Betrand memandangi ikan-ikan yang berenang di kolam ikan yang ada di belakang rumahnya. Entah sejak kapan laki-laki itu sudah berada di pinggir kolam dan menatapnya dengan seksama. Betrand tampak mengenakan kaos oblong dan celana pendek, serta rambut berantakan yang masih basah karena baru saja selesai mandi.
Hari ini, sekolah diliburkan karena kekacauan yang terjadi kemarin. Karena tidak ingin membahayakan anak didiknya, maka sekolah memutuskan untuk meliburkan mereka semua selama beberapa hari ke depan hingga kerusakan yang terjadi selesai diperbaiki dan sekolah sudah aman serta nyaman untuk kembali dipakai.
Tiba-tiba laki-laki itu mengacak rambutnya dengan gusar.
"Aelah...ngitungin ikan di kolam gini lama-lama yang ada mata gue jereng buset. Mana ikannya gak bisa diem" gerutu Betrand.
"Tapi gue mau ngapain lagi? Bosen astaga" Betrand berdiri dan menghentak-hentakkan kakinya di tanah.
Karena sudah bosan berada di luar, ditambah dengan terik matahari yang semakin menyengat, Betrand memutuskan untuk masuk ke dalam rumahnya. Sepi. Tidak ada siapapun yang Betrand temui saat ia memasuki rumahnya yang sangat besar, hal ini tentu membuat Betrand semakin merasa bosan dan tidak betah untuk berdiam diri terlalu lama.
Betrand pun akhirnya naik ke lantai atas untuk ke kamarnya. Saat akan masuk ke kamar, Betrand melihat pintu kamar Misellia yang terbuka sedikit. Laki-laki itu mengurungkan niatnya untuk masuk ke kamarnya sendiri dan justru masuk ke dalam kamar adik kesayangannya.
"Lagi ngapain lu?" Betrand membuka lebar-lebar pintu kamar Misellia dan berdiri di ambang pintu, sembari memperhatikan Misellia yang tampak serius di depan laptop-nya.
"Nonton drakor" jawab Misellia singkat, tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.
Betrand menghela napasnya.
Misellia memang sangat menyukai hal-hal berbau KorSel, mulai dari K-Pop sampai drakor. Jadi, ketika ada waktu senggang, Misellia akan menghabiskan seluruh waktunya untuk streaming musik K-Pop dan juga menonton drakor favoritnya.
"Temenin gue yuk? Maen PS di bawah" pinta Betrand dengan memelas.
"Ogah! Sendiri aja kenapa sih?" Misellia masih tidak menatap ke arah Betrand.
"Dih...gak seru lah main sendiri. Atau main kartu gitu, apa kek yang seru. Gabut gue" Betrand masih berusaha membujuk adiknya agar mau menemaninya.
"Berisik banget sih! Mending lu nge-date bareng Anneth sono, daripada ngomong mulu" akhirnya Misellia mau menatap ke arah Betrand, namun dengan tatapan tajamnya.
"Yah boro-boro. Gue aja gak boleh ke rumahnya, katanya gue harus di rumah buat istirahat" kata Betrand sembari menyilangkan kedua tangannya di dada.
"Ya udah, kalo gitu lu tidur aja sono! Jangan ganggu gue elah" keluh Misellia, karena Betrand masih kekeuh berdiri di depan kamarnya.
"Dih...mana bisa gue diem-diem aja? Gak bisa, Sell. Gue gabut, gue bosen aaaakkkk" racau Betrand tidak jelas.
"Bodo amat! Itu derita lu! Udah sono, pergi gak lu? Sebelum gue timpuk nih" Misellia memegang sebuah benda di tangannya dan bersiap untuk melemparkannya ke arah Betrand.
Karena tidak ingin semakin terkena amukan dari Misellia, akhirnya Betrand pun langsung ngacir dan masuk ke dalam kamarnya.
"ONYO NYEBELIN...!!! KENAPA PINTUNYA GAK LU TUTUP SEKALIAN??!!!" teriak Misellia penuh emosi saat menyadari pintu kamarnya yang masih terbuka lebar akibat ulah Betrand.
Sedangkan yang menjadi pelaku utama, hanya cekikikan di dalam kamarnya.
Betrand duduk di tepi ranjangnya sembari menatap keluar jendela. Ia sangat tidak betah jika harus berdiam diri seperti ini di dalam rumahnya. Tiba-tiba, sebuah ide muncul di otaknya. Betrand tersenyum sumringah dan bergegas mengganti pakaiannya dengan baju yang lebih sopan, yaitu celana jeans panjang warna hitam, kaos polos putih serta jaket denim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lengkara [END]
FanfictionApa jadinya jika sebuah sekolah yang biasanya hanya fokus pada urusan akademik, justru memiliki tingkat kasta di dalamnya? Dimana mereka yang memiliki kasta paling rendah, akan menjadi 'sampah' dan diinjak-injak oleh mereka yang memiliki kasta lebih...