap lurus ke depan, menerawang kembali kejadian yang tadi ia alami. Kemudian, pandangannya beralih kepada Betrand.
"Gue juga gak tau, kak. Intinya, hari ini gue lagi di rumah sendiri karena ortu gue lagi ke luar kota. Gue sengaja gak ngabarin Bima kalo gue sendirian di rumah, karena gak mau ngerepotin banyak orang kayak waktu itu karena harus jagain gue. Tiba-tiba, ada yang ngetok pintu rumah gue-" Zara terdiam sejenak, mencoba mengulang kejadian tadi di memorinya.
"Gue pikir mereka tamu, ya udah gue bukain aja. Tapi pas gue liat, ternyata ada sekitar 3 orang cowok berdiri di depan rumah gue. Mereka pada pake masker, gue pikir anak-anak Lengkara, tapi yang gue heran, kenapa mereka gak pake jaket yang biasa kalian pake. Belum sempet gue ngomong apa-apa, tiba-tiba mereka nyerang gue kak. Gue berusaha lawan, tapi tenaga gue kalah jauh. Sampe akhirnya gue berhasil nelfon Bima buat minta tolong tapi ponsel gue langsung direbut dan dibanting. Mereka berusaha nyakitin gue dengan nyekik leher gue, gue berusaha lawan sampe akhirnya gue kepleset dan masuk ke kolam renang. Ada dua orang yang ikut gue nyebur dan berusaha nenggelemin gue, sampe akhirnya gue gak inget apa-apa lagi. Begitu bangun, gue udah liat kalian semua" jelas Zara.
"Sialan! Kalo gue ketemu sama pelakunya, gue pastiin dia bakalan lebih menderita dari ini" Bima mencengkeram kuat sprei di ranjang Zara. Sorot matanya terlihat dipenuhi kemarahan.
Betrand larut dalam pikirannya sendiri. Belum selesai masalahnya dengan Anneth, dia sudah dihadapkan dengan masalah yang baru, bahkan hampir merenggut nyawa Zara. Betrand mencoba menerka-nerka, siapa dalang dibalik ini semua? Kenapa mereka berani berbuat senekat ini?
"Apa ini ada hubungannya sama musuh kalian?" Betrand spontan menoleh ke arah Misellia, begitu juga dengan Rey, Bima, Rici dan Ari.
"Beberapa waktu lalu, Zara sempet dapet teror yang ditaruh di lokernya. Sebuah foto dimana ada kak Bima dan Zara di sana, yang udah disobek-sobek terus disambungin lagi pake selotip dan ada tulisan yang intinya, nasib Zara akan jauh lebih buruk dari foto itu kalo dia masih berhubungan sama lu kak" Misellia menunjuk ke arah Bima.
Bima tampak shock mendengar penuturan Misellia.
Betrand langsung menghampiri adiknya itu. Dia menatap ke dalam mata Misellia untuk mencari kebohongan di sana, tapi tidak Betrand temukan. Itu artinya, apa yang dikatakan Misellia sepenuhnya benar.
"Kapan dan dimana teror itu terjadi?" selidik Betrand.
Misellia mendongakkan kepalanya, mencoba mengingat-ingat waktu kejadian.
"Waktu kalian camp pelatihan, tepatnya di hari ketiga" sahut Anneth, membuat Betrand langsung menoleh ke arahnya.
"Nah iya bener, waktu camp pelatihan hari ketiga" Misellia membenarkan ucapan Anneth.
"Camp pelatihan, hari ketiga?" monolog Betrand.
Laki-laki itu langsung terdiam, entah apa yang sedang dipikirkan olehnya.
"Apa jangan-jangan, ini beneran ada hubungannya sama musuh-musuh kita? Tapi siapa?" Rey mencoba memikirkan kemungkinan siapa sang pelaku dibalik ini semua.
"Kemungkinan besar Crown Defender, mereka satu-satunya musuh bebuyutan kita. Tempo hari, mereka kan nyusup ke sekolah kita buat ngeletakin bom. Bisa jadi, orang yang sama masuk ke sekolah kita dan ngasih surat teror itu ke loker Zara" ungkap Rici mencoba menerka semua kemungkinan yang ada.
"Tapi, di hari itu, sekolah masih dijagain sama anak-anak Lengkara, mustahil ada penyusup yang bisa masuk" sanggah Ari.
Pada saat itu, sekolah SMA Lentera Garuda memang sedang dijaga oleh banyak anggota Lengkara yang berjaga-jaga di sekeliling sekolah. Hanya warga sekolah SMA Lentera Garuda saja yang boleh keluar-masuk, bahkan jika ada orang luar yang ingin masuk, harus menyerahkan kartu identitas mereka dan juga menjelaskan maksud dan tujuan mereka datang ke sekolah. Jika memang bukan urusan yang penting dan genting, mereka tidak diperbolehkan untuk masuk ke dalam dan diminta untuk kembali pulang.
![](https://img.wattpad.com/cover/308724802-288-k785272.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lengkara [END]
FanfictionApa jadinya jika sebuah sekolah yang biasanya hanya fokus pada urusan akademik, justru memiliki tingkat kasta di dalamnya? Dimana mereka yang memiliki kasta paling rendah, akan menjadi 'sampah' dan diinjak-injak oleh mereka yang memiliki kasta lebih...